in nyata, dipenuhi dengan tawa, pengertian, dan sentuhan-sentuhan kecil yang mulai terasa begitu alami. Perasaan aneh yang sempat mengusik Keisha di malam saat Dio
Meski tak lagi menjadi luka terbuka, ia adalah pertanyaan yang belum terjawab, sebuah misteri yang mas
tampak gelisah, sesuatu yang jarang Keisha lihat dari pria te
ya Keisha, menghampi
g. "Aku... baru saja menda
akut dan penasaran bercampur aduk. Sudah lebih dari s
a Keisha, suarany
Keisha dengan tatapan se
mana? Bagaimana keadaannya? Apa yang terjadi padanya?
kecelakaan. Sudah beberapa bulan yang lalu, tapi dia tidak membawa identitas apa pun sa
afael selamat. Di sisi lain, ada kemarahan yang membuncah. Ia meninggalkan Kei
anya Dion, seolah bisa
pakah ia punya kewajiban untuk menemuinya? Tapi rasa ingin tahu itu
ya," kata Keisha akhirnya.
akan menemanimu. Kita
an ia hadapi. Apakah Rafael akan meminta maaf? Apakah ia akan memberikan alasan yang masuk
an menuju kamar Rafael. Orang tua Rafael sudah ada di sana, wajah mereka tampak letih
au datang," katanya, suaranya berget
ngangguk. Ia tidak t
ya pucat dan tubuhnya kurus. Ada bekas luka samar di pelipisnya, dan lengannya dibalut gips. Keisha merasakan gelombang
menatap Keisha, lalu Dion. Sebuah ekspresi
bisiknya, su
ebih dulu. Dion menatap adiknya dengan tatapan yan
ion. "Kenapa kau
n, menatap kosong ke langit-langit. "Aku
pa, Rafael? Kenapa kau meninggalkan aku di altar? Kenapa kau me
rik napas dalam-dalam, lalu membuka matanya. "Saat itu, aku... aku dililit utang yang sangat besar. Aku terlibat d
ng? Investasi bodong? Ini jau
atau bahkan orang-orang terdekatku jika aku tidak bisa membayar. Aku tidak ingin kau atau kel
a jujur padamu. Aku seharusnya memberitahumu. Tapi aku... aku sangat takut. Aku merasa
ghantui Keisha. Ia memang pengecut, tapi motifnya bukan sepenuhnya tentang melarikan diri dari cint
mencoba melarikan diri?" t
u terlalu panik dan tidak fokus saat mengemudi. Aku menabrak
ng ia cintai mati-matian, ternyata menyimpan rahasia sebesar ini. Rafael, sang kekasih
u?" tanya Dion. "Apakah
h mencoba menghubungi orang-orang itu, tapi tidak
. "Kita akan urus ini. Ta
tahu ini tidak akan mengubah apa-apa. Tapi aku benar-benar minta maaf. Aku hancur karena sudah menyakitimu.
pandang. Momen canggu
ga," kata Dion, suaranya datar. "Dan kami akan tetap m
galir di pipinya. "Aku tahu aku tidak pant
baginya, kini tampak begitu jauh, begitu asing. Rahasia yang ia sembunyikan tela
Ia kini bisa mengerti, meskipun rasa sakitnya tidak sepenuhnya hilang. Di perjalanan pulang, Keisha dan Dion
ja?" tanya Dion,
ku hanya merasa... lega? Tapi juga sedih. Dia memang
nnya," Dion menambahkan dengan tegas.
pi setidaknya aku tahu sekaran
. "Dan bagaiman
ka adalah sebuah kepalsuan, sebuah solusi sementara. Dengan Rafael yang su
t ketakutan di hatinya. Ketakutan akan kehilangan Dion, ketakutan akan
an di depannya. Keheningan yang panjang menyelimu
Keisha?" tanya Dion ak
Ia ingin mengatakan, "Aku tidak ingin berpisah." Tapi kata-kata
berbohong. "Aku hanya... aku p
an memberikan Rafael waktu untuk pulih. Dan kau j
terucapkan di antara mereka. Keisha tidak bisa tidur. Ia berjalan ke
tidur?" t
um. Banyak yang haru
ranikan diri. "Dion... apa yang
Dia sudah menciptakan kekacauan ini. Tapi dia tetap adikku." Ia menghela napas. "Dan tentang
", mengandung makna yang dalam bagi Keisha. Dion sudah t
eisha. "Aku sudah..
is. "Kurasa itu bu
. Akankah Dion merasa bertanggung jawab untuk menolong adiknya dan kembali pada kehidupannya yang dulu? Akankah
besar tabungannya dan bahkan menjual salah satu asetnya untuk melunasi utang adiknya, agar Rafael tidak lagi diancam dan bisa memulai hidup baru. Keisha melihat ba
ua utang Rafael, ia pulang dengan wajah yang sangat lelah. Ke
ai?" tanya K
tuhkan diri di sofa. "
n menggenggam jemari Dion. "Kau sudah melakukan b
an. "Ya. Semoga dia bisa belajar dari kesalahannya." Ia lalu membalikkan tangannya
nya terucap. Rafael sudah tidak lagi menjadi penghalang. Utangnya
harapan, dan sedikit kerentanan di sana. Ia ta
uaranya bergetar. "Aku tahu ini dimulai dengan cara yang sal
atang begitu cepat, begitu langsung. Sebuah senyum tipis, kemudian seny
ke dalam pelukannya. Pelukan yang kali ini terasa begitu nyata, begitu
k menyangka momen ini akan terjadi. Pria yang ia nikahi secara terpaksa, yan
gan Rafael?" tanya Kei
tidaknya, dia harus mengerti. Dia sudah memiliki kesempatan
berpisah?" tanya Keisha
tatapan penuh kasih sayang. "Tidak. Kita akan melanjutkan pernikahan ini. Tapi kali ini, ini akan menja
tinya dipenuhi kebahagiaan. Badai yang melanda hidupnya setahun lalu, ternyata telah membawany
yang baru, sebuah lembaran baru dalam hidup mereka. Pertanyaan tentang mengapa Rafael melakukan semua itu mungkin masih ada, namun kini, tidak