/0/30074/coverbig.jpg?v=9fac1a3d11484b216bf6545a6409612c)
ratama. Selama lima tahun, kakak-kakakku akhirnya
di depan penghulu-kembali dengan cerita kanker
t dia mencoba meracuniku dengan laba-lab
k pestanya, kakak-kakakku m
ganti tak berharga, pa
atku dengan tali dan membiarkanku t
kan kematianku, dan menghilang. Mereka menginginka
a
dang Bina
anita yang digandengnya di setiap acara mewah, yang namanya selalu disebut dalam satu tarikan napas dengan namanya. Dan dalam lima
penuhnya. Akuisisi besar yang tidak bisa ditunda. Perjalanan ke Singapura yang tidak bisa dia lewatkan. Pernikahan kami, yang sesungguhnya, d
yang rendah dan memabukkan membuatku percaya apa saja. "Aku hanya perlu
an kecil dari diriku yang putus asa dan kelaparan seumur hidup akhirnya diberi makan. Ku
ederhana ke jari Hapsari. Hapsari yang sama, yang meninggalkannya di depan penghulu lima tahun lalu, kabur dengan
ecap dokumen itu. Adipati bahkan tidak melirik ke lu
u, tampak berseri-seri. Kau tidak akan pernah tahu dia sedang sekarat. Setidaknya, itulah ceritanya. Kanker pankr
gan gaun merah marunnya. Itu adalah bendera kemenangan. Dia melambaikannya, bukan kepada
alsu. "Aku sangat menyesal. Aku sangat menyesal atas apa
g perlahan merekah di wajahnya. "Tapi katakan padaku, Adipati," katanya, suaranya terbawa angin di sore yang sepi
mudar menjadi dengungan samar. Aku menatap Adipati, Adipatiku, pria yang telah memelukku melewati mala
dak menjawab. Satu detik.
ang dingin, berat dan kental seperti seme
ng. "Mencintaimu?" dia mengulangi pertanyaan Hapsari, tetapi
di bibirnya adalah sebuah pen
ak kupercayai. Aku bukan Binar. Aku hanyalah bukan Hapsari. Sebuah
nnya di leher Adipati dan menciumnya, ciuman yang dalam dan posesif yang menegaskan klaimnya. Adipati bala
anganku membekap mulut untuk menahan isak tangis
tu. Semua
ntu-pintunya terbuka, dan ketiga kakak laki-lakiku-Darma
yang tertua, berseru sambil mengangkat se
memeluknya bersama-sama, suara mereka
kamu baik-
tidak bangun da
ita pu
rnya mulai memperlakukanku dengan kehangatan yang ku dambakan seumur hidupku. Mer
psari, sang pahlawan yang menang, ke dalam mobil. Adipnting tertutup,
ri yang terlupakan dari kehidupan yang t
i kaca dingin jendela kedai kopi. Rasa perih akibat ben
ang ditemuinya. Aku yang pendiam, cadangan yang terlupakan. Dia mendapat pujian; aku mendapat baju bekasnya. Dia mendapat peran utama dalam drama sekolah; aku di paduan suara. Dia
Keluarga Wiratama murka. Kakak-kakakku, yang memujanya, bersumpah mereka tidak lagi punya adik bernama Haps
nama Hapsari, tangannya menangkup wajahku, napasnya berbau alkohol dan kesedihan. "Kenapa kau tingga
ya itu, dia memberiku tawaran. "Nikahi aku, Binar," bisiknya, sua
Aku tahu aku adalah pengganti. Tapi kupikir, kuberdoa
ku bil
erkeliling dunia. Dia memelukku dan mengatakan aku cantik. Kakak-kakakku, Darma, Bima, dan Kresna, menjadi kakak laki-laki yang selalu kuimpikan
upku, aku percaya aku dicintai.
gu yang lalu,
rlindungan-semuanya kembali padanya seperti karet gelang,
isak tangis. Air mata mengalir di wajahku, panas dan sia-sia. Seorang pria yang sedang be
entara. Produk di rak, disimpan dalam kondi
ak
rcikan di tengah kege
an menjadi p
sa seperti timah, tapi aku memaksanya untuk bergerak. Aku tidak akan kembali ke
angan, sebuah gerakan yang sia-sia. Air
acuh. "Aku tidak akan menerima sisa-sisa kasih s
aku. Rasa sakit yang begitu hebat hingga terasa fisik.
menegak
mpai sebuah taksi hitam yang ramping berhenti
bak?" tanya
lam portofolio orang-orang super kaya, firma yang pernah digunakan nenekku. Dana perwalian ya
al Realty di Sudirman,
ewah di seberang seorang pria bernama Pak Abernathy. S
ya lembut, "ada yan
di paru-paruku. Aku menatap matanya, bayangank
rdengar sangat mantap. "Yang paling terpencil, tidak

GOOGLE PLAY