jangan diam aja di situ, angkat Senja. D
Ibunya langsung saja melesat ke kamar m
il ini tidak tahu apa-apa, kenapa dia tidak henti-hentinya menyiksa tubuh kecilnya. Kamu jangan diam aja Aldi. Panggil
bisa bergerak menuruti sang Ibu yang setia
ama anak itu di sekap Ibunya di kamar mandi, hingga wajah cantiknya memucat dan suhu badan yang panas tinggi. Samb
s menanggung derita ini. Bagaimana kalau Nenek nanti sudah tidak ada, bagaiman
n Bidan desa. Bidan itu segera member
nanti belum turun juga suhu badannya dalam waktu dua hari segera bawa
an pergi. Mereka saling tatap sejenak
tanya Bu Patmi setelah bi
buat ulah? Lagian kenapa masih Ibu tolongin dia? Harusnya Ibu biarkan saja biar mati sekal
l ini. Dia juga nggak minta dilahirkan hasil dari pemerkosaan, tapi takdir yang membawanya ke sini. Hewan saja tidak pernah memperlakukan ini pada anaknya, tapi lihat dirimu. Berubahlah sebelum kamu benar-
arena aku gagal melenyapkan dia dari muka bumi ini. Aku tidak akan pernah menyesal jika dia benar-benar mati,
cil itu terganggu dengan suara teriakan dari penghuni rumah. Ia tak bersuara, ana
an memilih mati dari pada punya Ibu seperti kamu. Kalau kamu lenyapkan dia sekarang apa bisa menjamin masa depanmu akan indah? Siapa yang menjamin? Kalau kamu nggak bisa
knya sekasar ini. Bahkan saat Aldi tahu dirinya hamil hingga ingin berusaha men
gga semarah ini? Manda benar-benar tak habis pik
kasih sayangmu kamu limpahkan pada anak haram itu?" tanya Manda dengan lemah, tanpa mendengar jawaban
mata. Tiada hari tanpa menangis bagi Senja. Hari-harinya selalu diwarnai tangis, bahka
i adiknya itu, ia beranjak akan menyus
ah sebelum hatinya terketuk untuk berubah. Ibu nggak kenal dia sejak dia hamil. Kasihan Senja ji
" Bu Patmi duduk di tepi ranjang dan mengelus pelan puncak kepala cucu
aja. Untuk apa aku hidup jika membuat Ibu tidak bahagia, Nek? Aku mau liat Ibu bahagia, aku mau lih
seorang sudah ada yang mengatur, kenapa kamu mengingink
aku di sini," ucap Sen
engar oleh keponakannya. Pasti anak itu merasa sakit hati yang sudah tak ada obat untuk sembuh. Luka yang ter
sama kamu. Sayang nggak kamu sama Nenek dan Pakde?" A
yan
itin Nenek dan Pakde. Kami nggak mau kehilangan kamu, Nak. Bude sama Dek Gandi juga sayang sama Se
api Ibu akan terus marah k
sama kamu. Pasti! Percaya deh sama Pakde. Waktu itu akan datang entah cepat a
yang buat Ibu baha