ian, perintah b
ania ke Starlight Gala. Sa
kukan apa yang diperintahkan. Dia menemukan Rania di s
gaun itu. "Ini
dak ingin apa-apa selain mel
ara dari kursi di sudut. D
ku, hatiny
ki terhuyung-huyung ke arahnya. Itu adalah Da
an berkata dengan cadel, matanya menjelajahi tubuhnya
askara bilang kau akan senang menemaniku m
a memutar-mutar cairan kuning di gelasnya, wajahnya topeng ding
tnya membuatnya sangat sensitif terhadapny
, meraih lengannya dan menariknya ke bar. Dia me
" kata Cora, menc
dengan mereka. Dia mencengkeramnya dari belakang, mena
Dia batuk, terbatuk-batuk, rasa sakit di pe
rtawa, memperlakukannya seperti mainan. Mereka m
putus asa, permohonan ban
dengannya selama sepersekian detik, ekspresinya tidak terbaca
ghancurkan serpihan har
ran, meremas pinggangnya, jari-jarinya menekan pi
peringatan diam-diam yang hampir tak terlihat. Dar
atunya kesempatan
robos kerumunan yang tertawa, satu-sat
t wanita dan pingsan di depa
dan empedu membakar tenggorokan
kontras dengan pors
ik meledak di dadanya. Rasanya
gah. Dia menatap bayangannya di cermin. Wajahnya pucat pasi, pakaianny
Dia berhenti, matanya melebar kaget
terlalu gemetar untuk membuka botolnya. Dia akhirnya berhasil meng
Cora ke botol pil di tangannya. Kila
a berjalan mendekat dan meletakkan tangan di punggung Cora. "Kau terlihat m
Rania membawanya ke sebuah ruangan pribadi k
kanmu air," kata Ra
air. Dia mengeluarkan pon
mu di lounge barat. Dia bilan
panas yang aneh menyebar ke seluruh tubuhnya. Dia telah meminu
erderit
mesum di wajahnya. "Aku dapat p
ruangan, matanya tertuj
ranya tajam, bersembunyi di b
yang mengundangku ke sini," katany
nyaris tak terdengar. Dia mencoba berdiri
kata pun, pintu dibanting terbuka
bang pintu, wajahnya

GOOGLE PLAY