semakin terang, seakan-akan memiliki kehidupan sendiri. Aurelian tetap berdiri, tak bergerak, matanya terpaku pada entitas yang mulai membesar, dan perasaan k
suara rendah, p
zat kimia. Ini bukan reaksi biasa. Ini... sepertin
bah menjadi bentuk yang lebih rumit. Namun, rasa takut yang mendera lebih kuat daripada rasa ing
engan nad
a. Jangan biarkan itu mengendalikan kita. Ini bukan
n itu seakan menariknya, mempesona dan membangkitkan rasa ingin tahu yang tak bisa dihentikan. Ketika ia mengulurkan t
eyakinan, namun juga ras
Kita harus tahu apa yang bisa kita pelajari darinya. Jika kita berhenti sekarang,
eriak, semak
amu tidak mengerti, ini bukan sekadar eksperimen yang bisa kita kendalikan! Ap
berkembang lebih jauh. Namun, di balik rasa takut itu, ia merasakan dorongan yang tak bisa dihindari untuk terus maju. Ia ingin
g sebelumnya terfokus kini meluas, menyinari seluruh ruang laboratorium. Tiba-tiba, bola itu meled
rkejut, mu
uar dari sini sekarang! I
g merambat hingga ke dalam tubuhnya. Seperti ada energi yang mengalir melalui pembuluh darahnya, menghubungkan dirinya dengan entitas itu. Cahaya biru kehijauan
suara serak, ha
merasakannya. Selina, aku bisa merasakannya. Ini... bukan h
gan panik,
aimu! Ini bukan kamu lagi! Ini... ses
alui otaknya, menciptakan gambaran-gambaran baru yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya. Suara dalam kepalanya mu
an Aurelian (bisi
dupan yang tak terhingga. Kami ada di dalam setiap molekul, d
endalikan. Di satu sisi, ia merasa ketakutan-namun di sisi lain, ia merasa seperti ada sesuatu ya
ergetar, berbicara kepada Sel
tu yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Ini adalah potensi
nangis, berusaha meng
n kamu lagi! Jangan biarkan
sepenuhnya, mengaburkan pikiran dan kesadarannya. Selina merasa terperangkap dalam sebuah dilem
napas dalam, b
entikan ini. Aku tidak bisa membiarkan
. Aurelian kini terjebak dalam dunia yang diciptakannya sendiri, tidak bisa melihat kenyataan lagi. Selina tahu bahwa perjal