ekali tidak tenang. Itu
entinya berusaha. Dia berkemah di luar pintunya selama
hon. Bicara
tidak sanggup lagi dia makan. Sebuah buku puisi edisi pertama yang dia tahu Aira sukai. Setiap ha
menyelipkan sebuah cat
nya meninggal saat dia masih kecil, dan ayahmu selalu sibuk. Aku hanya meras
ingin rasa jijik di perutnya. Clara yang rapuh.
on mangga besar di halaman belakang rumahmu dan lenganmu patah. Aku menggendongmu
ngan kecil Bima yang penuh tekad di sekelilingnya, wajahnya bergaris-garis kotoran
nak laki-laki yang me
ria yang hanya berdiri dan melihatnya mati. Pria
ah dan beracun. Meminumnya seka
ggu setelah kebakaran, Clara mengumumkan kehamilannya. Anak itu adalah anak Bima. Kakak ti
pal. Garis waktu itu terpatri di ot
t emosi. "Aku bersumpah demi hidupku, itu selalu kamu. Akan selalu
ema yang hampa. Dia a
dan harapan. Dia memegang setangkai mawar putih yang s
itu. Sebaliknya, matanya b
rsamanya," katany
ng. "Apa? Tidak,
rlu melakukannya. Aroma parfum melati Clara yang menyengat ada di sekuju
a menggosok noda merah muda samar itu, waja
a sedang kesal, ak
eningannya lebih memberatk
Sebuah mobil baru. Tiket ke Paris. Aira membiarkan semuanya tak tersentuh di lorong
uk. Bima tampak lega, senyum pe
erlipat di pangkuannya. "Kau bilang kau akan me
angkah ke arahnya. "Apa saja, Ai
a, suaranya lembut
bersu
Aku akan mempertimbangkan untuk tetap be
ulai lega. "Sebut
u mengusir Cl
ima leny
Aku tidak pernah mau melihatnya atau mendengar namanya lagi. Aku ingin kau memutu
Aira, aku tidak bisa melakukan itu. Dia... dia tidak pun
u. Jadi janjimu 'apa
lau begitu kita tidak punya ap
cengkeramannya erat karena panik.
. "Aku akan mengusirnya. Aku janji. Aku bersumpah de
kaku dan dingin. Dia tidak mempercayainya. Tidak sedetik
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY