img Kau Sakiti Orang Yang Salah  /  Bab 1 menghantuinya | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Kau Sakiti Orang Yang Salah

Kau Sakiti Orang Yang Salah

img img img

Bab 1 menghantuinya

Jumlah Kata:2203    |    Dirilis Pada: Hari ini00:14

g memotong pekatnya malam, suara decitan ban yang memilukan, dan benturan keras yang mengakhiri segalanya. Lalu, keheningan yang mematikan, hanya diselingi oleh isak tangi

ka mengajarkan Reza tentang kebaikan, kejujuran, dan pentingnya keluarga. Rumah sederhana mereka di pinggir kota adalah tempat paling aman dan penuh kehangatan yang pernah Reza kenal. Kena

ela kamarnya. Kota Jakarta yang tak pernah tidur terhampar di bawah sana, diselimuti cahaya lampu-lampu ya

hal yang selalu membungkus tubuh atletisnya. Ia adalah pemilik Adyatama Group, sebuah konglomerasi bisnis yang bergerak di berbagai sektor, dari properti hingga teknologi. Sejak kemat

ah, bayangan senyum kakek dan neneknya yang kini hanya ada dalam foto, selalu muncul. Dan di samping ba

an, dan pengemudinya didapati mengantuk. Namun, bagi Reza, itu bukan sekadar kelalaian. Itu adalah pembunuhan. Terlebih lagi, ketika ia mengetahui siapa pemili

adi keluarga Daniela, dipenjara, bagi Reza itu tidak cukup. Ia merasa keadilan tidak ditegakkan sepenuhnya. Tidak ada permohonan maaf langs

nyesalan yang mendalam. Ia menghabiskan malam-malamnya membaca laporan polisi, mencari tahu setiap detail tentang kecelakaan itu, dan menyelidiki latar belakang kel

tentang dosa ayahnya. Rambut panjangnya yang cokelat, senyumnya yang manis, matanya yang besar dan jernih-semua itu kontras dengan gambaran kehancur

isik Reza di depan layar komputer, menatap

orang strategis. Ia tahu bahwa kehancuran fisik bisa sembuh, tapi luka hati akan membekas selamanya. Ia ingin menghancurkan Lu

annya, menumbuhkan cinta di hati gadis itu, lalu menghancurkannya berkeping-keping. Bagi Reza, itu akan menjadi bentuk keadilan y

pulkan informasi sebanyak-banyaknya. Ia mempelajari bahwa Luna adalah seorang mahasiswi seni rupa di salah satu universitas bergengsi, memiliki minat yang kuat pada lukisan

nya sudah tepat. Luna adalah gadis yang tulus dan naif, karakteristik yang sangat mu

ndiri, tatapannya menyala dingin. Tidak ada keraguan, tidak

utama di sebuah acara lelang seni yang akan diikuti oleh Luna. Ia tahu Luna akan menampilkan beber

umunan tamu dengan tatapan tenang, namun di balik matanya, ada perhitungan yang tajam. Ia menemukan Luna berdiri di samping lukisannya, sedan

a selesai berbicara dengan temannya, ia sengaja "men

ang dibuat-buat, senyum tipis terukir di bibirnya. Ia sengaja membuat mat

esar mengerjap. "Tidak apa-apa

an diri dengan sopan. Jabat tangannya terasa hangat, sebu

is menghiasi bibirnya. Senyum itu, bagi Reza, terasa sepert

a menatap lukisan Luna, sebuah abstrak yang dipenuhi

kasih, Tuan Adyatama. Anda

dengan tatapan yang lebih intens, seolah ingin membaca setiap inci jiwanya. Ia melihat sedikit

hatian. Ia bertanya tentang mimpi-mimpi Luna sebagai seniman, tentang kesulitannya dalam menciptakan karya, dan memberikan masukan-masukan yang te

wa sudah terlalu larut malam dan tidak aman bagi seorang gadis untuk pulang sendiri. Sepanjang perjalanan, obrolan mereka terus mengalir. Reza bahkan berhasil membua

eza pamit dengan senyum yang sama menawannya. "Senang be

atama," Luna membala

i depan rumahnya, memikirkan pertemuan tak terduga dengan pria be

tikan oleh ekspresi dingin dan penuh perhitungan. "Langkah pertam

tuh sedalam-dalamnya sebelum ia menarik alasnya. Ia tidak akan membiarkan sedikit pun rasa kasihan menghentikan rencananya. Se

ng remuk redam. Dan bayangan itu, anehnya, memberikan kepuasan yang mendalam baginya. Itu adalah satu-satu

dan mengomentari hal-hal kecil yang mereka bicarakan. Pesan-pesan itu singkat, namun cukup untuk menjaga percikan

ungkin bisa mereka kerjakan bersama, sebuah dalih yang dibuat-buat untuk menciptakan lebih banyak

erbincang tanpa gangguan. Reza terus membangun citra dirinya sebagai pria yang sempurna di mata Luna: sukses, rendah hati, berpendidikan, dan memiliki

eza, menatap mata Luna dengan intens. "Tapi juga tentang cerita, tentang em

sekali Anda bisa merasakannya, T

a, senyum tipis terukir di bibirny

rsipu. "Kalau begitu, Anda

kit kerentanan untuk memancing simpati Luna. Ia bercerita tentang perjuangannya membangun perusahaan, tentang kesendiriannya di puncak kesuksesan, dan tentang

za. Ia melihat Reza sebagai pria yang kuat namun juga memiliki sisi lembut, seseorang yang pantas

ihat koleksi terbaru. Luna setuju dengan senang hati. Sepanjang perjalanan, mereka terus bertukar cerita dan tawa. Reza bah

uat Luna semakin terkesan. Ia juga membeli beberapa karya seni dari seniman lokal sebagai ben

u, bahkan sekadar berjalan-jalan santai di taman kota. Ia selalu bersikap romantis dan penuh perhatian, membawakan bunga favorit Luna, membuka pintu mobil, menarik kursi, dan selal

mencintainya dengan tulus. Ia sering menceritakan tentang Reza kepada teman-temannya dengan mata berbinar, menggambarkan Reza sebagai pria yang s

dengan pemandangan kota yang gemerlap di bawah mereka, Reza

tanya menatap dalam-dalam ke mata g

ta kebahagiaan mulai menggenang di pelupuk matanya. "A

a menarik Luna ke dalam pelukannya, mencium keningnya dengan lembut. Pada mo

h saat dimana ia akan menarik tuas, dan membiarkan dunia Luna runtuh

membiarkan Luna merasakan sakit yang sama seperti yang ia rasakan. Setiap detail

n rasa bersalah di hatinya. Yang ada hanyalah kepuasan. Kepuasan karena ia sebentar lagi akan membalaskan denda

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY