img Aku Dinikahi Kakaknya  /  Bab 3 Rumah besar | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Rumah besar

Jumlah Kata:1736    |    Dirilis Pada: 17/06/2025

yang aneh, canggung, namun entah mengapa, mulai terasa... biasa. Rumah besar itu memang menawarkan privasi yang cukup, dengan kamar Keisha di satu si

kan ketika Keisha merasa tertekan oleh tatapan orang banyak. Kata-kata "sayang" atau "cinta" mungkin tidak pernah terucap, tapi gestur kecil itu cukup untuk meyakinkan semua orang bahwa mereka baik-baik saja. Kei

hwa sentuhan Dion selalu sopan, penuh perhitungan, dan tidak pernah melebihi batas. Ia tidak pernah memanfaatkan situasi mereka untuk kepentingan pribadi. Justru, Dion

rut malam, terkadang bahkan tidak pulang karena harus ke luar kota. Keisha sendiri mencoba mencari kesibukan. Ia mulai mengambil kursus melukis, men

rasaan. Percakapan mereka seputar "Apakah kau mau makan malam di rumah?" atau "Aku akan pulang terlambat malam ini." Ada dinding t

an-retakan kecil mulai

lebih rumit dari dugaannya. Air memercik kemana-mana, dan ia mulai frustrasi. Tiba-tib

ion, alih-alih tertawa

a, nada suaranya frustrasi. "

gulung lengan kemejanya.

ekatan. Dalam beberapa menit, dengan beberapa gerakan tek

, berdiri dan memb

ya takjub. "Bag

rumah. Adikku Rafael, dia tidak pernah mau tahu h

sedikit ketegangan. Namun, ada juga rasa kagum yang muncul di hati Keish

a, sedikit malu karena tel

singkat itu, di mana Dion menunjukkan sisi lain dirinya-sisi

uk yang tak berhenti. Ia tidak sanggup bangun dari tempat tidur. Dion, y

engar panik. Ia langsung mendekat, menyent

n handuk kecil. Ia memeras handuk itu, lalu dengan lembut mengompres dahi Keisha. Sen

Dion, membantu Keisha

dikit. Dion merawatnya dengan penuh perhatian, mengganti kompres secara berkala, dan memastikan Keish

isha suatu malam, saat Dion sedang duduk

aku perlu. Kau adalah tanggu

terasa sedikit menghangatkan. Dion tidak merawatnya karena cinta, melainkan karena rasa tanggung

bisik lagi, kali ini denga

um tipis. "I

an sabar. Sisi yang tidak pernah ia duga ada di balik persona tenang dan pragmatisnya. Itu

tidak bisa memulai hari tanpa teh chamomile. Dion sesekali akan meninggalkan bunga segar di meja makan, yang ia beli dalam per

a dari nol. Keisha menceritakan tentang impiannya menjadi desainer busana, tentang bagaimana ia dulu suka menggambar sketsa gaun pengantin sejak kec

rja di ruang kerjanya, Keisha mem

a Dion, mendong

eisha, sedikit gugup. "Apa kau pernah

kspresi terkejut. Itu adalah pertanya

"Seorang wanita bernama Sarah. Kami menjal

pa pu

belum siap. Terlalu fokus pada pekerjaan, pada membangun perusahaan. Dia b

Keisha dengar. Itu membuat Dion terasa lebih manusiawi, lebih dar

t. "Terkadang memang sulit menemukan keseim

. "Dan kau? Rafael ad

pahit. "Dan terak

"Kau akan menemukan kebahagiaa

entang hal-hal permukaan, tetapi mulai menyentuh bagian-bagian yang lebih dalam d

mulai terbiasa dengan status Dion dan Keisha sebagai suami istri. Mereka bahkan menerima undangan

egan, dan Dion tampak gagah dalam setelan jasnya. Mereka menari bersama, Dion memimpin dengan gerakan yang lembut d

nga Keisha saat mereka menari, membuat Keisha sedikit terk

dikit merona.

nisnya, dan Keisha menemukan bahwa ia bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial Dion. Me

heningan yang berbeda di dalam mobil. Bukan kehenin

gkan," kata Keisha

ion. "Kau ber

angat pandai be

au juga tidak kalah heb

adalah gelar yang seharusnya ia sandang dengan Rafael, namun kini ia menyandangnya denga

ntuk berganti pakaian. Saat ia keluar dari kamar mandi, mengenak

u teh?" tanya Dio

pernah menawarkan hal seperti itu sebelumnya,

ab Keisha, mencoba m

nuju dapur. Keisha mengikuti lang

hkan secangkir teh panas pada Keisha. Keheningan kembali menyelimu

a, menatap cangkir tehnya. "Tapi... ak

utkan kening.

u menjalani sandiwara ini bersamaku. Untuk mau menanggung semua ini. Tanpa

dikit menghangat. "Aku juga berterima kasih padamu, Dion. Kau su

bih hangat dan lebih nyata dari apapun yang p

eka, dalam keheningan yang nyaman. Dinding yang memisahkan mereka kini terasa lebih tipis, hampir

aan, kini tidak lagi terasa sepenuhnya asing. Ia adalah bagian dari hidupnya, bagian dari takdir yang aneh ini. Dan entah mengapa, di tengah semua rasa sakit dan kebingungan, ada secercah ha

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY