etegangan yang tak bisa disembunyikan. Setiap kali mereka bertemu, percakapan terasa canggung, seakan ada sebuah rahasia yang tidak diucapkan, yang menggantung
diharapkan dunia mereka-Leonard sebagai teman ayah Evelyn, dan Evelyn sebagai gadis yang tingg
lyn muncul di pintu, mengenakan gaun kasual berwarna biru yang menonjolkan kecantikannya. Wajahnya sedikit pucat, matanya t
Evelyn terdengar lem
nyum tipis. "Evelyn, ada
ya dia melangkah mendekat. "Aku nggak bisa menaha
saan cemas menyergapnya. "Apa ada yang salah?" tanya
gak tahu bagaimana harus memulainya. Aku tahu kamu mungkin merasa ini aneh, atau bahkan salah, tapi aku nggak bisa menghindari perasaanku lagi," E
rasaan itu ada, meski ia berusaha menahan diri untuk tidak mengakuinya. "Evelyn," suara Leonard rendah dan tegas, mencoba menenangkan dirinya. "Kita tidak
hu ini salah. Tapi aku nggak bisa berhenti merasa seperti ini. Rasanya seperti...
lah jalan yang harus diambil, demi kebaikan mereka berdua. Ia menarik napas dalam-dalam dan menatap Evelyn dengan penuh kehangatan, mencoba memberik
u nggak bisa, Om. Aku nggak bisa membohongi diriku sendiri. Aku
ya, ingin mengelus rambut Evelyn, namun ia menarik kembali tangan
di ambang pintu, wajahnya serius, meski ada kegelisahan yang tersembunyi. "Apa yang s
tanya, berusaha untuk terlihat biasa. "Ngga
aknya, dan melihat ketegangan yang jelas terjaga antara Evelyn dan Leonard. "
a... kita sedang berbicara tentang masa depan Evelyn, dan ba
u tahu ada yang lebih dari itu. Evelyn, k
nya. Ia tak tahu harus berkata apa. Akhirnya, dengan suara yang
atap Evelyn dengan mata yang lebar, tak percaya. "Apa yang
Aku nggak bisa berhenti merasakannya, Pa. Aku
sakan kecemasan yang mendalam tentang perasaannya sendiri. Apa yang harus ia lakukan
n yang tertahan. "Leonard, kamu harus bertanggung jawab atas ini. K
"Gustavo, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku tidak pernah bermaksud
h dari anakku, Leonard. Aku tidak akan membiarkan ini terus berlanjut.
al yang pasti-semua yang selama ini mereka sembuny