sendirian, mencoba mengusir kegelisahan yang terus mengintai. Setiap suara langkah di lantai atas membuatnya teringat malam
ir kopi panas. Laras menatapnya sebentar, menahan detak jantung yang meni
rsuara. Nada suaranya tidak lembut, tetapi juga buk
ya hati-hati, mencoba
. Aku tidak ingin malam-malam itu hanya menjadi kenangan yang hilang.
ar, dengan pandangan orang lain yang bisa menilai setiap gerak-gerik mereka. "Aku j
peduli. Laras, aku ingin jujur. Aku ingin kamu tahu bahwa aku memikirkanm
irinya. Ia ingin menatap Rizqan lebih lama, ingin merasakan ketenangan yang selalu i
mekar setelah hujan semalam. Ia mencoba menenangkan pikirannya, tapi setiap langkah terasa be
n yang selalu mengikutinya. "Aku ik
k air dari kolam kecil yang terdengar. Tanpa sadar, mereka berhenti di bawah pohon bes
ningan. "Aku hanya ingin kamu tahu, aku bersedia menunggu. Aku tidak ing
Ia ingin lari, ingin menghapus semua rasa ini, tapi hatinya menolak. "Aku... a
Laras. "Aku juga takut, Laras. Tapi aku percaya, kita bisa
tampak lebih sering menatap Laras, seolah ada yang berbeda. Laras mulai me
ang berkelap-kelip. Rizqan duduk di sampingnya, jarak mereka hanya b
t kehilanganmu. Bahkan jika kita tidak bisa bersama, aku tidak ingin kamu tersakiti
erasa bersalah. Ia menunduk, berusaha menenangkan diri. "Rizqan... aku... aku takut. A
u berhak bahagia lagi. Aku tidak ingin menggantikan siapa pun. Aku hanya ingin
tu terasa aneh dan menegangkan. Ia melihat Rizqan bekerja, memperhatikan keluarga, menunjukkan sisi lembut d
an teh di dapur, Rizqan masuk dengan w
g tamu, tersenyum hangat tapi ada ketegangan di matanya. "Ha
u menunduk sebentar. Laras merasakan hati berdegup kencang. Ad
gkin terdengar aneh... tapi aku ingin bicara tentang Rizqan. Aku... a
erasa tenang ini mungkin akan diuji. Rizqan hanya berdiri di samping, wajahnya
mengganggu kalian. Aku hanya ingin kejujuran. Jika ada perasaan di ant
percayai. Rizqan menggenggam tangannya, memberi kekuatan tanpa kata.
ar rahasia kecil. Ada risiko, ada pertaruhan hati, dan ada kemungkinan perasaan orang lain yang harus ia hargai. Tapi ada juga rasa
dan perasaan mereka sendiri yang semakin kuat. Mereka belajar menyeimbangkan rasa bersalah, ker
mereka waktu untuk berpikir, merasakan, dan memahami bahwa hubungan ini tidak akan m
dar, meski penuh ketidakpastian, langkah pertama mereka menuju masa depan yang baru te
lam. Laras berdiri di balkon, menatap halaman yang basah, mencoba meredakan rasa gelisah yang menghantui hatinya. Hari-hari terakhir terasa semak
lahan. Setiap senyum Rizqan, setiap perhatian kecil yang ia tunjukkan, membuat hati Laras bergetar, namun se
iri agar pikirannya tidak terlalu kalut. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat
an, suaranya tenang tapi
debar. Ada sesuatu yang berbeda hari ini, sesuatu yang membuatn
ra. "Aku perlu jujur padamu, Laras. Ada
etak cepat. "Apa maksudmu?" tanyanya, m
Laras tak berani menatap lama-lama. "Ada masalah dengan keluargaku...
ai tumbuh ini tidak akan mudah. Namun, ia tidak bisa menghindar. I
tatan yang selama ini ia simpan. "Ini tentang warisan keluarga, hutang, dan beberapa urusan bisnis. Aku
Rizqan yang sebelumnya tidak pernah ia kenal-dunia yang penuh tanggung
Laras, suara lembut tapi tegas. "Aku hanya ingin..
hanya ingin kau tahu bahwa hidupku tidak sederhana. T
an katakan, semua tanggung jawab yang harus ia hadapi jika benar-benar membuka hatinya. Namun di sis
Dania, datang berkunjung. Wanita itu membawa aura percaya diri dan kesan elegan yang suli
ya lembut namun ada nada terselubung yang membuat Laras m
coba menenangkan diri. "Se
gan gerakan anggun. "Aku hanya ingin mengatakan satu hal... Rizqan sangat
nasi antara cemas dan ingin melindungi perasaannya sendiri. Ia tahu, kehadiran Dania
menjaga sopan santun. Namun, Laras merasakan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. Hatinya mulai mempertanyakan apak
favoritnya untuk menenangkan pikiran. Di sana, ia bertemu seorang pria mud
ku sering melihatmu di ta
rsenyum sopan. "Iya, saya Lara
luarga Rizqan. Tapi aku dengar banyak tentangmu, dan aku in
t. Ada orang-orang baru, perhatian yang berbeda, dan tekanan yang membuatnya merasa seperti berada
a yang berkelap-kelip. Rizqan berdiri di sampingnya, dia
kalau semuanya menjadi terlalu rumit, terlalu banyak orang yan
kita tidak bisa membiarkan ketakutan menghentikan kita. Aku memilih
ko, ada tekanan dari orang lain, dan ada dilema moral yang terus menghantui. Tapi untuk pertama kalinya sejak lama,
yaan, kehadiran Dania yang kadang menimbulkan canggung, dan perasaan Laras sendiri yang terus diuji. Mereka belaja
Ia tahu, perjalanan mereka baru dimulai. Ada banyak hal yang harus dihadapi-rahasia, godaan, dan konflik batin yang
n tekad. Ia tahu, perjalanan ini tidak mudah. Tapi ia siap, selama Laras mau melangkah bersa
izqan yang hangat di tangannya. Ia sadar, meski penuh ketidakpastian, langkah pertama m

GOOGLE PLAY