isa dia lihat hanyalah kemarahan di
enangis tersedu-sedu, tubuhnya gemetar. Dia mem
ngis. "Cora... dia memba
Cora dengan jijik. "Kau bahkan lebih menyedihkan dari yang kuk
tenggorokan Cora. "Tidak," bisiknya, menggel
ur. Baskara menatapnya dengan tatapan yang bisa memb
alihkan seluruh amara
gin dan final. "Kau dipecat. Aku tid
n kekuatan pukulan fisik. Hatinya
mengalir di wajahnya. "Kau harus
hatiannya untuk menghibur tunangannya yang menangis. Dia berj
armawan, yang berani karena kepergian Bas
a kita tadi?" serin
l, dan syok. Dia mundur sampai punggungn
yang primal mengambil alih. Dia menerjan
esakitan dan m
annya ke belakang da
Telinganya berdenging, dan pipinya terasa
putus asa. Tangannya menggenggam lehe
kir, dia me
enai sisi kepala Darmawan. Dia mengerang, matanya berputar
senjata, jatuh dari jari-jarinya yang mati rasa. Dia bergegassatunya pikirannya adalah melarikan
n di dekatnya, dia
Baskara, dan desahan
ia tidak bisa bergerak.
ar di dadanya, rasa sakit yang begi
rutnya saat dia batuk lebih ban
eraka pribadinya. Yang l
ng menghantui ruang
a. Dia terhuyung-huyung pergi, melewati tatapan
a, polisi ada d
itahan atas penyerang
ati rasa, saat mereka
diri yang mengajukan peng
ancur lagi, hancur berkeping-keping.
ya pergi seperti boneka kayu,
Baskara-bukan untuk membantunya, tetapi untuk mem
n. "Dia hanya ingin ini ada di catatan Anda. Dia juga telah secara resmi menga
erakhir. Semuany
nan. Wanita-wanita lain di
guh. "Mencoba tidur dengan atasan dan kena batunya. Denga
" ludah y
is tidak mendengarnya. Dia tersesat da

GOOGLE PLAY