img Makin Tua Makin Binal  /  Bab 1 Binal | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Makin Tua Makin Binal

Makin Tua Makin Binal

Penulis: Hot Angel
img img img

Bab 1 Binal

Jumlah Kata:1552    |    Dirilis Pada: 30/05/2025

ut nafkah batin, toh nyatanya kamu n

Bu Intan seperti belati yang menari di atas luka lama. Kata-kata yang paling

kepuasan syahwat saja? Aku capek, Intan!" lanj

ma mau kepuasan, aku bisa mencarinya dari yang lain, Rohman! Tapi aku ini

Nafkah batin itu ada gunanya kalau ada hasilnya. Kalau kamu? Perc

an. Itu penistaan terhadap cinta, terhadap seluruh pengor

an silaturahmi dengan kelurgamu. Aku ngantuk

g mulai tak terbendung. "Baiklah, Rohman. Kalau itu yang

dan menyesakkan, seper

kan hidup sebagai istrimu hanya di atas kertas. Jangan harap aku akan kembali mengem

Rohman, lalu memejam

engan luka, tapi juga api kecil yang mulai menyala lagi-bukan untuk suaminya, tapi untuk dirin

mbang hanya karena lelaki yang tak ta

yang menyesakkan. Lampu meja rias menyala redup, menciptakan bay

alah dari wanita-wanita muda yang datang silih berganti dalam hidup suaminya.

isi lain, hati istrinya tengah retak-retak, dihantam kecewa dan kesepian yang tak pernah bisa ia

da perempuan lain-ia sudah terlalu sering disakiti untuk itu. Tapi karena ia mer

anya bisa tersenyum pahit

ya lirih. Tapi cermin tak pernah menjawab. Ia

sa lalu yang berseliweran, tajam dan bising. Ia mengingat kembali saat masih menjadi gadis muda

-hari. Ayahnya memutuskan hubungan dan mengusirnya. Ber

laki tukang mabuk yang cuma bisa ber

ang lain tak lihat-api semangat, ketegasan, karisma me

ebatan dan perkelahian jalanan menjadi pidato di atas podium. Intan adalah istri, mentor,

ngurus Ormas tak jelas, Ia bertahan dari ci

i k

banannya seolah lenyap, tergantikan oleh perempuan-perempuan muda yang menyap

eku. Beku karena terlalu lama menahan luka. Beku karena cinta yang d

malam menggigit, tapi lebih baik dar

Tapi aku pernah punya mimpi. Da

yang mendengkur di ranjang, lelap, dingin, tak bisa

iri yang dibangun bertahun-tahun. Bu Intan memeluk dirinya sen

ni ia sembunyikan di balik riasan wajah, senyum penuh wibawa dan sikap anggu

nggi seorang istri adalah membahagiakan suaminya, meski harus menyayat diri

llah perempuan lain untuk jadi istrimu,

a Bu Intan akan selalu jadi satu-satunya. Jan

up sebagai seorang istri. Tapi apakah Pak Rohman menjadi lebih tenang? Tidak.

a kalah dari harapannya sendiri-bahwa cinta akan membalas pengorbanan. Bahwa kes

*

on belakang rumah yang menyapa lembut. Udara pagi terasa sejuk menyelinap lewat celah-celah jendela. Sejena

masakan khas Jawa menyeruak dari dapur. Bu Intan melirik meja makan. Di sana sudah tersaji lengkap: nasi

ara Bi Koni terd

enyendok nasi perlahan. Tapi, seperti pagi-pagi yang lain sejak bebe

na?" tanyanya pel

epaya. "Tadi pas saya datang jam empat, Pak Kades suda

nti mengunyah.

Pakai kemeja bagus, celana bahan, sepatu

njutkan. Tapi sorot mata B

kat

ah berapa lama belum tentu pulang ke sini. Karena B

ela, tapi tak benar-benar melihat apa-apa. Bukan karena terkejut-melainka

ah sakit. Tapi Pak Rohman? Ia selalu punya alasan. Sibuk rapat. Banyak urusan desa. Tak bisa

datang bertahun setelah Bu Intan meng

p cermin besar di sisi lemari ukiran tua. Wajahnya tetap cantik, meski kerut

Kau benar-benar ta

mengepal

sedingin itu, jangan salahka

rikan? Beberapa dari mereka hanya ingin mendompleng nama besarnya. Tapi sebagian besar, sungg

Ingin tetap menjaga harga diri rumah tangganya. Namun pagi ini

enakan-terlalu cantik, terlalu mencolok untuk rutinitas hariannya. Tapi hari ini, ia ing

membetulkan kerudung, lalu tersenyum tipis. Se

ntan yang baru. Bukan istrimu. Tapi perempuan y

ar yang mulai membara di dadanya: 'Akan aku buktikan siapa sesungguhn

ku sendiri! Kamu jangan m

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY