lara
luriahnya baginya seperti belati di hatiku. Dia menatapku, matanya dipenuhi tud
menempatkan dirinya di antara kami, tubuhnya menjadi dinding yang kokoh dan tak tergoyahkan. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, hanya menatap pria it
n keluarganya. Mereka penjahat. Dan dia... dia sama kejamnya. Dia pura-pura mensponsori bea
ibuat-buat itu mendara
i histeris. "Dia tidak seharusnya berada di dekatmu. Dan dia membia
emandang dari wajah Adelia yang basah air mata ke wajahku, ta
," katanya, suaranya r
mpat kejadian. Kerumunan, vonis mereka disampaikan oleh pahlawan saat itu
di gua yang sunyi dan bergema di sekitarku. Rasa dingin yang menusuk mer
, tubuh mungilnya terguncang o
"Ini bukan salahmu. Ibu tahu kamu tidak melak
ar dan gelap-matanya-berlinang
yang harus kuhancurkan. Hatiku retak. Aku tidak bisa berbicara, hanya bi
anya, suaranya kecil dan pasrah
ah sakitnya, aku pergi menemui dokterku. Beritanya suram. Leukemia ber
Dr. Evans, wajahnya ramah tetapi kata-katanya blak-bla
ini. Jumlah tabunganku, yang dikumpulkan dari bertahun-tahun kerja serabutan, menjadi pe
di satu tangan dan tuntutan penyelesaian dari Ratna di tangan lain. Hi
ing berhenti di sampingku. Jendela turun, me
, bukan perminta
Mobil itu berbau kulit mahal dan parfum bunga Adelia yang memuakkan. Sebuah foto kecil berbingkai perak mereka te
a di kampus, dan dia, menemukannya dan melemparkannya ke laci dasbor sambil te
am, matanya di jalan. "Kejadian tadi sanga
ntaan maaf untuk apa? Un
luarganya," katanya, suaranya datar dan dingin. "Atas kej
ak bersalah. Ibuku, yang meninggal karena patah hati. Mereka sudah tiada. Dan dia in
ke lumpur oleh orang-orang seperti keluarganya. Dan sementara Adelia 'sensitif' di mansionnya, aku hamil, sendirian, mengangkut petiam mobil cukup te
pecah. "Atas apa yang kulakukan padamu, aku akan menyesal seum
e sisi jalan yang sepi. Dia berbalik
tang apa yang menjadi hakmu? Kamu tidak punya apa-apa. Jika aku memba
u telah pergi; ini adalah pria yang terluka, menyer
"Aku mulai ragu apa kamu pantas jadi seorang ibu. Jadi katakan padaku, Ela. Sia
n terakhir yang menghancurkan. Gelombang pusing menyapuku, dan rasa logam dara
a-kata itu merobekku. "Kamu tidak berhak bertanya tentangnya. Kamu ti

GOOGLE PLAY