n ribuan manusia untuk rutinitas mereka masing-masing. Di lantai atas sebuah gedung pencakar langit, ruang kon
da ketegangan yang terasa di setiap tarikan napasnya. Hari ini bukan sekadar hari kerja biasa; Sean Wijaya dijadwalkan datan
eorang asisten masuk, membawa beberapa berkas. "
menelan napas panj
hitamnya pas di tubuhnya, rambutnya rapi, dan senyum tipis menghiasi wajahnya.
hangat, langkahnya ma
uk," ucapnya. Suaranya datar, profesional, meski ada sed
inti masalah. Saya ingin membahas proyek ekspansi cabang baru. Saya suda
en yang telah ia persiapkan seb
isiko, hingga analisis pasar. Diskusi berlangsung intens, sesekali disel
ean menatap Haura dengan serius, ada rasa ingin tahu yang tak bisa disembunyikannya. Dan Haura, meski mencoba tetap
is. "Haura, kau tampak ragu dengan str
u. Hanya ingin memastikan bahwa risiko terhitung secara akurat. Kita t
rpikirmu. Tapi terkadang, kita harus mengambil langka
Sean. Hanya... aku tidak bisa mengambil keputusan yan
u menghargaimu. Kau hati-hati, tapi tidak takut mengambil tan
rinya yang tersembunyi-bahwa di balik ketenangan dan profesionalismenya, ada kehidupan lai
n menatap Haura. "Aku ingin kau tahu, Haura... aku bukan hanya tertarik
lus untuk menjadi kebetulan. Namun, ia segera menutup hatinya.
nta kau percaya sekarang. Aku hanya ingin kau
ngkan diri. "Aku harus fokus p
bagai rekan bisnis, tapi sebagai sosok yang perlahan membuka sisi manusiawinya. Ia membawa kopi ke kantor, menawa
euangan di ruang kerja Haura, terjadi per
cara lain untuk melihat angka-angka ini. Kadang,
anya tajam. "Dan apa
sudku, dunia ini lebih dari sekadar angka dan strategi. Ada sisi
entuh sesuatu yang selama ini ia sembunyikan. "Aku... aku tidak tertarik pada hal-pertahanan yang ia pasang. "Aku tahu. Tapi aku tidak akan mem
ia yang aman dan keras sebagai tentara bayaran. Namun, ada bagian lain yang ingi
ada, tetapi kini diselingi ketegangan emosional. Haura mulai menyadari bahwa dirinya bereaksi lebih cepat terhadap kehadiran S
nsi hanya menyisakan cahaya hangat di meja mereka. Suasana sunyi,
n bertanya, menatap Haura yang
n yang harus selesai. Tidak ada yang
us. "Haura... apakah kau tidak lelah menjalani hi
mungkin ia mengungkapkan sisi dirinya yang palin
i yang Haura katakan. "Mungkin sudah saatnya kau mencob
embuka hati berarti mengambil risiko besar-bahwa rahasianya sebagai tentara bayaran bisa terbongkar kapan saja
di luar jendela. Hatinya kacau, campur aduk antara ketakutan dan keinginan. Sean telah berhasil membuka
asia yang harus dijaga akan menguji hubungan mereka di setiap langkah. Sean mengejar cintanya dengan saba
n Haura. Ada rasa ingin tahu, ada rasa takut, dan yang paling membingungkan-ada rasa yang perlahan tumbuh menjadi sesuat
trotoar yang basah bekas hujan semalam. Di lantai atas sebuah gedung pencakar langit, Haura Ghania Eftikhar sudah berada di ruangannya lebih aw
ulai menembus pertahanan emosional yang selama ini ia jaga. Haura tidak mau mengakuinya, tapi hatinya berdebar setiap kali memikirkan senyum han
at Haura menoleh. Asis
uang konferensi. Dia ingin membahas beb
menenangkan diri. "Terima kasih. Samp
uhnya sehat. Hatinya campur aduk-antara profesionalitas dan rasa penasaran yang m
uaranya lembut, namun mengandung keyak
tap profesional, menyembunyikan kegel
ap Haura seakan ingin membaca pikirannya. "Kau
saha terdengar santai. "Han
kadar CEO. Aku tahu ada sisi lain dalam dirimu, sisi y
melanjutkan kehidupan seperti biasa-hanya pekerjaan, tanpa keterikatan emosional. Tapi ada sisi
ementara Haura menganalisis risiko dan peluang. Ketegangan profesional mereka bercampur dengan ketegangan emosional yang tidak bisa dia
argai dedikasimu. Kau tidak hanya cerdas, tapi juga hati-hati. Kau tah
Terima kasih... tapi aku tidak tertarik pada p
nya mengatakan yang aku lihat. Kau hebat, Haura. Dan aku in
sebagai tentara bayaran, identitas yang selama ini ia sembunyikan dari dunia, bisa hancur jika Sean mengetahuinya. Tapi,
api sosok yang membuat Haura merasa... diperhatikan. Ia menawarkan bantuan tanpa pamri
in sore menyapu wajah mereka, dan langit oranye mulai memudar menjadi ungu. Suasana tena
ta Sean, suaranya lembut. "Seperti
sedikit tersenta
orang lihat. Sisi yang ingin kau sembunyikan, tapi t
larikan diri, kembali ke dunia yang keras dan aman sebagai tentara bayaran.
elan. "Aku sudah terbiasa menyembunyikan diri, menjaga rah
u membuka segalanya sekarang. Aku hanya ingin kau
, ketegangan antara mereka bukan hanya soal pekerjaan. Ini soal peras
i peduli pada pria itu. Bagian dari hatinya yang selama ini tertutup mulai terbuka, meski perlahan. Dan dengan terbukanya hati itu, ketakutan mun
ra mereka membawa perasaan yang tidak bisa Haura abaikan. Sebuah senyum, sebuah tatapan,
awal dari biasanya. Ia menemukan Haura duduk se
ya Sean, nada suaranya h
enuh kewaspadaan. "Ya... masih ada
-dalam. "Haura... kau tidak harus menanggun
tetap menjaga jarak. Tapi suara Sean, tatapannya, membua
iri," jawab Haura pelan,
sudah waktunya kau belajar mempercayai seseor
ahasianya, identitasnya sebagai tentara bayaran, bisa terbongkar kapan saja. Tapi ada sesuatu dalam diri
atinya kacau, campur aduk antara ketakutan dan keinginan. Sean telah berhasil membuka celah
hasia yang harus dijaga akan menguji hubungan mereka di setiap langkah. Sean mengejar cintanya dengan sab
a menghadapi pergulatan yang lebih besar-antara cinta dan rahasia, antara kepercayaan dan ket

GOOGLE PLAY