ruan!" Manda berteria
ng dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya nampak puc
sampai bersih! Jangan istirahat kalau kerjaan belum kela
besok, aku janji akan mencucinya sampai bers
jang lagi, Manda menggeret Senja dengan kasar. Ia tak menghiraukan r
tergantung di pintu kamar mandi. Dengan tanpa perasaan ia
bu kandungnya sendiri. Di pukul, dikunci di kamar mandi atau gudang, di sir
enangis diheningnya malam. Pertanyaan yang timbul
kalau gara-gara aku masa depan Ibu rusak dan hancur? Memang aku melakukan apa? Ayah ke mana, Nek? Aku selalu dikatai anak haram s
n mengerti, Nak. Maafkan, Ibumu. Dia sebenarnya baik, hanya saja dia memang sering marah-marah. Yang penting ada Nenek dan Pakde y
saat Senja menanyakan perihal Ibunya. Begitupun dengan Aldi, anak sulung bu Patmi. Seakan
angan kunci aku di sini. Nenek, Pakde tolong bu
mam, sejak sepulang sekolah sudah disuruh untuk me
sa kasihan atau kasih sayang yang ia tuangkan pada sang anak. Yang ada hany
a. Di mana ia harus mengalami peristiwa yang membua
as kuliahnya harus kehilangan mahkotanya di usia mud
on lepaskan aku!" pinta Manda
oleh pemuda itu. Jangankan untuk melawan atau memberikan
melakukannya. Aku tidak punya
a kamu mau melakukan ini? Kenapa harus aku? Lepaska
kamu dimiliki siapapun, jadi aku harus melakukan ini untuk megika
gumi Manda itu. Manda tak mengenalnya, namun b
memiliki paras tampan itu. Tanpa ampun ia terus membuat Manda
itu, lalu bergegas meninggalkannya. Ia meninggalkan Manda bersama dengan sebuah buku novel ya
encariku nanti. Aku harus pergi dalam waktu yang lama. Aku akan kembali begitu kita sudah dewasa, aku berjanji akan kembali untukmu Manda
a hancur. Ia nyaris bunuh diri begitu tahu ia h
k mensupport dirinya. Di saat semua orang menghujat, menghina, mengucil
apa orangnya?" desak Aldi selaku Kakak kandu
Dia hanya meninggalkan ini." Manda menyodorkan se
lamat rumah si pemilik buku. Mereka menerjang hujan badai yang sedang deras-d
h menjual rumahnya pada orang lain dan mereka pindah ke luar negeri. Hancur
a ke anak yang ada dalam kandungannya. Berbagai cara ia lakukan agar anak yang dalam kandungannya luruh, namun apa pun ya
ikan, namun sang Nenek, Bu Patmi. Beliau mengambil nama Senja dari judul buku novel yang
gankan menyentuh, melihat saja ia tak mau. Berkali-kali Manda berusaha membuang dan melenyapka
ng semakin melemah. Ia terduduk di balik pintu yang terkunci. Menekuk kedua lututnya dan
dari bu Patmi. Wanita tua itu mencari k
i kunci dari luar." Senja menggedor-gedor p
dalam sana, Nak? Kuncinya mana?" Bu Patmi ber
dibawa I
a di rumah, Nak. Sebentar I
a terpisah oleh jalan saja. Dengan tergesa-gesa wanita tu
intu!" titah Aldi bersia
da, hanya perlu dua kali te
teriak bu Pa