img Ranjang Panas Istri Kedua  /  Bab 5 Part 5 | 21.74%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Part 5

Jumlah Kata:944    |    Dirilis Pada: 05/09/2025

ua kakinya terbuka lebar, memperlihatkan kewanitaan yang sudah basah, berdenyut, seolah benar-benar men

kan tepat ke pintu surga itu. Dengan satu dorongan perlahan, batangnya menembus masuk, membuatnya men

inya menusuk semakin dalam. Walau sudah sering bersatu, sensasi itu tetap membuatnya k

.. ahhh..." desah Tiara, tubuhnya m

membuat batangnya seolah diremas oleh dinding kewanitaan istrinya. Ia m

.." erang Bram, tangannya meremas pinggang san

kecil, punggungnya melengkung, kakinya otomatis melin

anggg... lebih dalam... ahhhhhh...," de

airah dan amarah yang membara. Ia mempercepat tempo dorongannya, meng

ng... kau tidak bisa memberiku anak... ahhhhhh!" teria

ati. Payudaranya kembali diremas kasar, putingnya ditarik dan dihisap rakus oleh Bram. Ia

hh... aku tak tahan..." jerit Tiara, tubuhnya berget

ur setelah membersihkan tubuhnya. Ia tahu suaminya pasti marah, meski belu

sak. Rasa gelisah membuatnya sulit memejamkan mata. Bayangan ten

r untuk mengambil segelas air. Namun langkahnya

h yang begitu jelas menembus

h... ahhh... pelan... pelan..

tika suara hentakan tubuh Bram terdengar semakin kasar, semakin

plak..

t tubuhnya semakin tegang. Saat menyadari ada celah kecil di antara pintu yang tidak tertutup rapat, rasa ragu sempat

inya, tampak berada di atas tubuh Tiara. Keringat membasahi tubuh kekarnya, otot punggung da

ejutan yang luar biasa bercampur rasa tak percaya. Jantungnya berpacu lebih cepat, n

nya dibalikkan, dipaksa bertumpu dengan tangan dan lututnya di atas ranjang. Bram berdiri di belakangnya, kedua

hhhhhh!" jerit Tiara, tubuhnya berguncang hebat

ra... rasakan saja... hhhhhh... tubuhmu... terlalu nikmat..." Sua

a yang tak mampu lagi menahan gelombang kenikmatan. Rambutnya berantakan, tubuhnya melengkung, pinggulnya mengik

an itu begitu nyata, begitu jelas, hingga ia hampir lupa untuk bernapas. Ia tidak bisa memaling

ya menangkap sesuatu di balik celah sempit itu. Dan di detik yang menegangkan,

u-buru ia menegakkan tubuh dan melangkah cepat menjauh,

Gerakannya sama sekali tidak melambat, bahkan semaki

sebelum kembali menunduk menikmati s

ngar lirih di sela desahannya, tubu

"Udah kata kamu? Belum, sayang..." gumamnya berat, lalu tanpa m

rkendali. "Ahh... ahh... Bram... jangan terlalu dalam..." rintihnya, nam

hi rahimmu...," ucapnya dengan nada rendah dan penuh kuasa, lalu kembali menghantam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY