avo berdiri dengan tatapan tajam, tidak mempercayai apa yang baru saja dilihatnya. Matanya bergulir
ndela tiba-tiba terdengar seperti suara gemuruh yang menakutkan. Baga
apan yang tidak penuh penyesalan, melainkan kebingungannya s
icara, suaranya bergetar dengan amarah yang tidak
rdengar. Ia berusaha berbicara, tapi kata-kata terasa begi
g. Apa yang bisa ia katakan? Ia telah melanggar segalanya, mengkhianati kepercaya
ngandung kebencian yang dalam. "Kau... kau ada
tersengal, dan wajahnya yang biasanya tenang berubah
begitu lemah, begitu penuh dengan penyesalan. Namun, di sisi l
dengan mata yang hampir tidak mengenalinya lagi. "Evelyn
pnya. Ia telah mengkhianati Gustavo. Dan yang lebih buruk, ia telah membuat Evelyn berada dalam posisi
am wajah Evelyn yang pucat. "Apakah kamu benar-bena
ang campur aduk. "Aku-aku tidak tahu," jawabnya akhirnya, suaranya penuh dengan air mata yang tak
lagi pembicaraan tentang ini! Kamu
enginginkan sebuah jalan keluar. Tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa jalan keluar itu suda
belum ia keluar sepenuhnya dari pintu, ia berhenti sejenak. "Kamu,
kaki Gustavo semakin menjauh, meninggalkan dua
rkata-kata. Ia merasa tubuhnya berat, seolah beban ya
ingin memeluknya, tetapi ia tahu, ia tidak bisa. Ia telah menyakiti orang yang p
-kata itu keluar dari bibirnya,
Aku minta maaf karena aku tidak bisa membuat semuanya baik-b
ang terjadi malam ini akan meninggalkan bekas yang dalam-bukan hanya bagi mer
ke kamarnya dengan langkah tertunduk, Leonard tahu bahwa a
ahan yang tak bisa mereka hindari. Dan di luar sana, badai hujan masih mengguyur, seakan