alam kebingungannya, dan rumah yang dulu penuh dengan kebahagiaan yang kini terasa seperti tempat yang asing. Udara pagi yang dingin menusuk kulitnya, namun di dalam hatinya
r, hampir seperti dia ingin menghancurkannya. Begitu duduk di kursi pengemudi, ia meraih stir deng
gan Amanda yang tak lebih dari sekadar pembantu yang tak sengaja terperangkap dalam situasi yang lebih besar dari yang bisa ia kontrol. Zevan merasa seolah-olah semuanya telah runtuh dalam
Pikirannya kacau, bergejolak dengan perasaan yang tak terkatakan-amarga Clara, karena Amanda, dan karen
cemas semakin menyesak. Ia tahu bahwa setelah kejadian semalam, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk memperbaiki hubungan mereka. Zevan sudah sangat ja
saja. Keputusan yang telah diambilnya, untuk berselingkuh dengan pria lain, adalah langkah yang tak bisa ia tarik kembali. Ia merasa seolah-olah terpera
anya bertemu dengan Amanda yang kini muncul dengan wajah bingung. Amanda tampak ketakutan, tubuhnya bergetar, seolah-olah dia juga masih
yang... apa yang terjadi tadi malam?" Clara tidak
terbangun di sana... di tempat tidur bersama Zevan. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku ada di sana." Suaranya
uasi ini. Amanda hanya seorang gadis muda yang baru beberapa hari bekerja di rumah mereka,
manda melanjutkan, matanya mulai berkaca-kaca. "Zevan pasti sangat mar
tinya penuh dengan kecemasan. "Kamu tidak bisa pergi, Amanda. Jang
gannya. "Tapi aku... aku tidak bisa melakukan ini. Aku
kan gadis itu. "Ini bukan salahmu. Kita harus berhadapan dengan Zevan. Kita
tahu betul bahwa, meskipun ia berusaha menguatkan Amanda, dirinya sendiri tak lebih
lah ia sedang bergerak menuju suatu tempat yang tak jelas. Ia tak tahu ke mana ia pergi-hanya berusaha melepaskan amar
a di depannya. Dunia yang dulu penuh dengan harapan kini terasa seperti kenangan buram yang sudah terlalu jauh untuk dijang
Bagaimana bisa ia kembali seperti dulu? Bagaimana bisa ia memperbaiki semuanya yang telah retak? Clara, Aman