engepak barang-barangnya ke dalam tas kecil yang b
up rapat, pandangannya beralih ke tempat tidur
an ibu jari si kecil masih di dalam mulutnya. Kaki mereka saling bertautan dan mereka bernapas bersamaan; hati
ara kedua adiknya dengan Amanda yang kini berusia dua puluh satu tahun. Emma dan Ibunya bekerja di dua tempat sekalig
sap air liur yang keluar dari ujung bibir Stella,
nya keluar dari kamar mereka secara diam-diam, melewati sofa tempat dimana kaka
epan akhirnya berderit terbuka. Ia memutar bahunya untuk melihat siapa itu,
u pergi ke mana?" Dia melangkah mendekat hanya dengan kaus kaki dan menemp
pergi!"
ap bahu adiknya. "Kakak akan pergi ke suatu te
asanya pasti akan buruk, Karen
un ia sendiri tidak yakin seberapa benar pernyataan itu. Ia tidak tahu detail apapun me
ikut bers
erbalik ke samping untuk mengangkat dagu adiknya
p, lebih banyak air mata mengalir di wajah
njaga kami kalau Ka
memegang wajah adiknya de
njaga kalian.
n sibuk
terlalu banyak, karena kakak ak
ngkilap berhenti di jalan masuk rumah mereka yang pendek. Mereka berdua melihat
rtegas fakta itu saat dia berjalan dengan tujuan ke arah ruma
er," katanya, tanpa meng
ongak tanpa berdiri. Dia te
Scott. Aku adalah perwakilan dari keluarga P
an saat berdiri, ia masih merasa kecil seperti saat ia
ucapkan selamat tinggal pa
singkat dan berkata,
eng tangan Sophia dan membawa mereka berdua masuk ke t
ku," kata Amanda, dan Ibunya bergegas d
ya erat. Amanda membalas pelukan
idak akan pernah bisa..." Dia memotong perkataannya sendiri dan menarik diri
ya. Kakaknya, Emma memeluknya sama eratnya, lalu Amanda berlutut un
ta Amanda kepada mereka, memeluk mereka dengan
upakan kami!" S
mata. "Itu tidak akan terjadi. Kakak terlalu mencintai kalian, kakak
ng kali, berlama-lama di sisi kepala merek
" Amanda berkata pada mereka. "D
ophia berkata, "Kami
ntai kalian," kat
anda melirik terakhir kali pada keempatnya, lalu berbalik dengan paka
di tempat ia meninggalkannya. Wanita itu meliri
katanya, melirik tasnya. "Aku haru
yanya, menggengg
i, terutama karena ia tidak bisa melihat mata wa
wa," katanya tanpa menjawab pertanyaan Amanda, "Kami
yimpan semua yang pernah ia hargai. Ia tidak berencana me
enyimpannya,"
ena mengalah dan menyuruhnya masuk ke kursi belakang. Wanita itu t
ia tumpangi. Ia biasanya naik bus. Mobil Ibunya adalah Toyota tua dengan AC
mu ke Hair And Body Spa di pusat kota untuk makeover seluruh tubuh dan rambutmu. Mereka
a Amanda, mengingat nama y
kalau wanita itu seperti tengah menahan
ena. "Dari L