img Suamiku Guy, Lelaki Sombong!  /  Bab 4 Ternyata Arga Guy! cepat atau lambat! | 16.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Ternyata Arga Guy! cepat atau lambat!

Jumlah Kata:2866    |    Dirilis Pada: 19/09/2025

sisa tangis semalam. Ia menatap kosong ke arah langit-langit kamar, bayangan wajah marah ayahnya dan wajah datar Arga berkelebat di benaknya. Pons

, lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis di cermin itu terlihat lelah, bukan lagi

u, yang memasak adalah ayahnya. Ayahnya memang pandai memasak, tetapi ia juga pandai membuat Sel

ahnya singkat, t

da obrolan, hanya denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Sela ingin sekali meminta m

depan rumah. "Papah sudah minta Pak Udin untuk antar kamu. Jangan

membalas sapaannya. Ia hanya duduk diam di kursi belakang, menatap jalanan dari balik jendela. Jalanan yang tad

alan dengan langkah gontai. Tio dan Rina sudah menungg

h baikan sama bok

gue disita. Mulai hari ini g

eriusan?! Bokap lo segitu

memotong. Ia tidak ingin membahas masalah i

ponselnya, ada notifikasi email baru. Nama pengirim

Sela membuk

a Sdr

nda membaca email saya. Karena itu, saya meminta Anda untuk mengirimkan nomor WhatsApp An

at s

r

akai email segala! Emang gue ng

Sel?" ta

atsApp gue," jawab Sela, lalu ia menu

eneran ngincar l

Sela menyengg

an nomor ponselnya, lalu ia mengirimkan email itu. Sela

email itu, ponselnya bergetar. Seb

menghubungi Anda jika ada hal penting yang perlu dibicarakan. Saya harap

g. "Dih, sombong amat!

gan emoticon wajah kesal,

Udah saya simp

kesal. Ia merasa dipermainkan. Ia adalah Sela, gadis yang bar-bar, dan ia ti

alo? Bapak m

i Arga akhi

menghubungi Anda jika ada hal yang perlu saya bicaraka

as pesan itu dengan kata-kata kasar, tetapi ia menahan dirinya. Ia ingat ancaman Arga. Ancama

penuh amarah, saling berpandangan. "Kenapa,

ia nggak suka mahasiswa yang cerewet.

bar," Tio menco

Arga sengaja ingin membuatnya menderita. Ia merasa Arga adalah satu-satunya orang

tar Arga, ada sebuah alasan yang tidak pernah ia duga. Sebuah alasan yang akan membuat Sela mengerti, mengapa Arga begitu dingin, begitu datar, dan begitu menuntut. Ia tid

aka. Dua jam penuh ia harus duduk di kelas Arga, mencoba mengabaikan tatapan tajam sang dosen yang sesekali mencuri pandang k

ama gue," gumam Sela kepada Rina dan Tio

l dia udah ngincer lo,

nta nomor WhatsApp segala, terus balesnya singk

n sudah menunggu. "Hati-hati, Sel. Nanti k

ah jalanan. Pikirannya masih dipenuhi oleh Arga. Ia tidak bisa melupakan bagaimana laki-laki itu bisa begitu mengendalikan emosinya, begitu te

apa pun. "Mungkin dia udah lupa," pikir Sel

i dari WhatsApp masuk. Nama yang tertera membua

Sela membuk

anti malam data

u berulang kali. Tangannya bergeta

h? Ngapa

dian, balasan d

tidak bisa melakukannya sendiri. Datang ke rum

a harus pergi ke rumah dosennya, di malam hari pula. Ia tidak mau. Ia a

rjain di kampus aja besok. Atau Bapak kasih aj

elama beberapa menit. Ia merasa diabaikan. Ia merasa Arga dengan

Pak? Bapak m

i Arga akhi

u untuk berdebat dengan kamu. Datang saja ke ru

tidak akan datang. Ia punya alasan. Ia akan perg

nti malam saya ada janji dengan keka

ikan alasan yang masuk akal. Ia merasa ia telah menang dalam

amu atau tidak. Saya tidak tertarik dengan urusan pribadi kamu.

ya hati. Arga tidak peduli dengan perasaann

a sudah janji! Bapa

Arga membuat

nggung jawab. Datang, atau saya akan pastikan kamu tidak l

suk jantungnya. Ia tahu, Arga tidak main-main. Laki-laki itu akan melakukan apa

panjang, lalu ia

, Pak. Sa

dari Arg

r: Bagus. S

ya berkaca-kaca. Ia merasa begitu tidak berdaya. Ia benci perasaan ini. Ia benci Ar

ya, mengunci pintu, dan menjatuhkan dirinya di ka

" suara Bara t

a nggak bisa makan malam," Se

u kok kayak lagi nangis?" tanya

ng memintanya datang ke rumahnya untuk mengoreksi tugas. Ba

lam ke rumah dia? Itu nggak bahaya?" tan

Dia bilang kalau aku nggak datang, nila

bareng-bareng ke rumah dia. Aku akan tunggu

amu kenapa-kenapa. Aku akan coba h

aku. Kalau ada apa-apa, kamu telepon a

begitu baik. Ia begitu peduli. Ia adalah

kabarin kamu. Maaf ya,

t, kalau ada apa-apa, telepon aku. Aku siap sedi

tidak punya pilihan. Ia harus menghadapi Arga, sekali lagi. Ia tidak tahu, bahwa di balik semua kekesalan

ulit kesayangannya. Penampilannya yang bar-bar, sama sekali tidak mencerminkan hatinya yang sedan

amu, ayahnya sudah menunggu. "Mau ke mana kamu? Sudah m

au ke rumah dosen, Pah. Sela

a. "Asisten dosen? Bohon

u Papah nggak percaya, ini, Sela tunjukin chatin

Wajahnya yang tegang perlahan melunak. "Baik. Papa

k. Ia mengangguk pasra

, Sela kembali merasakan kegelisahan. Ia tidak tahu, apa yang akan t

ng sangat besar. Sela menatap rumah itu. Rumah itu seperti istana, dengan gerbang bes

ai, Non," k

pak pulang aja, ya. Nanti saya pulan

g saya harus nungguin

ya telepon Bapak kalau sudah

mengalah. "Baik, N

ang. Ia menekan bel. Tidak lama kemudian, seorang wanita paruh ba

menunggu," kata wanita itu, seolah-

ang tamu, di mana ada sofa-sofa mewah dan sebuah televisi layar datar yang besar. "Tuan

a kesal. Ia bangkit dari sofa, lalu ia berjalan menuju tangga, mencoba mencari Arga. Ia berjalan di lor

n telinganya di pintu. Ia mendengar suara yang lebih jelas. Suara Arga,

Pintu itu terbuka sedikit. Sela mengintip dari celah pintu. Matanya membulat. Ia melihat Arga, telanjang, sedang mem

menggerakkan pinggulnya, dengan wajah penuh gairah. "Oh...

a, membuat kekasihnya mendesah kesakitan dan kenikmatan.

lalu ia mencium bibir kekasihnya dengan penuh gairah. Ia menggesekkan penisnya dengan penis kekas

ia terkejut melihat Sela berdiri di depan pintu. Arga menurunkan kekasihnya, yang juga terkejut melihat Sela. Sela l

ncoba menenangkan dirinya, tetapi ia tidak bisa. Ia tidak bisa melupakan apa yang baru sa

ya. Ia melihat Sela di ruang tamu, dan ia berjalan menghampirinya. Ekspre

di ujung lorong, dan Sela mengikutinya. Mereka masuk ke dalam sebuah ruan

ga, menunjuk kur

ang. "Jadi, Pak? Kenapa Bapak panggil saya ke sini?

hat apa yang tadi kamu lihat, lupakan sa

lupakan apa yang baru saja saya

capan kamu! Saya tidak suka orang y

Bapak minta saya datang ke rumah Bapak malam-malam, terus B

hasia ini! Kalau sampai kamu bocorkan ke siapa pun, saya

rahasia Bapak terbongkar?" Sela balik mengancam. "Pantas aja Bapak nggak ada waktu

ang, lupakan saja. Ini tugas kamu. Koreksi tugas ini sampai sel

ti menyindir. "Pantas aja Bapak selalu pakai saya dan kamu. Ternya

tahu, Arga akan pergi begitu saja. Sela menatap tumpukan tugas di hadapannya, dan ia tahu, malam ini akan menjadi malam yang sangat

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY