img Pengantin Boneka Demi Utang Keluarga  /  Bab 1 bagaimana kabar perusahaan orang tuamu | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Pengantin Boneka Demi Utang Keluarga

Pengantin Boneka Demi Utang Keluarga

Penulis: Agus
img img img

Bab 1 bagaimana kabar perusahaan orang tuamu

Jumlah Kata:3083    |    Dirilis Pada: 19/06/2025

ginnya semakin menusuk, menusuk hingga ke tulang sumsum Anya Pramudita yang duduk tegak di salah satu kursi ukiran antik. Tangannya tergenggam erat di pangkuan, mencoba menyalurk

di sana, seperti benang sutra yang bisa mencekik jika Anya salah melangkah. Helena, dengan tata rias sempurna dan perhiasan berlian yang berkilauan, memandang A

an. "Pramudita Global sedang dalam masa transisi, Nyonya Helena. Kami sedang me

ya anjlok drastis dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, bank-bank besar pun mulai menarik di

perkenalan" yang diatur orang tua Reza. Setiap kali, pembicaraan pasti akan berujung pada kon

jawab Anya, berusaha menjaga suaranya tetap datar. Ia tak ingin terlihat lemah, tak ingin menunjukkan betapa hancurn

ngan kecerdasanmu, Anya, kau pasti bisa membalikkan keadaan. Kudengar kau meraih gelar cum laude dari un

itu hanyalah penguat bagi argumen mereka: Anya adalah aset, sebuah investasi yang layak diselamatkan dan dimasukkan ke dalam keluarga Wija

jukkan aura kemewahan yang melekat pada dirinya, namun aura itu terasa hampa, tanpa jiwa. Sejak Anya tiba, Reza hanya sesekali meliriknya, tatapan itu pun seperti memandang benda mati, tak ad

memang luar biasa. Kami sudah melihat rekam jejaknya. Makanya, kami berpikir, akan sangat disayangkan jika potensi sebesar itu tidak

ang sama berulang kali dalam beberapa minggu terakhir. Ini adalah

u jawabannya. Ia hanya ingin mendengar mereka mengatakannya d

sasi manajemen, bahkan mungkin mengambil alih beberapa lini bisnis yang paling terancam. Tapi... tentu saja, ada syaratnya." Ia

i patung, kini sedikit bergerak. Matanya yang tadinya kosong, sedikit demi sedikit, dipenuhi kil

ah. Perasaan direndahkan, diperjualbelikan, begitu nyata hingga ia ingin berteriak. Tapi ia tak bisa. Ada begitu banyak ha

kat. Ia memaksa dirinya untuk menatap mata Tuan Wij

r bagi Pramudita Global. Dan kau, Anya, akan menjadi bagian dari kami. Kami yakin, dengan kemampuanmu, kau bisa membantu mengemba

ka tahu ia pintar, mereka tahu ia berpotensi, dan mereka menggunakan itu sebagai alat pemeras

muda itu kini menatapnya, matanya tajam, penuh cercaan. Ada gurat k

kan bersama. Demi masa depan keluarga. Dan Reza akan menjadi sua

u saja. Sangat baik, bahkan," ujarnya dingin, matanya tak lepas dari Anya. "Bagaima

kan hatinya teriris. Ia tahu Reza membencinya, menganggapnya sebagai wanita murahan yang bersedia menjual

s Helena mem

ban. "Jadi? Apa jawabannya, Nona Anya Pramudita yang terhorma

a mati-matian. Ia tidak akan menangis di depan mereka, apalagi di dep

yang hidupnya bergantung pada perusahaan itu. Ayah dan ibu saya telah berjuang seumur hidup mereka. Saya tidak bisa membiarkan itu semua ru

ementara itu, ekspresi Reza berubah. Kilatan amarah di matanya kini bercampur dengan sesuatu yang

u membuat keputusan yang tepat. Kami tidak akan mengecewakanmu. Pramudita Global akan kam

menjadi alat, bidak catur yang harus mereka gunakan untuk kepentingan mereka sendiri. Ia

n, menyoroti penyatuan dua keluarga konglomerat, meskipun salah satunya sedang terpuruk. Foto-foto Anya dan Reza yang dipaksa

k Anya, suatu sore di kafe favorit mereka. Arya, dengan rambut pirang

. Boneka yang dipajang di etalase toko." Ia menghela napas.

perjanjian kotor yang dilakukan keluarga Wijaya. "Aku tahu, Anya. Tapi tetap saja... ini mengerik

percaya pada hal itu." Senyum sinis tersungging di bibirnya. "Bahkan jika aku percaya pun, mana mun

rbisik. "Kirana, kan? Mantan pacarnya waktu di SMA

u. Tapi mereka tidak peduli." Ia memutar cincin pertunangan di jarinya. Berlian itu terasa dingin di kulitnya. "Mere

cukup'?" s

ereka butuh aku untuk memoles citra perusahaan mereka, atau mungkin untuk memimpin salah sat

imana deng

ia akan menuruti orang tuanya dan meninggalkan Kirana sepenuhnya. Aku tidak peduli." Anya mencoba meyakinkan di

nggil untuk mencoba gaun pengantin, atau untuk sesi foto pra-pernikahan yang canggung dengan Reza. Setiap kali mereka berdua bersama

ya mengenakan gaun pengantin sutra putih, sementara Reza mengenakan tuksedo hitam yang pas di tubuhny

Kita akan menikah dalam dua minggu. Pernik

. "Aku tahu. Ini...

s. "Lebih tepatnya, ini adal

a besar studio yang memperlihatkan gedung-gedung pencakar

ya sedikit gemetar. "Kau bisa melawan

a. Tapi mereka... mereka punya cara sendiri untuk membuatmu tak berdaya. Apala

reka berdua terperangkap dalam jaring laba-laba y

tanya Anya, mencoba mengalihkan pembi

bertanya. "Rencana? Aku tidak punya rencana. Aku hanya akan menjalani hari. Aku..

ngsung dari Reza, itu tetap terasa seperti pukulan. Ia akan menikah dengan pria

encoba terdengar netral. "Ak

aneh. "Benarkah? Kau tidak ak

umiliki? Aku tidak percaya pada cinta, Reza. Bagiku, ini hanyalah perjanjian. Kau hidup dengan

pannya yang menyiratkan rasa sakit dan kepahitan yang An

anya Reza pelan, seolah pertanyaan

untuk membuat manusia merasa lebih baik dalam kesendirian mereka. Pada akhirn

ang di bawah tatapannya. Ia telah menunjukkan sedikit dari di

intai seseorang?

i cermin besar. Gaun pengantin putih itu seharusnya melambangkan k

Anya?" Suara fotografer men

uru mengang

apas, lalu bang

ap sentuhan terasa asing, setiap senyum adalah topeng. Di dalam hati Anya, ia tahu, perni

hnya, Pramudita, seorang pria yang dulunya gagah perkasa, kini terlihat letih, dengan uban di sana-sini dan bahu yang sedikit membungk

, saat ia duduk di tepi ranjang Anya, menemaninya sebel

ungkin akan jarang ia rasakan lagi setelah ia pindah ke rumah Re

ahagiaanmu juga penting. Ibu dan ay

Hidup ini memang keras. Dan lagi, aku tidak mencari kebahagiaan

"Kau gadis yang kuat,

nya erat-erat, membiarkan air mata itu membasahi bahu Rima. Ini adalah pe

"Aku tidak tahu bagaimana a

ya bergetar. "Kau cerdas. Kau akan menemukan jala

ang mendalam. Ia tahu, orang tuanya telah membebani dirinya dengan ta

takdir yang tak adil. Anya mengenakan gaun pengantinnya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Seorang wanita muda dengan ga

amu penting. Di samping mereka, Reza berdiri tegak, dengan ekspresi yang sulit diteba

h ayahnya. Setiap langkah terasa berat, seolah kakinya terikat rantai tak te

kah sepercik rasa sakit yang sama dengan yang ia rasakan? Anya tidak tahu. Ia hanya tahu bahwa saat ini, m

apkan di hadapan Tuhan, namun tak ada satu pun yang keluar dari hati mereka. Saat pendeta meminta Reza mencium mempelainya, Reza

tangan, mengucapkan selamat, menyalami mereka, menganggap mereka sebagai pasangan yang serasi dan se

gelap, matanya merah dan bengkak. Kirana menatap Reza dengan tatapan penuh keputusasaan, lalu menatap Anya dengan

amun, Anya melihat saat Reza sesekali melirik ke arah Kirana, ada kerutan di dahinya, dan

ijaya Corp, Anya dan Reza berdiri canggung. Ruangan itu mewah, de

za, memecah keheningan yang menyesakkan.

. Ia tidak terk

ntin yang indah itu kini terasa berat, mencekiknya. Reza melepaskan

ta Reza, suaranya serak. Ia menatap Anya. "Tapi satu hal yang p

ng kubilang, ini hanyalah perjanjian. Kita berdua adalah korban dalam drama ini. Mari ki

"Baiklah. Selam

t tidur

eharian mengalir deras. Ia menangis dalam diam, membiarkan kesedihan memenuhi dirinya. Masa depannya terasa begitu tidak pasti. Ia ter

ia akan tenggelam dalam kehampaan ini? Ia hanya tahu, jalan di depannya akan sangat panjang dan penuh duri.

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY