img Ranjang Panas Istri Kedua  /  Bab 3 Part 3 | 13.04%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Part 3

Jumlah Kata:1039    |    Dirilis Pada: 05/09/2025

i oleh beberapa orang terdekat termasuk kedua orang tua Bella. Semua berjalan lancar, tanpa kendala, hin

udah beristri. Hatinya terasa begitu hancur. Menyedihkan sekali, namun apa lagi yang bisa ia lakukan?

dua orang tuanya pulang, meski hanya sampai depan ru

," ucap Joko lirih, suaranya b

lian tidak perlu merasa bersalah. Aku baik-baik saja di sini. Aku ya

h mengucapkan salam perpisahan, mereka berdua pun melangkah pergi. Bella berdiri terpaku, matanya me

di dalam sudah sangat sepi. Bram memang sebelumnya meminta semua or

. itu artinya malam ini aku harus melayaninya," gumamnya dalam hati. Jantungnya berdetak begi

u. Setiap langkah terasa seperti menyeret dirinya semakin dekat pada kenyataan yang tak bisa ia hindari. Sesampainya di depan pin

elana pendek tanpa atasan. Bella terdiam. Ada rasa takut yang menjalari tubuhnya, tapi di saat yang sama, matanya

, serta wajah keturunan Belanda yang masih tampak jelas. Proporsinya begitu sempurna, me

nci Bella. Senyumnya tipis, namun penuh de

gas. Suaranya berat, penuh wibawa. "Mendekat

matanya saja, ia bisa merasakan be

uat Bella tersentak. Tatapan matanya yang semula penuh hasrat ki

annya. Baginya, itu cara paling aman agar jarak tak terlalu terasa menyesakkan. Namun, pilihan itu just

a beberapa sentimeter, membuat Bella menahan napas. Ket

melainkan karena nafsu yang menguasainya. "Semua tidak seburuk yang kamu piki

oba menenangkan dirinya meski jantungnya berdebar semakin kenca

aku. Bibir Bram terasa begitu kuat, seolah menghisap set

yang," bisik Bram

mulutnya dengan penuh agresi. Bella tersentak, spontan ingin melepaskan diri. Namun Bram tidak mem

diinginkan pria itu. Rasa takutnya berangsur bercampur dengan keheningan pasrah

, meremas bagian tubuh Bella yang paling ia idam-idamkan. Sentuhan

kepalanya, sebuah refleks yang tak bisa ia kendalikan. Membuat Bram semakin leluasa mengecup

suaranya lirih, hampir tak ia

sratnya meledak, tubuhnya semakin menekan tubuh mungil Be

t yang merembes di bawah sana, bukan kenikmatan, melainkan rasa sakit y

ap Bella dengan panik, tangannya

seseorang yang baru saja berlari jauh. "Kenapa?" t

ur cemas. "Sepertinya... saya datang bula

Jangan menipuku! Kau pasti sudah basah kan? Itu

anjak, berlari kecil ke kamar mandi. Bram sempat menatap punggungnya dengan tatapan penuh cu

na gairah semata, melainkan juga karena frustr

i yang meledak-ledak. Ia merasa seperti dipermainkan oleh keadaan. Malam yang seharusn

Bella tak bisa melayani, maka hanya satu orang yang

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY