uk mengalihkan perhatian mereka ke arahku. Untuk membalas dendam, aku bersiul da
saya rasakan mulai memudar. Dia melihatku tidak lebih da
rgi, tidak ingin terlibat dalam pertikaian kami. Tak lama kemu
t, aku tampak kurang tegap. Aku menjadi sedikit berhati-hati dan diam-diam
ya keluar dari sela-sela giginya yang terkatup.
iri saya. Saya menatapnya dengan dingin dan berkomentar, "Jas
hukum itu!" Richard berkata sambil menggertakkan gig
ku mengandung sedikit rasa pahit. "Tidak perlu menyebutkannya. Kamu hanya butuh aku untuk m
u-buru mengambil vas itu, bersiap untuk memukul kepalanya. Namun tang
ya dan menggumamkan se
njelaskan, tetapi dia mengej
geli ke seluruh tubuhku. Aku mencoba menjauh darinya, tetapi dia memelukku e
ku. Dia menggigit bibirku dengan keras, da
i, "Richard, kau bert
menempel di bibirku, ada campuran rasa
a, jadi saya tetap tidak bergerak
a dan merentangkan tangannya, memelukku. Lalu, dia dengan lembut me
u dekat satu sama lain. Bulu matanya tampak se
dan aku mendapati dirik
kami sedang berada di kamar mandi dan kejadian sore itu.
tiba tepat waktu dan mengetu
, dan aku adalah seorang wanita yang dapat ia minta hanya dengan menjentikkan j
enolakan saya, yang telah menyulut kembali
ku karena memendam
ukul vas porselen putih itu
g, dan Richard akhirnya melep
kepalanya yang terkena vas itu berdarah, dan darah menetes ke telinganya,
a. Aku tak ingin dia tahu maksudku, jadi aku mengalihkan pandan
tetapi sesaat kemudian, Richar
suri jalan dari mulutku hingga arteri di belakang telingaku.
GOOGLE PLAY