bali menjadi kota yang menyembunyika
pelan di bawah lampu jalan yang kuning redup. Sejak
ket itu l
pake dale
udukku ag
dan celana rok panjang hitam. Sepintas, seperti mahasiswi pada umumnya. Tapi tatapan matanya s
mput malam-malam gini?" tanya
di belakang kamu," katanya ringan.
ya sekadar memeluk, tapi merekat. Tubuhnya menempel dari dada hingga paha.
alan-jalan sepi, malam semakin larut. Tapi di antara jal
tangan Ara bergerak.
di jalan,"
empel di telinga Raka. "Kamu bisa ngerasain aku... t
ke dada, turun lagi ke paha, lalu kembali ke pingg
nggak pake dalem
kehilangan k
l banget begini... b
ua motor lain di seberang. Ara makin merapat, dan saat itu juga, ia mendorong tubu
asah, Mas.
nnya sudah kabur. Jalanan di depannya kabur. Hanya ada de
kota. Jalan sepi, hanya s
dulu ya, bentar...
t. "Terusin jalan. Tapi b
esleting jaket sambil tetap menjaga kemudi. Udara malam la
tuh kulit hangatnya, menggaruk dada dengan pelan
bisiknya nakal. "Aku bi
lai olen
kang nggak, biar kerasa leb
kamu,
cil. "Iya. Dan
berhenti, lampu motor masih menyala, sorotnya mengarah ke jalan kosong. Angin malam me
. "Sini," katanya sa
inya naik ke sisi kiri motor, satu lagi ke kanan. Posisi merek
katanya. "Terusin jal
u naik b
ar deg-degannya
ka men
ggoyang pelan tubuhnya sambil menatap mata Raka lurus-lurus. Roknya tersingkap, rambu
agi?" katanya, wajahnya hany
Nanti aku
atuh. Kalau kita jatuh, bajuku kebuka.
al
rus nika
Motor tetap
ra
ya, masih me
karena bajumu kebuka, atau
pi juga menggoda seperti
uanya,
u, dan untuk pertama kalinya di tempat terbuka, bibir mereka bertemu. Dalam.
*
a bangun buka
r yang menuntut terus dipeluk. Di balik selimut tipis yang menjuntai, tubuh mungil itu tak memakai seh
i tidak lagi teras
Di atas meja, ada pembalut, parfum semprot, dan laptop p
celana dalam Ara yang dig
ana pendek, lalu duduk di pinggir ranjan
rasa kehilangan. Justru seb
il itu melingkar di pingg
pur. N
leh. Belum
eparuh mengantuk. Tapi senyumnya penuh kemenangan. Ia menarik leher Raka mend
merebah lagi seperti ratu yang baru
dak mandi. Tapi me
ketika siang tiba, mereka hanya memakai celana pendek dan kaos longgar-berjalan di dala
*
te kerja. Tapi konsentrasinya terus buyar karena Ara berkeliaran di kam
kamu ya. Aku udah dua
kamu nggak
ari, mengambil kaos Raka, memakainya t
. Mulai sekarang
ntrakan cowok. Sempit. Pengap. N
amu." Ia menyandarkan kepal
lau kamu beneran tinggal, ini bu
hu. Aku udah milih. Aku
k ke bawah, seperti biasa. Tapi kali ini buk
nggenggam kemaluan Raka dengan lembut namun mant
napas. Tapi
encub
ab,
ya. Pun
puas. Tapi b
, aku mau b
ya menyentuh. Ia menguasai. Perlahan, penuh kendali. Tapi t
ntara Ara duduk di tepi ranjang sambil mengecek pesan masuk di HP-n
u pengen kamu jemput siang. Kita ke kos
a sekalia
. "Enggak. Kita cuma mampi
ebentar. La
an miliknya lagi.
ustru hidupnya te
*