img GALERI CERPEN PANAS 21+  /  Bab 5 Diagnosa nafsu (part 1) | 2.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Diagnosa nafsu (part 1)

Jumlah Kata:1315    |    Dirilis Pada: 23/05/2025

nding menunjukkan pukul lima lewat sepuluh, seharusnya waktu pasien t

pintu membuatnya

s seorang dokter muda yang mulai ter

an seorang wanit

terdiam

ok tahu. Tapi yang satu ini berbeda. Cara ia melangkah-tenang, percaya diri,

han, memastikan pada daftar

jenis suara yang dilatih untuk menarik per

sepersekian detik itu, ia merasakan kulit yang halus dan genggam

kan d

buh, dan celana jeans ketat yang seolah dirancang untuk menonjolkan tiap garis pinggulnya. R

a apa, Mba

erat, Dok. Cuma... akhir-akhir ini sering pusing, agak sesak kalau malam. Saya pikir, mun

ambil mulai membuka form pemeriksaan

sih yang nggak stres sekarang? Tapi mungkin s

ng di udara. Rayhan m

cek tekanan

g. Saya dud

i periks

han, aroma parfumnya tercium-manis dan sedikit tajam. Ada sesuatu yang membuat darah d

Kulitnya dingin tapi lembut. Ketika tensimeter dibelitkan, Nadira

ya?" tanya Rayhan, tet

yang ini beda ya. Dokt

at. Nadira hanya tersenyum, seolah t

ak, biasanya karena pola tidur atau mungkin hormon. B

senang

nuhnya terbuka, tapi cukup untuk membuat Rayhan merasa seperti se

Nadira. Jantungnya berdetak normal. Tapi ada

mencatat hasilnya. Tapi Nadir

n sekarang," godanya, suaranya le

"Saya hanya ingin memasti

ya?" Nadira men

jarak. Tapi ia tetap

imun. Tapi saya juga sarankan rutin isti

lebih dekat dari yang diperluk

l-hal ringan yang bantu si

gkin saya bisa sering-sering datan

aci meja, mengal

Kamis. Tapi bisa buat janj

m keluar, ia menoleh. "Kalau saya datang la

yum. "Kita lihat n

ira aja. Lebih

tert

natap layar komputer kosong. Pikirann

a penuh aturan sore itu

ng satu ini bukan hany

*

alam ruang praktik membuat udara seperti berhenti bergerak. Rayhan duduk di balik meja, mencoba

di

ahkan senyum tipisnya meninggalkan jejak yang belum bisa ia hapus. Dan kini, hanya

low

nal. Tapi untuk pasien seperti Nadir

lima, ketukan itu

itu bahkan sebel

nya terbuka sedikit, memperlihatkan kulit yang terang dan leher jenjang ya

ucapnya dengan nada se

i. "Silakan d

membuka blazer pelan. "Saya datang lagi... karena masi

tap lekuk yang mulai terlihat dari garis leher bajunya. "A

Dok. Kadang seperti... ada yang menekan

ingkat, lalu bang

iksa lagi. Seperti kemarin-de

h kalau saya buka sendiri ba

kit kaget. "Kalau ka

bagian bahu dan dada atas yang terbuka. Ia masih mengenakan bra, tapi po

mengambil stetoskop, mendekat, dan

ayhan sendiri, yang mulai terasa berat. Tubuh Nadira hangat di bal

etoskop ke sisi kanan.

" bisiknya,

wab. Ia profesio

tipis di antara mereka-mulai m

unggung juga," katanya,

gungnya terbuka nyaris sempurna. Rayhan menempelkan stetoskop ke sana, mencoba

h. "Kalau saya bilang... saya suka disentuh sama

n mem

mbat. Suara hujan mul

rasa tenang dan panas sekaligus seperti wa

berbalik, masih setengah terbuka. Tapi tak

dan pasien ada batasnya, kan?" t

kalau kita sama-sama tahu ini

ngatur detak jantungnya sendiri. "

rasa. Dan saya tahu... dari cara Dokter menyentuh saya... dari car

p Rayhan

ter juga meng

ntung. Ada jeda-satu tarikan napa

"Pakaianmu. Pakai lagi. Ha

Tak kecewa. Tak

pelan. Ia membenarkan dr

akan buat jadwal lagi minggu depan. Mungkin.

nduk, menyandarkan diri ke meja. Tan

ahu: ini ba

*

img

Konten

Bab 1 Ojol dan penumpang kesepian (part 1) Bab 2 Ojol dan penumpang kesepian (part 2) Bab 3 Ojol dan penumpang kesepian (part 3) Bab 4 Ojol dan penumpang kesepian (part 4 end) Bab 5 Diagnosa nafsu (part 1) Bab 6 Diognosa nafsu (part 2)
Bab 7 Diognosa nafsu (part 3 end)
Bab 8 Dermaga Gairah (part 1)
Bab 9 Dermaga gairah (part 2)
Bab 10 Dermaga gairah (part 3 end)
Bab 11 Gairah loreng dan bidan desa (part 1)
Bab 12 Gairah loreng dan bidan desa (part 2)
Bab 13 Gairah loreng dan bidan desa (part 3)
Bab 14 Gairah loreng dan bidan desa (part 4 end)
Bab 15 Kakak tiri (part 1)
Bab 16 Kakak tiri (part 2)
Bab 17 Kakak tiri (part 3)
Bab 18 Kakak tiri (part 4)
Bab 19 Kakak tiri (part 5)
Bab 20 Kakak tiri (part 6)
Bab 21 Kakak tiri (part 7)
Bab 22 kakak tiri (part 8 end)
Bab 23 Eksperimen liar (part 1)
Bab 24 Eksperimen liar (part 2)
Bab 25 Eksperimen liar (part 3)
Bab 26 Eksperimen liar (part 4)
Bab 27 Eksperimen liar (part 5)
Bab 28 Eksperimen liar (part 6)
Bab 29 Eksperimen liar (part 7)
Bab 30 Eksperimen liar (part 8 end)
Bab 31 Terjebak bersama (part 1)
Bab 32 Terjebak bersama (part 2)
Bab 33 Terjebak bersama (part 3)
Bab 34 Terjebak bersama (part 4)
Bab 35 Terjebak bersama (part 5)
Bab 36 Terjebak bersama (part 6)
Bab 37 Terjebak bersama (part 7)
Bab 38 Terjebak bersama (part 8 end)
Bab 39 Guru privat yang menggoda (part 1)
Bab 40 Guru privat yang menggoda (part 2)
Bab 41 Guru privat yang menggoda (part 3)
Bab 42 Guru privat yang menggoda (part 4)
Bab 43 Guru privat yang menggoda (part 5)
Bab 44 Guru privat yang menggoda (part 6)
Bab 45 Guru privat yang menggoda (part 7)
Bab 46 Guru privat yang menggoda (part 8)
Bab 47 Guru privat yang menggoda (part 9)
Bab 48 Guru privat yang menggoda (part 10)
Bab 49 Guru privat yang menggoda (part 11)
Bab 50 Guru privat yang menggoda (part 12 end)
Bab 51 Pelarian dari realitas (part 1)
Bab 52 Pelarian dari realitas (part 2)
Bab 53 Pelarian dari realitas (part 3)
Bab 54 Pelarian dari realitas (part 4 end)
Bab 55 Kontrol sang CEO (part 1)
Bab 56 Kontrol sang CEO (part 2)
Bab 57 Kontrol sang CEO (part 3)
Bab 58 Kontrol sang CEO (part 4)
Bab 59 Kontrol sang CEO (part 5)
Bab 60 Kontrol sang CEO (part 6)
Bab 61 Kontrol sang CEO (part 7)
Bab 62 Kontrol sang CEO (part 8 end)
Bab 63 Luka dan gairah (part 1)
Bab 64 Luka dan gairah (part 2)
Bab 65 Luka dan gairah (part 3)
Bab 66 Luka dan gairah (part 4)
Bab 67 Luka dan gairah (part 5)
Bab 68 Luka dan gairah (part 6)
Bab 69 Luka dan gairah (part 7)
Bab 70 Luka dan gairah (part 8)
Bab 71 Luka dan gairah (part 9)
Bab 72 Luka dan gairah (part 10)
Bab 73 Luka dan gairah (part 11)
Bab 74 Luka dan gairah (part 12 end)
Bab 75 Desir gairah di gerbong kereta (part 1)
Bab 76 Desir gairah di gerbong kereta (part 2)
Bab 77 Desir gairah di gerbong kereta (part 3)
Bab 78 Desir gairah di gerbong kereta (part 4)
Bab 79 Desir gairah di gerbong kereta (part 5)
Bab 80 Desir gairah di gerbong kereta (part 6)
Bab 81 Desir gairah di gerbong kereta (part 7)
Bab 82 Desir gairah di gerbong kereta (part 8 end)
Bab 83 Jangan paman! (part 1)
Bab 84 Jangan paman! (part 2)
Bab 85 Jangan paman! (part 3)
Bab 86 Jangan paman! (part 4)
Bab 87 Jangan paman! (part 5)
Bab 88 Jangan paman! (part 6)
Bab 89 Jangan paman! (part 7)
Bab 90 Jangan paman! (part 8)
Bab 91 Jangan paman! (part 9)
Bab 92 Jangan paman (part 10)
Bab 93 Jangan paman! (part 11)
Bab 94 Jangan paman! (part 12 end)
Bab 95 Sumpah rahasia (part 1)
Bab 96 Sumpah rahasia (part 2)
Bab 97 Sumpah rahasia (part 3)
Bab 98 Sumpah rahasia (part 4)
Bab 99 Sumpah rahasia (part 5)
Bab 100 Sumpah rahasia (part 6)
img
  /  3
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY