oleh dua hal: sketsa desain logo "Kreativa Studio" yang masih teronggok di meja makannya, dan bayangan Arion Aditama dengan kerutan
ang lebih tenang. Ia lalu mengambil tablet grafisnya, mencoba menyelami kembali dunia yang ia rindukan. Garis-garis digital mulai menari di layarnya, membentuk pola abstrak yang perlahan
easi, sebuah notifikasi email m
ak biasa. Biasanya, ia akan memastikan semua pekerjaan selesai sebelum Jumat
ntaan Urgent
aya olah untuk presentasi tambahan dengan Nishi Corp. Ada perubahan jadwal yang
n Ad
erubahan jadwal mendadak"? Arion bahkan menulis kata "Maaf". Itu adalah sebuah anom
asa frustrasi, namun juga rasa tanggung jawab yang tak bisa ia hindari. Pekerjaan adalah pekerjaan, dan ia membutuhkan gaji itu. Lagipula,
alanan ke kantor terasa lebih panjang dari biasanya, diwarnai kemacetan khas Jakarta meskipun ini akhir pekan. Dalam benaknya, i
an yang terlihat. Lampu-lampu di sebagian besar lantai dimatikan, menciptakan suasana remang-remang yang
al, dikelilingi oleh tumpukan berkas dan layar laptop yang menyala. Ia mengenakan kaus polo berwarna gelap dan celana chino, penampilan yang jauh leb
ion," sapa Elena pelan
olah ia lupa bahwa ia yang memanggilnya. "Ah, Elena. Terima kasih sudah
n komputernya. "Ada apa, Pak? Apa
ta yang lebih rinci tentang penetrasi pasar kami di segmen tertentu. Mereka baru saja mengubah parameter
k?" tanya Elena, sudah
nggiran kota besar, serta pola penggunaan fitur notifikasi secar
ng cukup mendalam, Pak. Apakah
tapi butuh waktu." Arion menghela napas lagi. "Saya bisa mengambilnya sendiri, ta
s ini. "Baik, Pak. Berikan saya akses ke database
is interaktif. Elena dengan cekatan menelusuri database yang kompleks, menggunakan keahliannya dalam mengolah data yang ia pelajari dari kursus online yang pern
ngukur progresnya. Keheningan yang tercipta bukan karena canggung, melainkan karena konsentrasi tinggi dar
nnya dalam format yang rapi, hari sudah mulai gelap. Lampu-lampu kantor di luar r
inya menghadap Arion. "Ini data yang Anda mint
kspresinya yang tegang perlahan melunak. "Luar biasa, Elena. Ini persis seperti yang saya butuhk
k," jawab Elena,
sudah mengganggu akhir pekan Anda. Saya tahu ini mendadak, tap
" kata Elena. "Saya
natap jam di dinding. "Sudah lar
geleng. "B
itu, mari kita cari makan. Biar saya ya
k terduga. Biasanya, setelah jam kerja, Arion akan langsung pulang. Ia ragu sejen
," kata Elena, merasa sedikit g
nya tidak menerima penolakan. "Lagipula, saya juga
gangguk. "Baiklah,
ng. Arion tidak berbicara, dan Elena juga bingung harus memulai percakapan apa. Ia mencuri pandang
at kantor. Tempat itu tidak terlalu ramai, cocok untuk suasana santai. Elena duduk
uh," Arion memulai percakapan, memecah keheni
Banyak hal baru yang harus saya pelajari, ter
ik atau buruk?" tanya A
ena jujur. "Dulu, sebagai desainer lepas, saya terbiasa dengan r
rak cepat, dan setiap detail kecil bisa berdampak besar." Ia mengamb
rupa. Dulu saya ingin membangun agensi desain sendiri." Ia tersenyum
ngan nada yang tidak biasa, lebih
am tatapan Arion yang membuatnya merasa sedikit lebih nyaman dari biasanya. "Ada masalah keluarga, Pa
bisa merasakan tatapan Arion yang sedikit melunak. Ia tidak
ya, memberanikan diri. "Mengapa Anda memilih membangun
melihat banyak potensi di pasar Indonesia untuk aplikasi yang bisa mempermudah hidup masyarakat. Dan saya tidak
nda sekuat itu?" tanya Elena lagi, teri
n membuktikan sesuatu," katanya, pandangannya jauh. "Kepada
dalam di balik ketegasannya, di balik ambisinya yang membara. Mungkin itu adalah alasan di balik "gangg
ar aura CEO-nya, bisa menjadi pendengar yang baik. Ia tidak banyak berbicara tentang dirinya, tapi ia mendengarkan Elena dengan saksama, sesekali mengajukan pertanyaan yang
. Hubungannya dengan Arion tidak lagi hanya sebatas bos dan asisten. Ada lapisan baru yang terbuka, lapisan manusiawi yang selama ini tersembun
yang ia kenal, kini terasa sedikit lebih manusiawi. Dan itu, entah bagaimana, mem