na panjangnya, membiarkan tatapannya yang p
ka tanpa belenggu apapun. Dave menindih tubuh Zara,
bibir Zara, sentuhan yang penuh n
ak
leh ketegangan. Wajah Dave terpental ke samping
hnya, membuatnya terdiam sejenak, tak p
gan ekspresi datar, suaranya te
yang tak terbantahkan. Tanpa ragu, ia mencengkram leher Zara dengan kasar, memaksa
dengan suara yang penuh dengan ancaman, mengancam akan meruntuhk
mbuang segala belas kasihan dan kemarah
kan kejantanannya dengan kasar ke dalam kewanitaan Z
ng terengah-engah, menciptakan suasana yang pe
auh lebih besar darinya, dan dengan mudahnya pria itu kembali mem
n yang tidak berujung, terperangkap dalam permainan pe
a tidak ada batas waktu yang mengikatnya. Keinginannya tak ter
hasrat yang ganas, setiap sentuhan
ri Zara, dia ingin menggali lebih dalam lagi, menge
n, tak peduli betapa dia meronta-ronta untuk melepaskan diri
nginannya, dan dia tidak akan berhenti sampai dia merasa telah men
bibir bawahnya dengan keras, mencoba menekan rasa sakit dan keinginan yang tak terlukiskan dalam d
us terdengar di dalam benak Zara. "Ingat suamimu, Zara." Kata-kata itu me
ebut nama suaminya dengan harapan akan
menatap Zara dengan tatapan yang tidak berar
an lambat, sebelum berubah menjadi tawa yang pe
di seluruh tubuh Zara, membuatnya me
um
abkan rasa sakit yang menusuk dan membuatnya merintih. "M
aha untuk melepaskan diri dari cengkeraman Dave. Tubuh bagia
jantanannya dengan kuat, tanpa belas kasihan
sambil tetap memeluk Zara dengan kuat, menambah i
mencoba menyelamatkan diri dengan menyebut nama suaminya, mencoba menemukan sedi
ata-kata itu bisa menjadi penyembuh, tanpa menyadari
kata cinta pada suami yang menjual istrin
lum kembali menatapnya sambil tersenyum lebar. "Bahkan aku tidak bisa me
iadab!"
ayang.." Bisiknya serak, dengan nada yang mencerminkan kegembiraan yang jahat. "Siapa tahu jika melak
langsung ke dalam hati Zara. Kekejaman Da