karisma. Mereka adalah nama-nama besar di dunia bisnis dan investasi, pemegang kendali perusahaan-perusahaan elite yang tak asing di Las Vegas. Wajah
ke bawah, mereka berdiri santai, menyesap minuman mahal dalam gelas kristal sambil
ampingnya-Duke, pria berwajah tajam dan tatapan yang selalu terlihat m
atanglah sendiri dan periksa, itu perusahaanmu, bukan hanya papan nama," katanya ketus, seola
an mancis, lalu menyalakannya. Asap putih mengepul dari bibirnya saat ia menj
enggoda, tebar pesona ke mana-mana terlebih pada manager baru itu. Kalau kolega tahu citra k
uat dua pria lainnya-Bre
ekeh. "Lalu bagaimana kalau Duke yang datang ke kantor dan mengumumkan dirinya sebagai CE
terkam atau dimakan oleh mereka, yang jelas aku sudah lelah menjad
mengarah ke bawah, menyapu lautan manusia yang berpesta dengan anggun, hingga tiba-tiba
g pere
elangkah lebar di depannya-pria yang bahkan tak menoleh, membiarkan wanita itu
u sangat familiar.
i apa rupa manajer baru itu? Apa
berdiri, mengarah ke pembatas balkon dan m
ita cantik di sampingnya? Itu manajer baru per
mengikuti arah telunjuk
u manajer baruku?
tak terbaca. Tanpa menjawab, Duke menghisap rokoknya dalam-dalam. Sorot
ikap Duke, menyenggol lengann
menjawab, "Bukan dia yang kuken
dimaksud. Begitu mata mereka menangkap sosok cantik bergaun elegan yang berjalan dengan au
na wanita itu?!" tanya Jans
. "Kenapa seleramu begitu... berbeda, Duke
alisnya perlahan, lalu m
ilang? Ist
p, tak menyadari taja
cantik... tapi kuharap kau tidak terta
enghisap rokok, sorot mata yang kini m
dadanya tak lagi b
perjamuan b
luka dan harga dirinya di sisi pria yang tak m
arus dengan pria seperti Victor? Yang terkenal
bani antara Victor dan para rekan kerjanya. Rasanya pahit, menyengat di tenggorokan, namun itulah satu-satunya yang me
tar. Victor terlihat semakin larut dalam percakapan, tertawa-tawa dengan nada sombon
peringatan, mencengkeram lengannya ku
gan yang bisa mereka dapatkan jika bekerja sama denganku. Kau sudah membaca proposalnya
mengangguk ke
enyapa tamu lainnya, dan meninggalkan Selina begitu saja-sendirian, di antara pria-
i wajahnya tetap tenang. Ia menegakkan punggung, bersikap tegas, per
keuntungan, kestabilan proyek, proyeksi dalam lima tahun, semua poin penting yang tertulis di dalam dokumen itu ia
nnya, muncul seorang pria muda d
g berbicara dengan Nona
ragu, mengangguk, masih beru
Anda. Beliau ingin membicarakan kontraknya sec
arusan menatapnya seperti serigala lapar. Lalu mengangguk. Mungki
uara pelan, namun setiap langkahnya terasa berat. Bukan karena takut-tapi karena kepalanya sudah mulai berdenyut hebat. Pus
ku bisa segera pulang... kepalaku benar-b
n yang berada di lantai dua vila. Pria itu be
. Tuan kami su
g di kepalanya memaksa dirinya untuk tak terlalu berpikir pa
belakangnya, tubuhnya m
kan pada kursi dekat jendela, jari-jarinya memegang rokok yang masih mengepulkan asap.
u
erlahan, menatap l
ereka, tapi udara di ruangan itu
atin Selina nya
muncul saat aku ber

GOOGLE PLAY