Bima telah mengatur semuanya. Mereka merawatku, mengubah wajahku yang berduk
t dengan sempurna. Matanya berbinar ketika melih
pak memuk
ingin dan acuh tak acuh dan me
dua tahun hidupku untuk merancangnya. Kami masuk disambut riuh tep
g wanita yang kukenal saat kami lewat
ahui aku memiliki apa yang diinginkan setiap wanita. Malam ini, aku tahu permu
ta yang palsu. Dia memberikan hadiahnya, sebuah kotak berat dari pembuat perhiasan terkenal
mungkin, dia menginga
ata, tetapi aku terpotong saa
ndur, menahan di
iak suara s
a menempel di kaki Bima, wajahnya terkub
a, menunjukku dengan jari menuduh. "Apa kamu
ening. Semua mata
uh. Anak itu sangat mirip Bima, k
kitar ruangan. "Apakah itu...
upertahankan dengan susah payah, hancur di depan umu
rkendali. Dia berlutut, suaranya sabar. "A
t anak itu menan
ya adalah gambaran kesusahan seorang ibu. "Oh, saya
pi dia menempel pada Bima, wajah kecilny
cantik secara langsung, penampilannya sebagai ibu yang bingung dan m
di ruangan yang sunyi. Dia menatapku, matanya dipenuhi kebencian murni
tertegun dala
yu cendana, versi mini dari yang kudapatkan setelah berziarah selama seminggu ke se
rikan hadiahku
rkejutanku. Aku melangkah maju, tanganku terulur
a, ja
ngku, dengan keras. Wajahnya berkerut panik yang belum pernah
arpet tebal. Aku jatuh ke belakang,
ajam meja kaca dengan buny
embakar. Pecahan dari gelas anggur yang pecah mengiris lenga
tidak menatapku. Dia sedang sibuk den
mnya, suaranya sarat perhatian. Dia menggendong anak itu dan mener
urni yang penuh kemenangan di matanya. Itu adalah tata
ia meninggalkanku berdarah di lantai ru
, tetapi kram baru yang lebih dalam dan
u semakin keras, berubah me
mencoba merebut
. Betapa tidak tahu malunya,
ng baik, melindungi p
erangan fisik, masing-
brutal. Aku melihat ke bawah. Warna biru malam gaunku tern
yi
n itu miring, lampu-lampu kabur menjadi

GOOGLE PLAY