kan dengan wajah kusut. Matanya menyipit
sore?" tanyanya t
sendok kecil yang sedang menyuapi anaknya. "Toko r
menatapnya. "Te
lan ludah
an dahi. "Reza?
ernah kuliah
, suaranya taja
Y
ni
, tak sadar percikan amar
lan-jalan sore?" Dimas menyis
ku keluar rumah bukan buat jalan-jalan. Aku butuh waras
sendoknya ke meja
pulang malam tanpa kabar, bawa parfum wanita,
amu mulai kurang
ar, berarti kamu terlalu l
yakitkan. Dan untuk pertama kalinya, R
at. "Kamu se
a menghantam
kamu udah berapa lama tidur dengan perempuan itu, Dim? Aku bukan bodoh
alam diamnya, ada pe
u mau antar Aira sekolah. Dan setelah
k izin s
asa kehilangan kontrol, mungkin karen
ya bisa memandangi punggung itu... dan merasakan pertama kalinya
yu manis. Saat Rani datang dengan baju sederhana da
kerja di sini. Tapi aku nggak nyan
tuh ruang. Di sini... setidak
a belajar cepat, senyumannya yang hangat membuat pelanggan betah. Reza me
kan han
ah, dan sekarang... seperti akar yang kembali mu
uk di ruang belakang. Rani membuka bek
ka masak sendi
h. Walau yang makan s
pi matanya menangkap l
bantuan apa pun-uang, tempat tinggal, apa
ni supaya bisa berdiri sendiri. Kalau aku mulai ber
kehilangan arah. Kamu cuma ditarik orang
ter
mang merasa redup. Dimas membuatnya merasa tak ada. Dan k
. Aira sudah tidur. Dimas duduk di
beneran?" ta
Y
yar b
uk
adi mak
amu yang sejak lama udah ninggalin aku-secara perla
Hanya menatap asap
retak terlalu dalam. Dan reta
rlahan hancur. Dan satu langkah kecil menuju kebebasan... bis