img Suamiku Guy, Lelaki Sombong!  /  Bab 3 Kesepakatan di Ruangan Dosen | 12.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Kesepakatan di Ruangan Dosen

Jumlah Kata:3177    |    Dirilis Pada: 19/09/2025

i Sela, itu adalah sinyal dimulainya pertarungan baru. Ia masih duduk di bangkunya, hatinya diliputi rasa kesal. Di hadapannya, Arga merapik

t pintu, menunggu Sela. "Sel, kita

gak usah nungguin gue. Nggak tahu nih bakal be

butuh bantuan buat tonjok dosen itu," kata Rina de

ela bersikeras. Ia tidak ingin Tio dan Rina melihat

r dari kelas. Sela melihat mereka berdua berdiri di depan pintu, seolah-olah mereka

ri di depan meja Arga, dengan tangan bersede

tap Sela. "Sudah selesai? Silakan duduk

k. Cepetan aja. Bapak mau kas

ang to the point. Tapi, saya lebih suka

ding. Ia merasa seperti anak kecil yang sedang dimarahi. Sela akhi

ikan ini adalah tugas kelompok. Saya sudah membuat daftar nama kelom

gguk. "Iya,

pertanggungjawaban Anda," kata Arga,

kening. "Pertan

nabrak mobil saya, dan ada bekas lecet. Sa

awah meja. "Duh, Pak! Kan saya udah bilang, itu cuma lecet doang!

da. Tabrakan itu terjadi karena Anda tidak hati-hati, bukan saya. Ja

duit sebanyak itu,

ari atas ke bawah. "Saya rasa kamu punya uang. Atau, ora

ela menolak keras. Ia tidak akan pernah meminta uang kepada orang tua

Arga tersenyum, senyum yang m

ra

in. Menjadi asisten dosen saya," kat

"Apa? Jadi asisten Bapak? Ngga

asisten saya, atau saya laporkan

deh!" Sela berseru. "Saya nggak bakal mau

da hanya perlu membantu saya mengoreksi tugas, mengatur jadwal pertemuan kelompok, dan beberapa hal kecil lainnya.

ang lain, Pak! Banyak yang mau jadi asi

a, Anda butuh pelajaran. Pelajaran tentang tanggung

meremehkannya. "Saya nggak butuh pelajaran d

, bagaimana? Anda mau jadi asisten saya, atau

au berurusan dengan pihak universitas atau polisi. Itu akan memancing amarah ayahnya. Se

mau, Pak!" S

saya akan pastikan nilai Anda di mata kuliah saya tida

itu. Dosen memiliki kekuasaan penuh atas nilai mahasiswanya. Ia

an tangannya.

unya," Arga tersenyum licik. "Jadi, bag

merasa Arga telah memojokkannya ke dalam lubang

yerah. "Tapi, satu syarat. Bapa

an macam-macam. Saya tidak tertari

Sela kembali kesal. "

kan daftar tugas Anda lewat email. Saya akan mengirim

gan kasar. "Ya u

eh ke arah Arga. "Awas aja ya, Pak. Kalau Bapak mace

Ia hanya tersenyum.

dengan keras. Ia berjalan tergesa-gesa menuju Tio

k kenapa-kenapa kan?"

e terpaksa jadi asisten dosen itu,

lo?! Kok bisa?

nti rugi, hingga ancaman nilai yang membuat Sela tidak puny

bener-bener gil

et sama dia!" Sela menggerutu. "Tapi, tunggu aja

, kejutan, dan mungkin, sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan. Ia tidak tahu, bahwa ia dan Arga akan menjadi dua kutub magnet yang saling tarik-menarik, menciptaka

senyum liciknya masih terus menghantuinya. Ia merasa seperti baru saja menandatangani perjanjian dengan iblis. Asisten d

n nonjok, deh," gerutu Sela, saa

gitu emang harus dikasi

disuruh jadi asisten dia l

lengan Tio. "Pokoknya, gue akan

r pikiran lo seger lagi," usul Tio. "

de bagus. Gue juga butuh k

Sela. "Gue naik mobil, kalia

an Rina segera berlari me

nya yang tegang perlahan mulai rileks. Ia menghidupkan mesin mobil, lalu

marah. Pikirannya melayang pada Arga. Lelaki itu, dengan segala aura dingin dan wajah datarnya, berhasil mengusik ketenangan yang jarang sek

mam Sela. "Gue bakal jadi asist

r jalan. Kafe itu bernama "Loka Kopi," tempat nongkrong favorit mereka. Sela memarkirkan mob

bar melambaikan tangan ke arah Sela. Laki-laki itu adalah Bara, pacar Sela. Se

alu mencium pipi Sela dan menatapnya dengan penuh c

ada urusan sama dosen. Baru selesai. Ta

an," jawab Bara. "Tapi

duk di kursi kosong di sebe

en," jawab Bara. "Kamu mau

" Sela menolak dengan lembut. Ia berjalan ke konter pesanan,

"Kamu kelihatan capek banget. Ada masala

ya. Aku kesel banget sa

? Dia n

Kalau aku nggak mau, nilaiku bakal dikurangin," ce

pun, kamu ini ada-ada aja. Emang kamu bikin sala

ak mobil dia. Ya, lecet dikit doang, sih. Tapi dia maksa mi

kamu tabrak? Ya udah, kalau gitu kamu ikutin aja maunya dia. Kan l

la. Ia menatap Bara, berharap Bara akan memihak dirinya. Namun, Bara tidak ter

aja cobaan," Bara tersenyum, lalu ia menggengga

u di samping aku, Bara. Aku butuh kamu buat mara

agi kesel. Tapi, marah-marah nggak akan nyelesa

yang baik, sopan, dan pintar. Ia tahu Sela adalah gadis yang "bar-bar," tetapi ia tidak pernah mencoba mengubahnya. Ia menerima Sela apa adanya. Namun, di balik semua kebaikan itu, Sela juga

Mereka duduk di kursi yang kosong. "Giman

"Udah. Dia malah

a mencium bibir Sela di hadapan Rina dan Tio. Seb

anget, deh,"

ia kembali menatap Sela. "Udah, jangan dipikirin lagi. Na

mentraktir, Sela t

ada di sini," Bara tertawa. "Tapi, kam

awa. "Oke

Ia hanya ingin menikmati malam ini, melupakan sejenak masalahnya dengan Arga, dan menikmati kebersamaan dengan teman-temannya. Ia tidak tahu, bahwa di dalam

pakan sejenak segala masalah yang ada. Namun, di tengah keasyikan itu, ponsel Sela yang tergeletak di meja tiba-tiba bergetar, layarnya menyal

yang familier. Ia tahu, panggilan di jam segini pasti bukan ka

lo?" tanya Tio, menyadari

lu ia berbisik, "Pa

n marah kalau nggak diangkat

Ia menempelkan ponsel itu ke telinganya, dan suara bariton a

n kenapa nggak diangkat?!" Suara ayahnya terdengar

ma temen-temen. Tadi Sela nggak denger tel

a, Sela?! Sudah Papah bilang jangan keluyuran t

terdengar oleh teman-temannya. Ia menunduk, l

i rumah, Papah mau bicara sama kamu!" ayahny

ekspresinya kembali masam. Bara menata

g. Bokapku marah-m

aja. Biar aku ant

bawa mobil send

enin kamu sampai rumah

mau kamu lihat bokapku lagi marah-marah. Nanti

run ke pipi, dan berakhir di bibir. Sebuah ciuman singkat yang penuh

ina dan Tio. "Gue balik duluan ya. Nanti kit

a bokap lo nggak marah

ab Sela, lalu ia berj

dalah orang yang sangat disiplin dan protektif. Sejak ibunya meninggal dua tahun lalu, ayahnya menjadi lebih keras dan lebih sering marah-

irkan mobilnya di garasi. Saat ia membuka pintu, ayahnya sudah berdiri di ruang tamu, dengan tangan bersed

" tanya ayahnya, suar

Pah," jawa

malam? Papah sudah bilang, kan, kamu harus pulang

luar malam," Sela

uran tidak jelas! Kamu ini anak perempuan, harusnya kamu tahu

ng punya anak kayak aku," Sela menj

tidak sedan

arah-marah setiap kali Sela main sama temen-temen! Papah mau Sela d

nggak mau kamu kenapa-kenapa! Apa kamu nggak bisa sediki

juga punya kehidupan sendiri! Sela buk

uk mobil Sela yang terparkir di garasi. "Mobil ini, Papah sita! Besok, Papah akan minta sopir unt

tot. "Apa?! Papah mau sita mobil Sela?! Jangan gil

lah setiap hari harus khawatir dengan kamu! Papah nggak mau kamu kenapa-kenapa! Apalag

obil Sela! Sela janji bakal pulang cepat, Sela janji ng

usan Papah sudah bulat! Mulai b

obil. Tanpa kebebasan. Ia akan menjadi seperti boneka, diantar ke sana

la," Sela berbisik,

an ini untuk kebaikan kamu! Suat

nya, lalu ia menjatuhkan dirinya di kasur. Air matanya mengalir deras. Ia merasa dunia begitu kejam kepadanya. Ayahnya meny

nya, lalu ia mengetik pesan pada Bara. "Aku di rumah. Tapi aku la

ara mengungkapkannya. Ia tidak tahu, bahwa ia dan Sela berada dalam sebuah lingkaran setan yang tidak akan pernah berakhir. Sela tidak tahu, bahwa kehilangan kebebasan ini akan menjadi awal dari perja

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY