elan, diiringi bau antiseptik yang menusuk hidung ge . Jari-jari yang kaku perlahan berge
at terdengar gemetar, seakan tidak
lu mulai fokus. Langit-langit putih, alat medis di sekeliling
Evelyn Hart, suaranya se
n, meneriakkan nama dokter dan menyebut, "
ik, dan pusing di saat yang bersamaan. Kabel-kabel menempel di tubuhnya, mesin-mesin be
ulah keny
mendekat sambil mengecek pupil matan
alisnya, mencoba mengingat.
celakaan mobil tiga tahun lalu," jelas sang dokter
a t
otnya terasa seperti tak lagi miliknya. Terakhir yang ia ingat adalah menyetir dalam hujan setela
.. di mana mereka?" tanya
urat, tapi... tidak ada yang datang, Nyo
anti suaminya masuk ke ruangan dengan mata berkaca-kaca, memeluknya erat dan berkata bahwa ia
ada sia
-
nya masih lemah, ia bersikeras untuk pulang ke rumah. Dokter menyarankan terapi dan pengaw
h kehilangan pemiliknya. Evelyn berdiri terpaku di depan gerbang, menatap ba
unci. Evelyn masuk
atnya, lukisan keluarga mereka masih tergantung di dinding. Ada potret
suara samar dari atas. Suara tawa... suara
velyn m
perti ditusuk belati. Jantungnya berdetak seperti gen
yn mendorongn
itu terdengar manja, di
emandangan yang menghancurkan hatinya lebih d
ulu bersumpah akan mencintainya dalam sakit dan sehat-tengah mencumbu wanita lain. W
ubuhnya melompat dari tempat
erangah. "Kapan kau...
tubuhnya masih lemah, sorot
atanya datar. "Dan kau di sini... menggan
buru menutup tubuhnya d
lyn, ini... bukan sep
ak melihat wajahmu di rumah sakit. Tidak satu pun kunjungan. Tapi k
, lalu menutupnya lagi.
ulu ia cintai, pria yang ia percayai, kini
hloe?" tan
n ter
amien! Anak k
gan suara pelan, "Dia tinggal
anya Evelyn
atnya. Aku bekerja, dan aku... tidak t
Air mata mengalir di pipinya
pelan. "Dan kamu... Damien, kamu aka
jarnya, tapi ia berhenti di ambang pintu. Ia tahu, ia te
eski tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Ia membuka pintu depan,
rena sudah memperlihatkan wajah as
up keras di