a lantai itu. Bangunan tua dengan pagar setengah rusak, tembok yang
itan genit, tak ada bisikan nakal. Hanya genggaman erat di pinggang
unci dari dalam," katanya pelan.
menga
dari biasanya, tidak ada percakapan, tidak ada tawa
asang sandal kulit wanita dewasa ada di ambang
," bis
berhenti. "Kit
ng, lalu menggeleng. "E
pintu terbu
Raka sebelum akhirnya mengunci pandangan pada Ara. Bunda-ibu Ara-memiliki aura tegas seorang wanita kar
dingin. "Kita per
a Raka. "Tunggu
meskipun perutny
ri biasanya. Ara duduk di kasur, seme
sampai datang ke sini dan kamarmu kosong.
menjawab. Ia mena
a ibunya meninggi. "Siapa dia?! Pengemudi ojek? Kamu
nilai dia cuma kare
s kasar. "Kamu terla
belas. Aku tahu a
tu bisa
engan topeng, pura-pura jadi anak baik, tapi diam-diam sesak setiap malam. Raka enggak
gan men
lama, lalu perlahan duduk
ia... bisa ninggalin
tu aku percaya d
pi karena perasaan tidak berdaya. Dunia Ara terlalu jauh dari dunianya. Ia h
n, wajahnya masih datar tapi matanya
mu
pulang. Tapi aku bilang... ak
bahunya. "Kala
Aku enggak ragu. Cuma cape
tor lagi. Tapi ka
ukan mereka lebih erat dari biasanya. Napas Ara berat di dad
edang butuh ga
utuh keb
*
basah, angin dingin menerobos jaketnya yang tipis, dan
ini bukan
Orang tua. Kontrakan. Dunia yang menuntut mereka hidup "seperti seharusnya." Raka suda
enting
kosan Ara. Tempat biasa mereka bertemu diam-diam. Huja
a m
luh
a b
tanda-ta
a ber
tak di
s R
ewasa di ujung sa
ra di
gagang motor lebi
akan datan
i se
g niat kalian. Saya mohon... biarkan dia meny
. Hujan m
i baik. Tapi kadang... k
on te
otor. Helm cadangan tetap tergantung. Jaket Ar
*
ali ke kontrakan. Hujan re
tulis tangan. Rupanya Ara meninggalkanny
Ra
ku gak datang pagi itu, be
rena aku terlalu takut bikin dunia k
aku juga sadar... mencintai kamu, artinya juga meny
aa
ma aku. Tapi mung
A
ma. Tak menan
anya
ak memberikan jalan yang i
enyalakan seseorang-lalu pergi, m
*
uk menerima order. Jaket hijau pudar, mot
ang. Lebi
pat Ara kuliah. Kadang, ia men
a... hanya ditulis untuk dik
le