img Birahi Anak Motor  /  Bab 2 Balapan | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Balapan

Jumlah Kata:1743    |    Dirilis Pada: 27/05/2025

i lingkaran, dari ruang bisnis yang penuh negosiasi hingga

ksotis dalam darahnya. Wajahnya yang tampan dan karismatik, ditambah dengan tatapan

santai, penuh percaya diri, dan selalu menjadi pusat perhatian. Tapi di balik itu, dia adalah raja rusuh, peng

iarkan ketidakadilan terjadi di hadapannya. Bagi orang-orang lemah yang membutuhkan perlindungan

sosok yang tak hanya menawan tetapi juga berbahaya. Namun, hidupnya berubah ketik

kan gelar "badboy"-nya dan berusa

ro. Di tanah kelahirannya ini, ia sempat mengecap kebahagiaan sebagai seorang suami. Ia menikah dengan seorang gadi

us duda di usia muda, ia memilih untuk menjalani kehidupan yang lebih

ya kini tak sekadar penuh petualangan, tapi juga dipenuhi romantika

nita-ia adalah pemuas yang tak ada bandingnya. Namun, jangan perna

alam bersamanya, cukup untuk membuat banyak wanita tak bisa melupakan, tetapi juga tak akan bisa mengulanginya. Karena Zidane melakukan

bak, berbahaya, tetapi juga memesona. Banyak hal tak terduga yang terjadi dalam pe

kebanyakan orang mulai terlelap. Di sebuah lounge eksklusif di pusat kota, ia duduk santai

g tegas. Tatapan matanya, tajam seperti elang gurun, menyapu

senyumnya menantang. Sudah sejak tadi ia memperhatikan Zi

ke tempat seperti ini," ucapnya,

bibirnya terangkat tipis. "Lalu me

Tapi auramu berbeda." Ia memainkan u

e depan, membuat wanita itu tanpa sadar menahan napas. "Ka

ria ini-bukan sekadar ketampanan, bukan sekadar daya tarik biasa. Ada d

tapnya sebentar, lalu berdiri. Tanpa kata, tanpa isyarat. P

nya layak. Bagi wanita seperti itu, dia bukan pria yang bisa diik

mpur angin laut menerpa wajahnya. Tapi pikirannya tidak di situ. Sudah lama s

motor sport berwarna hitam matte menunggunya-Ducati Panigale V4. Me

kulit ke tangannya. Jaket hitamnya menyatu dengan bayangan malam, menciptakan silue

dian, di

ane tak sekadar berkendara-dia menaklukkan aspal. Tikungan tajam diambil tanpa ragu, suar

h saat melihat siluet hitam mendekat. Zidane tahu tipe mereka-anak-anak yang merasa jago di jalanan.

ant

alik helm. Mereka tidak tah

in Ducati-nya meraung, melesat di atas aspal seperti meteor jatuh. Jalanan kosong

ipada melawan batas. Entah batas kecepatan,

an sekadar Zidane

alah Raja Jalanan

masih berpacu, sisa-sisa adrenalin dari balapan singkat tadi masih mengalir dalam darahnya. Namun

pria itu babak belur, darah mengalir dari pelipisnya, dan tubuhnya gemetar ketakutan. Sementara itu, salah s

depan Ducati-nya menerangi mereka, membuat pa

" Salah satu dari

ngan tenang. Tatapannya dingin dan menusuk.

ju selangkah, kepalan tangannya berd

apas. "Kalian sal

lu menghindar ke samping dengan mudah. Sebelum si preman sempat bereaksi, sikut Zidane meng

nya dengan liar. Zidane tidak mundur. Ia menangkap pergelangan tangan si preman, memutarnya dengan keku

emua dan langsung mundur, waj

tanya menakutkan. "Pergi, sebelum g

n itu berlari kabur, meninggal

pria yang tadi dikeroyok.

n di sini?" tanya Zidane, nada sua

. saya baru pulang kerja,

tadi dirampas para preman, lalu menyer

"Terima kasih... saya nggak tahu harus

is, lalu berdiri. Dia tida

am ini seharusnya biasa saja, tapi seperti bias

mnya, menyalakan motor

g mengepul dari warung-warung pinggir jalan. Di salah satu sudut yang agak sepi, sekelompok sopir truk dan angkot duduk meng

elum akhirnya mati, menyisakan siluet seorang pria tinggi yang turun dengan gerakan santai. Hel

rseru, "Woy, Mafia S

anyak bicara, ia menarik kursi kayu reyot dan duduk di antara

Bang Mamat, menyodorkan segelas kopi hitam. "Ini,

gukan. "Kopi selalu lebih jujur," uja

ang ngerti kopi terminal ini rasanya lebih enak dari kafe mahal,"

yang keras. Zidane lebih banyak mendengar, sesekali mengangguk atau menanggapi dengan kalimat

hu, Zidane buk

Sejak saat itu, nama "Mafia Syariah" mulai beredar di kalangan sopir malam. Dia sering datang ke terminal, duduk di warung, mendengar cerit

ka tidak bu

u dari sedikit orang yang masih memi

nongkrong di sini, tapi lu selalu diterima di mana aja. Kayak ha

kin karena kita semua sama. Cuma manusia yang cari

Zidane tetap di sana, tidak tergesa-gesa. Untuk malam i

a, dan berbagi kehangatan dengan orang-orang yang mungkin leb

*

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY