/0/23569/coverbig.jpg?v=30c7579260f34e7ba9b4b47dc6d84016)
Alina Daryanov dikenal sebagai seorang profesional yang cerdas dan penuh ambisi. Dia memiliki karir yang gemilang, namun sering kali dicap sebagai wanita yang terlalu terfokus pada pekerjaannya dan tidak memiliki kehidupan pribadi. Meski usianya terus bertambah, Alina belum pernah menjalin hubungan serius, dan masyarakat sekitar sering menggoda bahwa dia akan tetap sendiri selamanya. Suatu malam, setelah bekerja lembur hingga larut, Alina terjebak dalam kemacetan parah akibat hujan lebat dan angin kencang yang melanda kota. Ketika dia hendak pulang ke rumah, sebuah truk kontainer yang mengalami kerusakan mesin menabrak beberapa mobil di jalan, termasuk mobilnya. Namun, bukannya berakhir tragis, Alina terbangun di sebuah tempat yang asing, terbaring di ranjang bersama seorang pria yang tampaknya baru saja menghabiskan malam pertama bersama dirinya. Ternyata, Alina telah menjadi istri kedua dari seorang konglomerat kaya bernama Ivan Vasiliev. Setelah kecelakaan itu, Alina diculik dan dipaksa untuk menjalani pernikahan kontrak sebagai ibu pengganti atau surrogate mother untuk pasangan suami istri yang kaya raya, yang sudah lama berjuang untuk memiliki anak. Tanpa sadar, Alina kini terjebak dalam dunia yang penuh rahasia, manipulasi, dan ketegangan emosional. Menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam sebuah permainan yang jauh lebih besar daripada yang dia bayangkan, Alina harus memilih antara menjalani kehidupan yang penuh tekanan atau melawan untuk mendapatkan kebebasan yang telah lama ia impikan. Bagaimana Alina akan menghadapi kenyataan yang mengguncang hidupnya dan memutuskan jalan hidupnya selanjutnya? Akankah dia merdeka dari permainan yang lebih besar ini, atau akankah dia terus terperangkap dalam dunia yang penuh ambisi dan rahasia gelap?
Alina Daryanov menatap layar komputer dengan penuh konsentrasi, jemarinya mengetik dengan cepat dan tanpa henti. Keheningan malam di kantor yang hampir kosong itu terasa bagai teman setia. Pekerjaannya yang padat dan penuh tantangan selalu membuatnya melupakan segala hal di luar meja kerjanya. Dia tidak memiliki waktu untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Tidak ada waktu untuk kencan, tidak ada waktu untuk pertemuan sosial yang sering dianggap sebagai bagian dari kehidupan normal seorang wanita seusianya.
Alina sudah terbiasa dengan label "perawan tua" yang sering dilemparkan oleh mereka yang merasa berhak mengomentari hidupnya.
Namun, bagi Alina, karir adalah segalanya. Tidak ada yang lebih penting daripada kesuksesan. Dia tahu betul bahwa hidupnya mungkin akan selalu seperti ini: penuh dengan rapat-rapat yang menuntut, tenggat waktu yang ketat, dan pengorbanan yang tak terhindarkan. Tetapi dia tak pernah menyesal. Dunia ini sangat menuntut, dan Alina tahu hanya dengan ketekunan dan ambisi, dia bisa mengukir namanya di puncak kesuksesan.
Malam itu, seperti malam-malam lainnya, Alina menghabiskan waktu di kantornya yang terletak di lantai 36 sebuah gedung perkantoran tinggi. Hujan deras mulai turun di luar jendela kaca, dan angin kencang meniup dedaunan dari pohon-pohon yang ada di trotoar. Suara desiran hujan yang semakin keras semakin menyatu dengan suara ketikan cepat dari jari-jarinya. Alina menatap jam dinding di ujung ruangan. Pukul 9 malam. Dia tahu sudah saatnya untuk pulang, namun tenggat waktu untuk menyelesaikan laporan keuangan bulan ini masih menunggunya.
Alina memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya beberapa saat lagi. Tak peduli berapa lama lagi, dia akan menyelesaikan semuanya malam ini. Namun, tiba-tiba ponselnya berdering. Alina menoleh, melihat nama teman sekantornya yang muncul di layar. Ia mengambil ponsel dengan sedikit kesal, merasa terganggu oleh panggilan yang tidak penting.
"Alina, kamu di mana? Ayo, kita makan malam bersama. Jangan bilang kamu masih di kantor," suara Liza terdengar riuh melalui ponsel, memecah kesunyian malam.
Alina menghela napas panjang. "Aku baru saja selesai dengan rapat dan masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Tidak ada waktu untuk makan malam, Liza," jawab Alina, suaranya sedikit datar, tanda bahwa dia tidak berniat melanjutkan percakapan.
"Tapi kamu harus beristirahat. Kamu akan jadi perawan tua kalau terus seperti ini!" kata Liza dengan tawa yang menggema di ujung telepon, seolah-olah kata-katanya itu adalah lelucon.
Alina terdiam sejenak. Kata-kata itu terasa seperti pisau yang menyayat. Meski sudah sering mendengarnya, tetap saja rasa sakit itu selalu muncul. Begitu banyak orang yang menganggapnya seperti itu, seorang wanita yang terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga lupa akan kehidupan pribadinya.
"Ya, ya. Aku tahu," jawab Alina dengan sedikit ketus. "Kamu bisa pergi sendiri. Aku harus menyelesaikan ini dulu."
Setelah menutup telepon, Alina menatap layar komputernya dengan perasaan campur aduk. Liza benar, kadang-kadang dia merasa terjebak dalam rutinitas yang tak ada habisnya. Tetapi Alina tahu, ada harga yang harus dibayar untuk mencapai apa yang dia inginkan. Mungkin dia tidak memiliki waktu untuk hal-hal seperti makan malam dengan teman-teman, kencan, atau membangun hubungan, tetapi itu adalah pilihan yang dia buat. Setidaknya, dia bisa membanggakan dirinya dengan karir yang cemerlang.
Setelah beberapa jam lagi menghabiskan waktu untuk menyelesaikan laporan, Alina akhirnya memutuskan untuk pulang. Namun, jalan menuju rumah tak semulus yang dia harapkan. Hujan yang semakin deras membuat kemacetan di jalan-jalan kota semakin parah. Lampu-lampu kota yang samar-samar terlihat dari balik kaca mobil menambah suasana yang semakin gelap dan sepi. Alina merasa lelah, tubuhnya terasa kaku setelah berjam-jam duduk di depan layar komputer.
Dia mempercepat langkahnya menuju mobil, berharap bisa sampai rumah sebelum terlalu larut. Tetapi jalanan ternyata jauh lebih buruk dari yang dia duga. Tak hanya hujan lebat yang mengguyur kota, tetapi angin kencang yang datang tiba-tiba membuatnya merasa cemas. Alina melihat ke arah jendela mobil, khawatir akan kondisi jalan yang semakin berbahaya.
Mobil-mobil di sekitar dia bergerak perlahan, dan Alina merasa frustrasi. Dia memutar musik di mobilnya, mencoba untuk mengalihkan pikirannya. Namun, tiba-tiba terdengar suara keras dari belakang. Sebuah truk kontainer yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak beberapa mobil di depannya. Alina hanya sempat melihat kilatan cahaya dari kaca spion sebelum sebuah benturan keras mengguncang tubuh mobilnya.
Kaca depan mobilnya pecah, dan mobilnya meluncur beberapa meter. Kepalanya terhantam setir, dan semuanya menjadi gelap.
Ketika Alina membuka matanya, dia merasa sangat bingung. Seluruh tubuhnya terasa pegal dan sakit. Pandangannya kabur, dan ruangan di sekelilingnya tampak asing. Perlahan, ia mencoba duduk, merasakan rasa sakit di kepalanya. Namun, saat matanya menatap sekeliling, dia terkejut.
Di sampingnya, seorang pria duduk di kursi, wajahnya tampak serius dan khawatir. Ia segera meraih tangannya dan dengan lembut menahannya.
"Aku tahu ini tidak mudah, Alina," kata pria itu dengan suara berat. "Tapi kamu harus kuat."
Alina terdiam, kebingungannya semakin bertambah. Siapa pria ini? Mengapa dia berada di sini? Dan bagaimana bisa dia berada di tempat yang tampaknya seperti kamar tidur yang mewah ini?
"Siapa... siapa kamu?" tanya Alina, suaranya bergetar.
Pria itu menarik napas panjang, tampaknya ragu-ragu untuk berbicara. "Aku Ivan Vasiliev. Kamu... kamu sekarang adalah istri keduaku."
Kata-kata itu seperti petir yang menghantam. Alina terkejut, tidak bisa mempercayai apa yang baru saja dia dengar. Istri kedua? Apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa berada di sini?
Ivan melanjutkan dengan suara lebih rendah, "Kamu telah setuju untuk menjadi ibu pengganti kami. Kami membutuhkan bantuanmu, Alina."
Alina merasa pusing, otaknya seperti dipenuhi dengan ratusan pertanyaan yang tak bisa dijawab. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Siapa yang mengontraknya? Mengapa dia harus menjadi ibu pengganti untuk pasangan yang tidak dikenalnya?
Dia menggigit bibirnya, berusaha menenangkan diri. Dia harus tahu apa yang sedang terjadi, dan kenapa dia bisa terperangkap dalam situasi yang sangat aneh ini.
"Alina, aku tahu ini tidak mudah," lanjut Ivan. "Tapi kamu harus menerima kenyataan ini. Kami membutuhkan kamu."
Alina merasa perasaannya tercabik-cabik antara kebingungannya, ketakutannya, dan rasa marah yang mulai muncul. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Mengapa dia terjebak dalam permainan yang begitu gelap dan tak terduga ini?
Seperti terjebak dalam perangkap yang tidak dia pilih, Alina merasa hidupnya kini berubah selamanya. Dan yang lebih menakutkan, dia tahu bahwa keputusan yang harus dia ambil akan menentukan masa depannya.
Bagaimana dia bisa keluar dari permainan ini? Atau akankah dia terjebak di dalamnya, terperangkap dalam cengkeraman kekuatan dan ambisi yang tak terelakkan?
Katrina benar-benar terkejut ketika mengetahui bahwa dirinya telah dijodohkan dengan pria pilihan ayahnya. Pernikahan yang diselenggarakan secara mendadak ini merupakan permintaan sahabat ayahnya yang telah lama mengenalnya. Kondisi ayah yang sedang sakit parah membuat Katrina tidak bisa menolaknya. Pernikahan itu dilaksanakan dengan sangat sederhana, hanya dengan mahar yang seadanya, tanpa banyak perayaan. Menjadi istri dari seorang Gavin Ardian tidak pernah terlintas dalam pikiran Katrina. Apalagi setelah pernikahan itu, Katrina baru mengetahui bahwa Gavin masih memiliki kekasih dan masih menjalin hubungan dengan wanita lain di belakangnya. Rasa kecewa dan amarah menguasai hatinya. Namun, di balik keputusan mendadak sang ayah, ada sebuah rahasia yang lebih besar. Ayah mertuanya memintanya untuk membuat Gavin putus dengan kekasihnya. Tugas Katrina adalah membuat Gavin jatuh cinta padanya dan menjadikannya miliknya, agar hubungan dengan kekasih lamanya berakhir. Apakah Katrina mampu menjalankan misi ini, atau justru terperangkap dalam perasaan yang semakin rumit?
Gadis itu menunduk, menyembunyikan raut ketakutannya. Malam ini, ia terpaksa kembali pulang lebih larut untuk membersihkan ruangan CEO baru. Ia harus menurut perintah atasannya demi menghindari ejekan dari rekan-rekannya. Biasanya, tugas ini bukan hal baru bagi Valeria, namun entah kenapa malam ini terasa sangat berbeda. Valeria sedang memoles meja kaca di ruang kantor CEO ketika tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya ke dalam sebuah ruangan tersembunyi. Ruangan itu jauh lebih besar dari yang ia duga, dengan kasur king size di tengahnya. Tubuh kecil Valeria terdorong dengan keras ke atas kasur, diikuti oleh tubuh tinggi dan kekar seorang pria yang menjepitnya dengan tangan besar, menahannya dengan cengkraman yang tak terelakkan. Seseorang yang tak ia kenali, namun sepertinya dia bagian dari dunia yang sangat berbeda-sebuah dunia yang kini menuntutnya untuk menjadi bagian darinya.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih