ndang Rumi sebagai sekretaris biasa. Rumi bukan lagi sekadar karyawan yang efisien, melainkan sosok yang mengisi ce
lih dari rapat direksi menjadi cerita masa lalu mereka, impian yang belum tercapai, dan ketakutan-ketakutan yang tak pernah mereka utarakan kepada orang lain
an matanya yang teduh, seolah-olah ia bisa merasakan setiap beban yang Aksara pikul. Di hadapan Rumi, Aksa
namun tidak menolak. Jantungnya berdebar kencang, menyadari bahwa sentuhan itu bukan lagi sentuhan antara atasan dan bawahan. Aksara menatap
, campur aduk antara rasa senang dan khawatir. "Pak Aksara.
u jauh tenggelam. Ia terbiasa mendapatkan apa yang
manis. Sentuhan-sentuhan kecil yang disengaja, tatapan mata yang terlalu lama, da
ng sibuk dengan ponselnya atau pergi bersama teman-temannya. Ia tidak peduli dengan Aksara, dan Aksara pun suda
yang sangat mahal. Di dalamnya terselip sebuah kartu nama yang mencurigakan. Aksara tidak ingin berpikir buruk, tetapi rasa
njalin hubungan gelap dengan seorang instruktur yoga. Bukan hanya itu, detektif tersebut juga menemukan bukti bahwa Nareswari tidak
semua usahanya selama tujuh tahun terasa sia-sia. Ia merasa bodoh, buta, dan dimanfaatkan. Namun, di te
lop berisi foto-foto dan laporan detektif ke atas meja. Nareswari terdiam, wa
" ucap Aksara dengan suara dingin. "
liki hati untuknya. Ia hanya ingin melepaskan beban yang telah ia pikul terlalu la
nggu yang mengikatnya. Ia sekarang bisa sepenuhnya jujur pada perasaannya terhad
nemuimu," katanya d
tanya bersinar dengan sebuah harapan. Aksara menceritakan semuanya, tentang Nares
Aksara. "Tapi Rumi, aku tidak bi
Ia juga mencintai Aksara, lebih dari sekadar atasan. Cinta itu tumbuh di tengah perhatian-perhati
el pengakuan cinta mereka. Di tengah malam yang sepi, di apartemen yang tadinya hampa, Ak

GOOGLE PLAY