tanah basah mulai tercium bahkan sebelum tetesan pertama jatuh. Ra
r
ekarang. Bawa jake
i aplikasi ojol menyusul pesan itu. Lokasi penjemputan:
ang pintu kontrakan. Belum sempat dicuci. Masih ada bau parfum Ara yang mel
ya tanpa pi
muncul berlari kecil, memayungi kepala dengan tas tote bag. Bajunya sudah setengah basah. Kemeja putih tipis me
elakang. "Cepetan ja
engannya ke perut Raka. Tak hanya memeluk-ia menempel,
gak pake cel
. Tubuhnya oto
kan karena hujan," lanjut Ara, suaranya nyaris
Raka. Tapi motor
pat yang sep
an kota. Terlindung atap dan dikelilingi pohon. Huja
g ia tarik dari tubuhnya, lalu menyelimutkan ke tubuhnya sendir
di bangku beton halte, membuka jaket s
ya. "Dari kemarin ka
. Tapi matanya bicara.
p lurus. Saat kancing terakhir terlepas, dadanya terbuka, penuh, pa
merentangkan jaket ke depan agar m
g bercampur hujan. Tangannya menyentuh paha Ara - kulit basah, hangat, bergetar. Pelan-pelan,
ra
s diem aja.
tertahan. Ara menggigit bibirnya kuat-kuat, tangannya mencengkeram leher Raka, mena
... aku bayangin kamu masukin jari kamu s
erangkat ke bangku, membuka diri lebih lebar. Jaket masih melindungi mereka d
ahan, lalu menggigitnya ringan. Ara menahan erangan,
Masnya juga keluarin
. Ia menggenggamnya dengan penuh nafsu, lalu mulai menggerakkan tangan naik turun per
a napas yang memburu memenuh
di pangkuan M
di pangkuannya, tubuhnya basah, hangat,
yang terus bermain membuat tubuh Ara gemetar. Dan di tengah derasnya
pinggang Ara erat, membiarkan diri larut dalam kenikmatan yang mereka cip
terdi
n kembali normal. Hujan tetap turun, tapi dun
rsenyum nakal. "Mas...
sah. Panas. Dan ja
*
a selesai mandi, hanya mengenakan celana pendek longgar, tubuh masih basah dan beru
dibuka, dunianya
sana. Tanpa b
mirip celana dalam daripada celana jalan. Rambutnya diikat tinggi, wajahnya t
ya sambil melangkah masu
ini? Aku nggak kasih alamat, kan?
dari saku celananya, menggo
tor di meja. Aku pinjam bentar. Sekalian ke tukang kunci.
ak. Karena di balik kegilaan itu, ada
mau kamu ikut
ngannya menyusup ke bawah celana pendek Raka, men
am mimpi itu, aku di atas kamu. Aku ikat tangan kamu ke ranjang. Kamu
rayangi batang panas Raka yan
esisnya. Ia mencium Ara dengan brutal-bibir saling menabrak, lid
ihat, berayun bebas dan menantang. Raka langsung menunduk, menjil
ih keras. Sampai ak
geliat. Tangannya masuk ke celana Raka dari belakang, m
l itu sempit, tapi cukup untuk satu ranjan
elana dalam. Tidak ada sensor. Tubuhnya kini telanjang di bawa
a. "Lihat tubuh yang ka
aka m
erkilat. Ia membuka kedua kakinya perlahan, seperti menyajikan hidangan panas untuk
. Sampai aku ng
bawahnya seperti pria lapar yang menemukan makanan favoritnya. Lidahnya menjelaja
ai, lalu kepalanya sendiri. "Mas.
ik, ia meledak di mulutnya. Cairannya mengalir, hangat dan manis. Raka men
ainan bel
iarkan gadis itu mencicipi dirinya sendiri. Batangnya keras, menyent
. Aku udah n
h mereka menyatu. Pelan-pelan, lalu lebih cepat. Suara tubuh saling bertabrak
ku mau
. Rambutnya tergerai, dadanya bergoyang, tangannya di dada Raka. Ia menaik
k? Enak nggak
enak ba
lalu berteriak kecil saat tubuhnya kemba
nas dan dalam. Nafasnya berat. Tubuh mereka l
dada Raka,
kontrakan
Tapi kamu nggak boleh pakai
ongak. "
gak perlu buka kunci
bir Raka lagi. Panas. Dalam. P
*