tidur yang tampak seperti sesuatu yang keluar dari majalah desain interior itu semakin membuatnya merasa kecil dan terasing. Ia melirik sekeliling,
anya ke titik ini. Hujan lebat, kemacetan, truk yang menabrak mobilnya-semua itu berputar-putar di pikirannya, seperti mimpi buruk yang tak bisa dia he
tahu hanya melalui berita dan gosip bisnis. Tiba-tiba, dia merasa tertarik untuk mengetahui lebih banyak. Apa yang membuat pria ini memili
rasa marah yang mendalam. Ia merasa seperti boneka yang diperma
pengganti. Mereka tidak bisa memiliki anak sendiri dan membutuhkan seorang wanita yang bersedia mengorbankan dirinya untuk membantu mereka. Mereka akan memberi
rang pelayan wanita muda masuk dengan membawa nampan berisi makanan. Pelayan itu meletakk
tanya penuh empati. "Makanlah dulu, Nona. Anda
i karena perasaan bingung dan marah yang melanda dirinya. Namun, dia tahu bahwa dia harus
n itu tersenyum lembut dan berjalan keluar, meninggalk
sayuran segar, dan sepotong kue cokelat yang tampaknya baru dipanggang. Namun, semua itu terasa tid
nya mereka inginkan dariku?" pikirnya dalam h
uasi ini sangat berbahaya, sesuatu dalam dirinya memaksa untuk mencari kebenaran. Dia tidak bisa membiarkan dirinya
lampu kristal yang memancarkan cahaya redup hanya membuat suasana semakin suram. Pintu besar yang terbuat dari kayu mahoni terbuka, dan Ivan masuk ke dalam
ara berat, "sudahkah kamu mence
adi, Ivan? Mengapa aku di sini? Apa yang kalian inginkan dariku?" suara A
keadaan yang kamu inginkan, tetapi aku menjamin bahwa kamu akan diperlakukan dengan baik di sini. Kami
gan nada tinggi. "Kau pikir aku hanya akan mengorbankan hidupku begitu
a lebih banyak yang terjadi di balik layar ini daripada yang kamu kira. Aku tidak bisa
g disembunyikan darinya, sesuatu yang lebih besar dari apa yang Ivan katakan.
p Alina dengan tatapan yang penuh arti. "Ka
ingin terjebak dalam permainan yang tidak
ng keras ini. "Kamu tidak punya pilihan, Alina," jawabnya dengan suara datar, "Kamu sudah terjebak dala
terhimpit, terperangkap dalam dunia yang dia sendiri tidak pilih. Dia tida
m hati, meskipun keraguan menggerogoti pikirannya. "Aku tidak aka
rongan kuat dalam dirinya untuk mencari jalan keluar. Dia tidak bisa menerima kenyataan ini begitu saja. Jika hidupnya
un dengan derasnya. Dan Alina tahu, bahwa malam itu hanya