img Hasrat Liar Istri Salihah  /  Bab 4 Bagian | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Bagian

Jumlah Kata:1508    |    Dirilis Pada: 15/04/2025

nyalakan motor da

suka memancing, dan entah mengapa aku merasa sudah cukup lama mengenalnya. Sejak

ena jarang ketemu, tempat kami berjauhan beda kecamatan. Saat main ke rumahnya istrinya sedang tidak ad

aji buat gue, dan buat lu itu beda?

ggak bisa bohong, ada sesuatu dari tatapan Umi Haji tadi y

kejantanan seorang Fadly, hehehehe," u

ogi kok lengkap banget. Jangan-jangan

kalau pemahaman seksiologi, mu

njadi pendengar yang baik ketika temannya curhat. Pemikirannya lebih terbuka dan wawasannya juga cukup luas dalam

Sementara istriku sibuk dengan Zidan. Baru saja selesai mengeringkan tangan dengan handuk

lebih cepat, seperti sebelum ujian matematika dulu. Anehnya

di terlalu banyak bercanda di warung, hehe. Kadang

l beberapa detik. Menim

juga seneng bisa ngobrol lama sama Umi

pir seketika, seak

rasa nyaman aja ngobrol sama Mas Fadly. Mungkin karena Mas F

u tetap tertuju ke layar

alau lagi ngobrol sama Umi. Buat saya,

muncul lagi. Dia se

... bukan cuma di warung ya, tapi...

tara dinginnya angin sor

isa bantu, saya bantu. Maaf ya

pertinya dia mengerti dan tak la

dan sesekali bertegur sapa dengan tetangga yang lewat. Zidan sudah tidur, sepert

lku bergetar pelan. Seb

emenin ngobrol di rumah? Pa

gan makan malam, tapi karena kata-kata itu. Terlalu biasa kalau dibaca cepat. Tapi bagi se

kesetrum. Antara penas

enatap ponsel. Rasanya seperti berdiri di

mah saya kecil, dan malam-malam begini susah cari a

gup. Mungkin dia akan memaha

tik-titik mengeti

nggu, kok. Kadang cuma... pengin ada suara

bibir, lalu

u ngobrol lewat chat ini a

li ini dengan nada yang te

e umi merasa Mas Fadly satu-satunya orang yang benar-benar nangge

tapi karena... aku merasa seolah sedang diseret perlah

ya, aku ti

ak cuma mata, tapi hat

a tak ada lagi balasan. Mungkin

u sendiri untuk tetap bertahan. Masa sama Ustazah Naila aja bisa tahan go

tubuh. Kadang ia datang dari kehangatan kata-kata, dan rasa yang

sepuluh malam. Suara kipas angin masih mengisi ruangan, kadang diseli

elahan seharian mengurus rumah dan si kecil. Aku masih duduk di pinggir

gelisah di dalam dada, laya

uar sebentar? Umi cuma pengen dite

ndek, tapi r

h kenapa, aku mulai merasa seolah digiring oleh sesuatu yang tidak bisa kutolak-buk

afasnya tenang. Aku tahu ia mempercayaiku. Dan m

tuk sekadar menjauh dari kehangatan yang seharusnya mena

nnya. [Umii

lagi duduk sendiri di dapur. Lagi nyed

as panjang, lal

a bisa dengerin lewat sini.

rikutnya membua

apan. Biar bisa tahu beneran dide

nya nyawa sendiri, menggelitik kes

ar... nanti Umi beneran

ma. Lalu hilang. Lalu muncul la

endiri bingung... kenapa pengen bang

bersalah, penasaran, dan kerinduan akan sesu

ku menuju pintu depa

kembali

ak apa-apa. Umi bisa tahan. Umi perempu

ri Umi Haji. Ada bagian dari diriku yang ingin melangkah kel

a, orang-orangnya masih suka mengamati, bertanya, dan menggoda, bahkan pada hal yang tampak biasa. Apalagi ini malam Minggu, malam libur. Jalanan past

mbalas

, maklum malam libur. Nanti malah jadi bahan omong

ku kira dia tersinggung atau kecewa.

yang lain. Justru itu yang bikin umi penasa

alam-dalam aroma malam dari bal

l yang pelan-pelan menggeser din

i lagi, pende

, Umi. Tapi jangan lupa, saya ini

a satu kalimat yang menggantu

n biasa... yang sedang lel

masih tertidur damai. Kuhapus semua notifikasi, lalu kubaringkan tubuhku pel

dari ujian yang tak bisa kusebutkan pad

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY