Pandan
Aku berjalan ke lobi Adinegara Corp, menggunakan statusku sebagai Nyonya Adineg
ya campuran antara stres dan kasihan yang sudah kukena
pa memperlambat langkah
m kantornya. Mereka tertawa. Suara itu terdengar ringan
ng pintu ta
as sebuah rencana bisnis di mejanya yang besar, tangan Kania bertumpu di lengan Bima. Tapi k
sung mengeras. Bukan karena rasa bersalah, ta
suaranya ketus.
n soal semalam. Proses akuisisi ini benar-benar mimpi buruk. Bima sudah seperti penyelamat." Dia
ap lurus ke arah suamiku. "Aku hanya butuh satu tand
plop itu di depannya. Suaranya terdeng
anya, matanya m
sional. "Galeri butuh surat pelepasan umum untuk katalog digital. K
di ruang rapat, dan untuk sesaat yang menakutkan, aku pikir dia akan langsung tahu s
ng. Aku menyalurkan setiap ons rasa sakitku m
ensi. "Bim, dewan direksi sudah menunggu telepon itu," katan
h hal sepele. Dokumen "hobi"-ku v
e Kania, keputusannya sudah
an tumpukan kertas, dan langsung membalik ke halaman belakang. Di
n atas halaman terakhir: P
as garis. Goresan tinta hitam
gan dan menarik kembali kertas yang sudah ditandatang
h atas waktu
ku senyum kecil yang merendahkan. Jenis seny
r itu, keluar dari gedung itu,
yang kugenggam di tanganku. Tanda
akhir dari pernikahannya, dan
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY