/0/29709/coverbig.jpg?v=6fcb174a878b4609f3946580a7866757)
i pagi hari kami. Aku baru saja meletakkan secangkir kopi di mejanya, se
iundang ke Pembaptisan Leo Nugraha." Nama belakang kami. P
eradaannya. Aku pergi ke gereja, bersembunyi di balik bayang-bayang, dan aku melihatnya menggendong seorang bayi, anak laki-
ntuh. Aku teringat dia menolak punya anak denganku, dengan alasan tekanan pekerjaan.
mudah baginya. Bagaima
bergengsi yang kutunda demi dirinya. "Saya ingin menerima fellowship it
a
ku sedang mandi, suara air yang menghantam kaca menjadi irama yang akrab di pagi hari kami. Aku baru saja mel
ta-kata itu sebelum
ke Pembaptisa
embeku. Leo Nugraha.
itu lenyap. Sekejap, dan hilang. Ditari
ama itu samar-samar kukenal, seorang influencer media sosial yang kehidupannya yang sempurn
bukan sekadar email acak. Ini adalah undangan untuk putran
reja di pusat kota, waktun
ihat apa-apa. Kembali ke ilusi sempurna yang telah kubangun dengan hati-hat
lebih dingin dan lebih mendesak, tahu
dari rumah kami yang bersih dan minimalis, ruma
jendela kaca patri. Aku berdiri di belakang, tersembunyi dalam baya
ian aku m
yang tajam, tetapi pakaian kasual yang lembut. Dia tampak santai, bahagia. Dia sedan
dengan rambut gelap d
n terkikik, mengulurkan tangan mun
sepertimu ya, Yah," kata suara s
menyandarkan kepalanya di bahu Bima, sebuah potret kebahagiaan rumah tangg
buah keluarga. Keluarga
rti melayang di luar tubuhku sendiri. Aku menyaksikan Bima mencium kening Rania, lalu men
Wanita itu, bayi itu.
ernah datang ke rumah kami untuk pesta makan malam. Mereka tersenyum pada pasangan bahagia itu,
berteriak, menghancurkan momen sempurna mereka. Semangat juan
a yang berat itu dan kembali ke hiruk pikuk kota. Suara-suara itu te
berapa bulan yang lalu, di
mbut. "Aku rasa aku sudah
tnya dengan tangan. Sebuah gerakan yang selalu
n sedang dalam tahap kritis. Beri aku satu tahun lagi.
mengejarku tanpa henti di kampus, satu-satunya yang bi
i puncak program arsitektur kami. Dia brilian, penu
dang semalaman di studio, tangannya dengan lembut men
aku nyaris tidak bisa berdiri. Dia tinggal di samping tempat tidur
u, suaranya bergetar dengan kerentana
knya, keningnya menempel di keningku. "Aku
eninggal di rumah sakit yang sama. Keta
enjadi pria yang diinginkan semua orang. Aku membangun karierku sendiri, tetapi aku s
i, dia punya
ini hanya untukku, adalah sebuah
. Aku menatap namanya di layar, tanga hangat, nada penuh kasih y
gar suara samar bayi menangis, lal
inya melalui pintu yang terbuka. Dia memegang ponse
an," jawabku, suaraku sendi
atanya dengan lancar. "Aku akan
ntangnya. Setetes air mata akhirnya jatuh dan mengalir di pipiku, panas di kulitku yang dingin. Semua pe
bisa aku s
, memaksakan suaraku agar tetap stabi
n berat badannya, senyumnya goyah sejenak. "Aku ma
id
ki kecil itu, Leo, berjalan terhu
pekik
membungkam anak itu sambil menjaga suaranya tetap rendah dan
. Dia menutu
an membisikkan sesuatu yang membuat anak itu terkikik. Dia
nyisakan kehampaan yang kosong dan menyakitkan. Ber
bergerak sendiri. Aku tidak menelepon Ayla
a. Program bergengsi selama enam bulan yang telah kuterima tetapi kutunda demi
" kataku, suaraku terdengar sangat t

GOOGLE PLAY