ping-keping. Setiap pecahan memantulkan bayangan dirinya yang hancur, dikelilingi oleh puing-puing kepercayaan yang t
a ini semua adalah lelucon kejam, fitnah belaka. Namun, hatinya tahu. Ada rasa sakit yang begitu fam
nya sebagai arsitek terkemuka. Ia selalu memperlakukan Alana dengan penuh perhatian, selalu ada di setiap momen penting, dan yang terpenting, ia adalah ayah yang luar biasa bagi Arya dan Luna, bu
ka Alana berumur delapan tahun. Sejak saat itu, Risa, yang setahun lebih muda darinya, menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Mereka berbagi kamar, berbagi rahasia, berbagi tawa dan tangis. Alana bahkan rela mengalah dalam banyak hal demi Risa. Saat Risa kes
bagaimana Kenzo seringkali menawarkan diri untuk mengantar Risa pulang jika sudah terlalu larut, alasannya sederhana, "Demi keamanan Risa." Alana selalu melihat itu sebagai bentuk perhatian seorang kakak ipar. Bahkan, ia
nya di bahu Kenzo. Alana merasa sedikit tidak nyaman saat itu, tapi Kenzo segera menjelaskan, "Risa baru saja menceritakan lelucon lucu, Sayang. Dia b
rat, seolah berusaha menahan dirinya agar tidak hancur berkeping-keping. Isakannya tertahan, tak ingin membangunkan Arya dan Luna
ka yang damai dalam tidur, senyum ceria mereka yang selalu berhasil menghapus segala lelah, kini menjadi satu-satunya cahaya di tengah kegelapan yan
Risa, yang telah mengkhianati kepercayaan dan kasih sayangnya. Ingin rasanya ia bangun, berteriak, melabrak keduanya tanpa mempedu
oleh bertindak gegabah. Emosi sesaat hanya akan membawa mereka pada kehancuran yang lebih parah. Jika ia melabrak mereka sekarang, apa yang akan terjadi? Kekacauan. Perdebatan sengit. Perceraian yang menyakitkan
badai di dadanya. "Tenang, Alana. Tenang," ia berbisik pada dirinya
tidak akan membiarkan dirinya menjadi korban yang tak berdaya. Ia tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja setelah
impulsif yang akan merugikannya. Tapi pembalasan yang cerdas, terencana, dan efektif. Pemb
ulai bekerja. Jika ia ingin membalas dendam, ia harus cerdik. I
l. Lebih tak terbantahkan. Ia harus mencari tahu seberapa jauh hubungan mereka, berapa lama mereka sudah melakukannya, di mana dan
dingin dan asing. Parfum Kenzo yang masih tercium samar di bantal, boneka beruang dari hadiah ulang tahun pernikahannya di sudut r
apan rekan kerja, di hadapan keluarganya, dan terutama di hadapan klien-kliennya yang terhormat. Ia adalah arsitek yang terkenal dengan integritas dan profesionalismenya
bekerja sebagai desainer interior junior di sebuah firma kecil, penghasilannya tidak seberapa. Alana tahu, Risa sangat menginginkan gaya hidup yang bisa diberikan oleh Ken
keruntuhan. Keruntuhan finansial, keruntuhan sosial, keruntuhan moral. Ia ingin
oto Arya dan Luna. Senyumnya samar, diwarnai rasa pedih. "Demi kalian, Na
ti biasa, ceria dan penuh perhatian. Ia mencium kening Alana, bertanya tentang tidurnya, bahkan bercanda dengan Arya dan Luna di meja makan. Setiap tawa Kenzo, setiap sentuhan tangan
lsu, menjawab seadanya. Air kopi terasa pahit di lidahnya, namun ia tetap meneguknya. Ini
tentang hukum perceraian, tentang hak asuh anak, tentang pembagian harta gono-gini. Ia ingin tahu semua opsi yang ia miliki. Ia juga mencari tahu tentan
di kalangan arsitek, bahkan saham-saham yang ia miliki di berbagai perusahaan. Alana ingat,
laci meja kerjanya di rumah, atau di laptopnya. Ia seringkali melihat Kenzo bekerja hingg
h dalam, lebih pribadi. Pengkhianatan dari orang terdekat selalu lebih menyakitkan daripada p
teman-temannya? Gaya hidup seperti apa yang ia jalani? Apakah ia memiliki rahasia lain ya
tidak tahu apa-apa. Setiap kali Kenzo menyentuhnya, hatinya mencelos. Setiap kali ia melihat senyum Kenzo, ia merasa mual. Ia bahkan harus mena
sore, saat ia datang untuk menjemput Luna yang baru saja bermain di rumah
tap tajam ke arah Risa, berusaha membaca ekspresi di wajah wanita itu. Apakah ada rasa bersalah?
"Kakak terlalu keras beker
as dengan senyuman
s dan mahal dari biasanya. Ada perhiasan baru di pergelangan tanga
dak terkunci, membuka setiap folder di laptop Kenzo, mencari petunjuk, bukti, atau apa pun yang bisa ia gunakan. Ia menemukan beberapa berkas keuangan yang mencurigakan, transfer uang dalam jumlah besar ke rekening yang tidak dikenal, dan beberapa
enting. Ia ingat Kenzo pernah mengatakan bahwa ia menggunakan cloud stor
ling mengirim pesan, pertemuan-pertemuan mereka yang "kebetulan," bahkan perubahan kecil dalam rutinitas mereka. Ia melihat Kenzo seringkali pulang terlambat, alasann
selalu menghapus riwayatnya. Itu saja sudah menjadi indikasi y
" muncul di layar. Jantungnya berdegup kencang. Ini dia. Ia menahan napas, tidak m
segera melihat ponselnya. "Ah, Risa men
usaha terlihat acuh tak acu
rik. Ia melihat Kenzo mengetik dengan cepat, lalu menyembunyikan
k hanya berhadapan dengan perselingkuhan, tetapi juga dengan sebuah plot yang telah dijalankan dengan sangat rapi oleh Kenzo dan Risa. Mereka
elihat Kenzo keluar dari kantor lebih awal dari biasanya, dan bukannya pulang, ia malah melaju ke arah pusat kota. Alana mengikutin
ih rapi dari biasanya, rambutnya ditata dengan hati-hati, dan ia tersenyum lebar. Alana bisa merasakan gelombang amarah dan sakit hati yang luar biasa. Itu adal
r mata amarah, air mata tekad. Ia memotret momen itu, memastikan wajah Risa dan Kenzo ter
uali kekosongan yang dingin. Rasa sakit itu begitu dalam,
Bima. Bima adalah seorang pengacara handal, spesialis dalam hukum kel
pa Alana, berusaha m
ik-baik saja, ada apa?" jawab B
-dalam. "Aku butuh bantua
enzo dan Risa di apartemen. Ia berbicara dengan suara datar, tanpa emosi, seolah sedang mencer
gat sulit. Tapi kamu sudah melakukan hal yang benar dengan mengumpulkan bukti. Jangan b
isi tawar yang kuat, Alana. Bukti-bukti ini sangat penting. Tapi kita perlu lebih dari sekadar foto. Kita butakan mencari lebih banyak lagi. Aku tidak
ntang ini. Bertindaklah seperti biasa. Biarkan dia lengah," saran Bim
knya, ia tidak sendirian. Ia punya sekutu. Kini, langkah selanju
cananya menjad
tambahan. Memasang alat penyadap kecil jika memungkinkan, merekam percakapan, melacak transak
untuk mengamankan aset-aset yang menjadi haknya, atau setidaknya memblokir Kenzo agar tida
erselingkuhan Kenzo dan Risa di depan publik, namun tidak dengan cara yang gegabah. Ia ingin publik melihat Kenzo
na sepenuhnya jatuh ke tangannya. Ia tidak ingin anak-anaknya memiliki ayah
gitu menawan. Namun di balik senyum itu, tersimpan pengkhianatan yang keji. Ha
uaranya dingin dan penuh janji. "Dan kau, Risa. Kau tid
a akan bangkit. Ia akan menunjukkan pada Kenzo dan Risa bahwa wanita yang mereka hancurkan, kini telah bertransformasi me