tri pulang. Kalau bukan karena hal mendesak, pria itu tidak sudi menghabiskan waktunya un
n sepatu semakin mendekat menuju kamar. Begitu pintu ka
tin to the point nadanya dingin, membua
aut tak menyenangkan dari Justin yang terlihat marah s
an apa lagi yang
akkan tas di sana, melepas jilbabnya, seolah tidak pedul
aku apa ini?
empar sebuah amplop cokelat berisikan beb
ada tenang sekalipun wajahnya me
ngambil amplop cokelat yang jatuh ke lantai. Wanita itu langsung
a Justin lagi, penuh penekanan. "Apa sebenar
hubungan ini, Mas," kata Shakila beru
ya Justin bersikap emosian padanya, tapi hari ini pria itu tampak sedikit berbeda
u sangat ingin meremas wajah istrinya sampai puas. Namun, fak
Katamu aku bisa melakuka
ukannya?!" Matanya melotot seperti siap keluar dan Shakila be
kila jengkel, bisa-bisanya ha
pria mana saja, begitu?" Justin memotong, kal
ahkan gak peduli kamu melakukan hal-hal kotor di belakangku. Terserah kamu mau ngapain, aku gak peduli.
an tak pernah mempermasalahkannya, tapi kenapa untuk masalah dokumen penceraian saja pria itu marah
tin, kenapa pria itu tetap kekeuh mempertahankan perni
telah menyimpan surat ini." Shakila kembali m
manik cokelat itu untuk menemukan kebohongan kemudian melipat bi
hidup!" kata pria itu, langsung memberi ancaman telak yang membuat Shakila merasa agak n
tak tahu belas kasih? Shakila bahkan sempat berpikir ka
karena perjodohan, tapi bukan berarti kamu bisa memperlakukanku seenak jidatmu, Mas!" serang Shakila lebih
Justin masih sanggup mempertahankan sikap norm
t penceraian itu, dan jangan mengadu apa pun pada papa," kata
ohkan mereka berdua. Wiratama sangat menyayangi menantunya melebihi anak sendiri. Jika saja beliau
isa mati tanpa kepala. Begitu dahsyat amarah dari sang ayah, karena it
diri. Pria itu hanya memikirkan harga dirinya, tapi tidak pernah mau m
kan tidak berniat memb
rencana supaya semua orang termasuk keluargaku tahu kalau a
tu bajingan. Aku bisa saja mengatakannya, Mas. Tapi maaf, aku t
enyedihkan, dan Justin yang egois. Sampai kapan pun keduanya tak akan pern
ak perdebatan. Pria itu mulai mengalah, dia pun mengatakan pada sang ist
ustin maksud, sebelah alis
an acara makan malam. Papa bilang ingin b
u s
bukan? Jadi, jangan pernah mengungkit benda menjijikkan ini di depan
dengan ayah-ibunya dan Shakila tentu tahu alasannya adalah karen
mau. Hanya saja, jika melihat kondisi rumah tangganya
tuh istrinya selama empat tahun ini. Benar, Shakila mas
lum Justin benar-benar menghilang dari kamar menuju
tap punggung suaminya yang
ihat, siapa yang akan merangkak lalu b
*