n konsekuensi. Aksara menatap tumpukan bukti di meja, lalu beralih menatap Rumi, yang matanya penuh dengan
pelabuhan hatinya, juga datang dengan niat tersembunyi. Aksara berdiri, memunggungi Rumi, menatap ke luar jendela. Pikirannya kalut. Ia teringa
erbalik. "Kenapa tidak jujur sejak awal? Kenapa kamu biar
ak akan pernah melihatku. Aku mencintaimu. Aku mencintai kamu, bukan CEO Sanjaya Corp. Aku tidak akan perna
t yang ia rasakan bukan karena ia membenci Rumi, melainkan karena ia menyadari betap
Berikan aku waktu," katanya. Ia tidak
mempertaruhkan segalanya. Ia hanya bisa menunggu, berharap bahw
engah semua kekacauan ini, Rumi masih menjadi orang yang paling bisa ia andalkan. Ia melihat Rumi bekerja dengan profesionalisme yang l
ahkan kembali semua dokumen dan bukti yang diberikan Rumi. "Aku akan membantumu, Rumi," katanya dengan tegas. "Aku
ut. "Aksara
datang kepadaku dengan kejujuran, bahkan ketika kamu tahu itu bisa menghancurkan segalanya. Dan itulah yang terpenting.
belum Rumi mengaku. "Maukah kamu menikah denganku?" tanyanya, suaranya dipenuhi dengan harapan. "Kita akan m
Aku mau," bisiknya. Mereka berpelukan, dan di tengah kafe yang sepi itu,
. Bambang tidak setuju dengan keputusan Aksara. Ia mengancam akan menghancurkan karir Aksara dan memutuskan hubungan dengannya. Bamb
ersamanya. Di sisi lain, ia harus menghadapi kemarahan ayahnya dan ancaman untuk kehilangan segalanya yang telah ia b

GOOGLE PLAY