lasnya dengan kepala yang ter
akukan itu tadi, bagaimana bisa kau bodoh Jenara, bagaimana bisa?
kala sahabatnya itu terus berjal
anya Jenara yang tidak menyadar
s Jenara kala Mora
lorong ujung hingga ke sini, kau bahkan tidak menoleh
okus," ujar Jenara ser
gan Jenara membuat Jena
enggak diulangi lagi," Mora be
u mencarimu sejak tadi,
tuk ditanyai perihal universitas," kata Jenara menjelask
nggandeng lengan Jenara
alan atau nonton," ajak Mora membuat J
pergi nonton bareng, tapi sayangnya pak Edward menola
bu Deli," Jenara langsu
membunuhmu," Mora hanya mengangguk
perfect dan paling seksi di sekolah. Orang gila mana yang enggak tahu itu, orang buta aja cuma ngeraba tubuhnya udah pasti milih pak Edward, secara kalau aku disuruh milih dengan mata tert
mana otak lancarmu itu ketika pelajaran matematika sedang berlangsung?" Mora
gangguk setuju d
malu kala mengingat apa yang ter
ya muka lagi untuk bertem
*
ialnya sekarang waktunya biologi da
a wajahmu tampak sangat gelisah sepe
ngsung menatap wajah Jenara, "Kau kep
a mereka berdua beg
bukannya tenang aku malah semakin cemas,"
u presentasi ya?" t
tahu, karena Steven pasti." Jenara ber
aku akan atasi ini sendiri," Mora meng
swa masuk berbondong-
Edward memasuki kelasnya. Ia menundukkan k
sapa pak Edward seray
g menyalakan laptopnya, membuka
h siap?" tanya pak Edward yang langsu
rempak membuat pak Edward me
ng menundukkan kepalanya, terb
ya pak Edward tiba- tiba membuat sem
ya, menatap teman- temann
wabnya dengan s
ersiapkan Jenara untuk segera
duk di bangku Jenara, untu
aju ke depan, Edward bisa merasakan bagaimana canggungn
poknya presentasi, Edward
a buku tulis pink yang
ev
i yang amat sangat bagus sekali d
nara, menangkap coretan bolpoin
li nama Steven
endadak Edward
t Edward hanya mengangguk dan
bali ke bangkunya denga
kum, kemungkinan akan keluar saat ujian nanti," pe
mbuka bukunya unt
a menganga tak percaya
k bukuku?" tanya
tap buku tulis Jen
sana aku, tapi kalau yang ngerobek
ea dengan cepat sebelum dia m
kunya masih utuh, ia juga masih melihat nama Steven di
gangkat kepalanya,
engan penuh selidik membuat Jenara langsung menundukkan kepal
yang nyobek kertasnya? Secara dia yang du
seperti itu? Apa hubungannya denganmu? Gabut banget guru nyo
a kala menyadari akan kesal
pi jika kau menuduh pak Edward, aku membantahnya dengan keras," kata
ilih untuk menulis dan
r kelas untuk membuang ker
ng disuka di lembaran terakhir buku tulis? Sungguh menggelikan," kata Edward