um merekah di bibirnya, begitu lebar hingga terasa sakit. Tangannya gemetar saat memegang alat uji kehamilan yang menunjukkan dua garis m
ada gaun putih yang menjuntai, hanya sumpah setia di hadapan beberapa saksi terdekat dan wali. David selalu punya seribu alasan mengapa pernikahan mereka harus dirahasiakan. "Ini demi karierku, Clara
il pahit ketika melihat David berinteraksi dengan wanita lain di acara-acara publik, bahkan ketika berita gosip tentang David dan kolega wanita muncul di ma
kin David tidak mengumumkan pernikahan mereka ketika ada buah hati yang akan lahir? Kegembiraan membanjiri dirinya, melenyapkan semua keraguan dan kecemasan yang selama ini bersarang di hatinya. Ia membayangkan wajah David
favorit David, masakan Italia dengan aroma basil dan tomat yang menggoda. Rumah itu hangat, diterangi lampu temaram yang menciptakan sua
as jasnya, melonggarkan dasinya, dan menghela napas
ikit bergetar karena antusiasme yang tertahan. "A
sibuk dengan ponselnya, sesekali menjawab panggilan telepon atau membalas pesan. Perhatiannya terpecah, seolah piki
a mengikutinya, membawa secangkir teh herbal hangat.
dari layar lapto
ya meremas ujung gaunnya. Ini dia. Momennya. Ia men
, kini menatap Clara. Bukan dengan kegembiraan yang diharapkan Clara, bukan dengan senyuman lebar
d terdengar datar
terkejut karena ini kabar bahagia yang tak terduga. "Ya, David. Kita akan
Clara bayangkan. Ia hanya berdiri di hadapannya, tatapannya menyusuri wajah Clara, lalu beralih ke pe
bisa? Apa maksudnya? "Bagaimana bisa? Ya, sepert
, berjalan mondar-mandir di ruangan kecil itu. "Kita sudah sepakat, bukan? Aku sud
David hanya selalu berkata "belum waktunya" untuk mengumumkan pernikahan mereka. Pikiran Clara kacau. "Tapi David... kita sudah men
lihat sebelumnya. Ada kemarahan yang membara di matanya, bercampur dengan sesuatu yang
pasnya tercekat. "Bencana?" ulangnya, suaranya nyaris ta
n? Reputasiku sedang dipertaruhkan! Aku akan segera menandatangani kontrak besar dengan investor asing, dan berita tentan
ping-keping di hadapannya. Ia merasa dipermainkan, diinjak-injak. "Jadi... jadi selama ini aku hanya dij
kasar. "Clara, ini bukan tentang pengganti. Ini tentang prioritas. Aku
ku tidak pernah berarti apa-apa bagimu selain seorang istri bayangan yang bisa kau panggil kapan saja, dan kau singkirkan k
annya. "Mari kita bicarakan ini baik-baik. Kita bi
enatap David dengan mata merah, penuh kemarahan dan kekecewaan yang mendalam. "Tidak ada lagi yang perlu dibi
di matanya. "Jadi, apa maumu, Clara?
cam? David, aku hanya ingin hakku. Hak untuk diakui sebagai istrimu. Hak untuk anak ini memiliki seorang ayah yang tidak malu mengakuinya. Tapi seper
a tidak percaya
as dari bibir Clara, mengejutkan dirinya sendiri. Ada rasa lega yang
kemarahan yang sebelumnya terpendam, meledak. "Cerai?! Kau gila, Clara?
eriku penantian, David! Kau memberiku janji kosong! Kau
at, meraih bahu Clara dengan kasar. "Kau tidak akan bisa melakukan ini, Clara! Kau tidak
n erat mencengkeramnya. Matanya memerah, napasnya
a, mengguncangnya, seolah ingin menyadarkan wanita itu dari apa yang David anggap sebagai keg
an kendali. Cengkeraman David semakin kuat, menarik tubuh Clara hingga Clara jatuh, kepalanya me
hidungnya. Ada rasa sakit yang luar biasa di kepalanya dan di bagian bawah perutn
dar," kata dokter itu lembut
... bagaimana anakku?" Tiba-tiba, ia teringat semua yang
ya Clara. Anda mengalami pendarahan hebat. Kami
idak sebanding dengan hantaman emosional yang ia rasakan. Tangannya terangkat, menyentuh perutnya yang masi
ada di luar. Dia sangat k
rahan yang dingin dan tajam. Tidak ada lagi kehangatan, tidak ada lagi kelembutan, tidak ada lagi cinta yang tersisa untuk
akuan David, kini telah mati. Di tempatnya, bangkitlah sesosok wanita yang dingin, tak acuh, dan penuh tekad. Tekad
bunga, makanan, dan kata-kata penyesalan. Namun, Clara hanya menatapnya dengan mata kosong, tak berekspresi. Kata-kata maaf David terdengar hampa di telinganya. Da
dulu selalu ceria dan penuh perhatian, kini bergeming. Tatapan matanya tajam, dingin, dan pen
ku tidak tahu apa yang merasukik
lah membunuh anakku, David. Salah satu dari mereka. Kau telah menghancur
lan dirinya di mata Clara-seorang monster. Rasa bersalah itu kini tak hanya menggerogoti, tetapi juga mencekiknya. Ia telah menghancurkan hidup wanita yang dul
tuk melepaskan segala amarah dan kepedihan yang terpendam. David telah menciptakan monst
ini terasa seperti kuburan es. Clara berbicara hanya jika diperlukan, dan itu pun dengan nada dingin, sarat akan kebencian. David berusaha keras un
n mengadakan konferensi pers. Aku akan mengatakan semuanya.
Kau pikir dengan mengumumkan pernikahan itu sekarang, semua akan kemba
dalam jebakan yang ia ciptakan sendiri. Ambisinya, rahasianya, dan keegoisann
cerainya. Ia tidak hanya ingin bercerai; ia ingin David merasakan penderitaan yang sama, atau bahkan lebih, dari apa
id telah menyalakan api itu, dan kini, ia harus bersiap untuk terbakar. Kejutan demi kejutan memang menghantam David, namun kejutan yang paling besar adalah transformasi Clara. Wanita yang dulu ia anggap lemah, kini adalah ancam