img Wanita Pecandu Brondong  /  Bab 3 WPB | 30.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 WPB

Jumlah Kata:1047    |    Dirilis Pada: 18/10/2025

au lagi !"

et kalau cuman posisi classic gini !" sergah Tasya, dia

unggingkan pant*tnya tinggi - tinggi. Lalu tangan kanan Tasya membelah bibir Kewanitaannya lebar-le

ss..

ngsung melesakkan P*nisnya men

ah Dul dan Ta

plop

ungkap Dul ketika dia mulai m

plakk

tkan kekerasan dalam berhubungan, namun Taysa enggang meminta karena mengetahui bahwa ini

tamparan yang dia terima, dia semakin mengangkat tinggi pi

kkk, pl

keras dong sayang, saki

r bokong Tasya, bahkan ketika dia mendapa

ya, Tasya mulai merasakan kenikmatan yang amat sangat, itu adalah

u barengan, gerak lebih cepat, da

gkat tinggi, Dul semakin membabi buta menghajar kewanitaan Tasya. Tangan k

plok

plok

plakk

banget hufft

ahhh, mhhhh, ugghhh !" ceracau Tasya nikm

eralih memegang kedua benda kenyal yang sedari tadi bergelan

bali posisi semula yaitu memegang

kk..

g berteriak histeris, tubuhnya mengejang, liang kewanitaannya ber

. Croott..

an Dul kembali

ai puncak kenikmatan yang kedua kalinya, tubuhnya berge

ping Tasya, sementara Tas

asih berusaha mengatur nafasnya, s

**

ski TV masih menyala. Toto, lelaki berumur 20 tahun, duduk di sofa sambil

Toto, tangan kanannya menyelinap lembut menyent

ba-tiba minta bagian di siang bolon

menggoda. "Papa janji nanti a

ngnya mau di mana? Papa kerjanya cuma minta jatah, habis itu

an, "Pasti ada, Bun. Jangan anggap remeh kerjaan kont

aksudnya? Sok keren bilangnya kontraktor, papa itu cuma buruh bangunan, inget itu!" ujarnya se

gara mengintip pergumulan Tasya dan

a-tiba mendarat kasar di kedua dadanya. Pelukan suaminya begitu kuat, tangan

lepaskan diri dari dekapan itu. "Pah, bunda malas melakukannya di

gan kasar. "Dasar wanita goblog! Sialan, mati rasa!" benta

anya menatap kosong ke dinding. Dia tahu, ini bukan pertama kaliny

*

na Dul berpamit

matanya menatap dalam ke arah Dul yang sudah bersiap mendorong gerobak. "Siap, Mba. Tapi, kap

u di balik senyum tipisnya. "Maaf, Dul, Mba gak

cukup, Mba. Makasih banyak untuk semuanya!" Dul tersenyu

bak menghilang, Tasya du

ng yang hangat. Matanya kosong menatap jalan depan, me

memanggil dari kejauh

ilas, wajahnya yang tadi teduh berubah dingin

. Bukan sombong, tapi wajah Toto-pria muda yang sudah jelas

g tidak setia, apalagi yang diam-diam m

. Begitu duduk di sampingnya, dia justru diam

t Tasya resah. Dengan sedikit ragu, ia menoleh ke arah Toto, matanya mencari jawaban. "To, kenapa mukamu ka

enatapnya, suaranya dingin dan agak kasar. Tasya menghela napas

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY