ti, dan kenyataan bahwa ia terbangun dengan gadis lain di sisinya-semuanya membanjiri pikirannya. Sebuah kebingungan yang mendalam menyelimuti dirinya. Ia m
elas. Ia tampak takut, namun juga berusaha menenangkan dirinya sendiri. Seperti ada pertanyaan yang tak terucapkan di antara mereka berdua-apa yangtenggorokannya. "Bagaimana bisa... bagaimana bisa kamu ada di sini?" Suaranya
. Aku... tidak ingat apa-apa. Aku tidak tahu bagaimana bisa aku ada di sini." Suaranya
-olah ada yang telah dihancurkan dalam dirinya. Pengkhianatan yang begitu tajam itu, rasa sakit yang luar biasa, kini bertambah dengan kenyataan bahwa ia terbangun de
lingkuhannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Dengan segenap amarah yang meluap, Zevan bergegas keluar dari kamar tidur, melangkah cepa
tak terbaca. Sepertinya ia sudah tahu, atau setidaknya merasa bahwa segala sesuatunya telah berubah.
"Apa lagi yang akan kau katakan padaku? Kau tahu semuanya
nyikan lagi. "Zevan, aku... aku tidak bisa menjelaskan semuanya dengan
hnya mendekat dengan cepat. "Kau yang menghancurkan semuanya. Kau yang memilih untuk
ampir seperti ada sesuatu yang sedang menunggu untuk meledak. "Zevan, aku tidak tahu harus bagaim
Kau pikir kata-kata itu bisa memperbaiki apa yang sudah kau rusak? Kau membuatku merasa
mata yang sudah mulai mengalir. Ia tahu betul bahwa kata-kata atau penyesalan tak akan mengembalikan apa yang telah hilan
pahitan. "Aku merasa seperti aku telah memberi semuanya untukmu, dan kau menghancurkannya beg
tak ada jalan kembali, dan apapun yang terjadi sekarang, semuanya telah berubah. "Aku mencintaimu, Ze
gungannya. Sesuatu yang lebih gelap dan lebih mematikan: rasa keinginan untuk membalas dendam. Perasaan
anya seperti bisikan dingin yang menusuk. "Kita tidak bi
Namun, jauh di dalam dirinya, ada perasaan yang semakin tumbuh-keinginan untuk menghancurkan apa yang telah dihancurkan oleh Clara. Ia tidak tahu
g teramat dalam di dadanya. Di luar, udara pagi terasa dingin, dan meskipun matahari m