erbang TK, menanti Aira yang sedang menari-nari di dalam kelas. Rambut anak itu diikat dua,
eru putrinya ceria sa
um lelah. "Iya, tapi jangan t
g mengajak pulang. Ia mengajak Aira mampir ke warung kecil di ujung gang, membelikan anaknya e
ng kamu suka, ya," kata
nsel di tangan. Layarnya retak, baterainya boros. Tapi ia tetap membuka galeri, melihat foto-foto lama. Ada
emua itu
pesan WhatsApp masuk dari nomor lama yang e
ipinang? Gue lagi buka cabang toko
tan rekan kerja yang dulu pernah dekat dengannya. Terlalu dekat. Tapi Rani memilih Dimas karena
sel. Tidak membal
ah Reza benar-benar ada di sekitar sini? Lalu kenapa hati
epatah kata pun ia ucapkan soal kerjaannya. Ia langsung
kata Rani, berusaha
t Dimas ta
h tiga tahun menikah, tapi entah sejak kapan, pelukan terakhir, sentuhan terakh
nya sesuatu," uc
ih fokus pada l
warung kecil di depan
gan dahi mengernyit. "Warung? Bu
apek. Biar bisa bant
a. Tiap hari kamu dikasih uang belanja, ruma
ulai panas. Apa? Aku kurang a
eli bedak, beli kerudung. Aku malu, Dim, kalau
an itu. "Udahlah, Ran. Jangan lebay. Kamu tuh
nya yang hampir meledak. Tapi ia tahu, tak ada gunanya
sudah mulai goyah. Bukan karena ia ingin kembali pada masa lalu, bukan karena ia ingin membuka luka l
getik
i Cipinang. Selamat
a teka
etak. Bukan karena ingin selingkuh, tapi karena ia merasa se
yaan baru yang muncul-apakah salah merindukan perhatian dari seseorang yang bukan