eria bergema di koridor steril. Hamil. Enam minggu. Aku meletakkan tangan
a sekarang? Kenapa harus memilih saat ini u
dor panjang, sebuah siluet y
edang terisak di dadanya. Dia menggumamkan kata-kata penghiburan, ekspresinya d
berdebar kencang. Aku tidak bisa mendengar kata-kata m
terdengar di sepanjang lorong
remehkan. Itu adalah pernyataan ceroboh yang mengungkapka
a, suaranya diwarnai ambisi putus asa. "Kapan kamu bisa
nada baja dalam suaranya. "Alana ada
ku ter
lebih lembut sekarang, diwarnai dengan apa yang terdengar seperti rasa
ngan anggukan enggan. Dia menariknya ke
n, Rania," katanya, suaranya sarat emosi
p, mata Rania melirik ke arahku. Untuk sepersekian detik, tatapan kami bertemu. Tidak
u aku ada di sana
ata yang kutahan mengalir deras di wajahku, panas dan tak terbeah melepaskan keluarga lainnya. Lalu apa artinya aku? Seorang pengganti? Simbo
an duka, sampai maut memisahkan." Dia mengucapkannya
ni, hal yang beracun dan retak ini, adalah
, aku kembali ke meja depan dan
enelepon p
dingin dan mantap. "Aku mau semuanya
parkir rumah sakit ketika ponselku ber
ulang tah
ekacauan dan rasa sakit, ulan
, suaranya diwarnai penyesalan yang terlatih. "Ad
birku. "Oke," kataku, dua kata i
udah mengatur sebuah pesta gala untukmu malam ini. Untuk merayakan ulang tahunmu
ngku, suar
tku menangis bahagia. Sekarang, itu hanyalah
anya lagi. Aku menutup telepon
ng dalam dan dingin. Dia tidak tahu apa yang akan datang. Dia merasakan kegelisahan, perasaan
tahu itu s

GOOGLE PLAY