it, suasana berbeda. Kantor Sean Wijaya terasa hening. Biasanya, Haura sudah berada di mejanya lebih awal, memer
. Instingnya sebagai seorang CEO dan seorang pria yang peduli pada Haura mengatakan ada
muncul dari asisten Haura: "Bu Haura t
anya terasa sesak. "Tid
erlalu membuat kecemasannya meningkat. Sean mulai merasakan bahwa ketidakhadiran Haura bukan se
up kencang. Tidak ada jawaban. Ia mencoba memasuki gedung, mencari di sekitar apartemen, tetapi Haura tidak ada. Ras
ima peringatan dari kontaknya. Sebuah kelompok kriminal yang selama ini ia pantau mulai bergerak cepat, dan informasi i
melalui jalur sempit, mengamati setiap sudut. Instingnya bekerja maksimal, tapi hatinya tetap berat. Ia tahu Sea
ya, menyusuri jalur yang mungkin dilalui Haura. Ia berbicara dengan asisten dan beberapa kolega dekat, menc
CEO yang cerdas dan profesional. Ada sisi lain dalam diri Haura yang selama ini ia curigai, sebuah rahasia yang membuatnya tidak sepenuhnya bisa menjan
ah, hati dipenuhi dilema. Ia tahu, setiap detik yang ia tinggalkan tanpa penjelasan pada Sean adalah risiko bagi hubungan mereka
Haura, tidak peduli berapa banyak halangan yang harus ia lewati. I
egang. Ia menatap Haura begitu ia masuk, melihat kelelahan dan bayangan ketegang
khawatir setengah mati!" ucap Sean,
.. ada urusan mendadak. Tidak bisa dijelaskan sekara
Haura, ingin memaksa agar wanita itu membuka diri, tapi ia tahu Haur
ang salah, tapi kau tidak memberitahuku. Aku ingin ada di sisimu, tapi k
kan tentang misi, tentang rahasianya, tentang dunia yang ia jalani sebagai tenta
etiap gerak-gerik, setiap nada suaranya. Haura, di sisi lain, mulai merasakan tekanan yang semakin berat. Setia
a mengetuk pintu dengan tegas. Haura membuka pintu, wajahnya lelahunyikan. Aku bisa merasakannya. Aku tidak peduli apa itu, tapi aku ingi
enjelaskan semuanya sekarang. Ada risiko... risiko yang bisa memba
iko itu. Aku peduli padamu, Haura. Aku ingin ada di sisimu, menghadapi
embunyikan selamanya. Tapi membongkarnya sekarang berarti mempertaruhkan semuanya. Ia terje
membaca setiap ekspresi Haura, sementara Haura menahan rahasia yang bisa menghancurkan cinta
n yang ia ambil akan menentukan masa depan mereka. Dan Sean, meski belum mengetahui kebenara
berhenti. Tapi di dalam apartemen itu, cinta, rahasia, ketakutan, dan ke
epas dari Haura, penuh kekhawatiran, cinta, dan dorongan untuk menemukan jawaban. Babak baru hubungan mereka te
mejanya, menatap layar laptop, namun pikirannya jauh dari pekerjaan. Malam sebelumnya, Haura kembali terlambat, pulang larut, dan sikapnya
dakhadiran Haura bukan sekadar urusan pekerjaan. Ia bisa merasakan ada rahasia besar yang Haura se
: "Maafkan aku. Aku pulang terlambat, banyak hal y
tinya campur aduk-percaya tapi ragu, marah tapi takut kehilangan. Ia tahu
Ia harus menghadapi ketidakhadiran ini, harus menuntut kejujuran, mesk
a jawaban. Ia mengetuk lagi, kali ini dengan suara lebih keras. Akhirnya
Haura mulai, ta
lagi menunggu atau hanya ditebak-tebak," kata Sean
u, aku seharusnya menjelaskan. Tapi... aku takut, Sean
eduli padamu. Tapi aku tidak bisa terus merasa disisihkan, merasa ada
bom yang siap meledak di depan Sean. Setiap kata yang keluar bisa menghancurkan cinta yang baru mulai tu
itu tersangkut di tenggorokannya. Ia tahu, jika ia mengatakan yang sebenarnya,
enuntut kau membuka semua rahasia sekaligus. Aku hanya ingin tahu yang penting
benar, tapi kata-kata itu terlalu berat untuk diucapkan. Ia memilih diam,
mnya. Ia tahu Haura menyembunyikan sesuatu yang besar, sesuatu yang tidak bis
ku. Aku tidak akan menilai, aku hanya ingin berada di sisimu. Bisakah kau member
an hatinya mulai luluh. Tapi rahasianya tetap menjadi beban besar. Ia tahu suatu
atiran, tapi perilaku Haura yang berbeda semakin jelas. Ia sering terlihat gelisah, sibuk de
ar, dan mencoba membuka komunikasi tanpa memaksa. Tapi setiap langkah kecil just
ama membahas proyek baru, Sean mul
kau sembunyikan. Aku tidak bisa berhenti memikirkan itu. Apa
lah. "Aku... aku baik-baik saja. Hanya ada hal
salah. Kau tidak pernah seperti ini. Aku bisa merasakan keteganganmu. Aku tida
ngkap rahasianya terlalu berisiko. Ia memilih diam, menatap Sea
t kehilangan. "Haura... kau harus memberiku kesempatan. Aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakpa
dapatkan kebenaran, tapi hatinya belum siap. Pilihan sulit muncul: membuka rahas
bertanya tentang perubahan perilaku Haura, proyek tertunda karena ketidakhadiran, dan rumor mulai ber
s dari kontak lama: "Kau tidak bisa menund
dak hanya dirinya, tapi juga Sean. Ketakutan, cinta, dan tekanan emosional berc
sesuatu yang akan mengubah segalanya. Haura pulang dengan wajah lelah, tapi mata me
dak bisa menunggu lagi," kata Sean,
ia harus membuat keputusan: mengungkap rahasia dan menghadapi konsekue
bukan hanya tentang rahasia, tapi juga tentang kepercayaan, cinta, dan keberanian menghadapi kenyataan. Dinamika emosional me
ekuensi dari ketidakhadiran Haura mulai terlihat, dan Sean mulai merasa

GOOGLE PLAY